❐⛓11. Wajah Palsu (1)

583 99 35
                                    

Akira's Note: Sesuai janji, karena syarat vomentnya cuman terpenuhi setengah, updatenya juga setengah bab aja ygy. Biar mata kalian gak kelelahan baca bab yng panjang. 🌝

 Next bab, update sesuka hatiku.

•••

Aku tidak bermaksud untuk mencelakai putri Selena! Apalagi mencelakai Pangeran Stefan! Ini salah paham!"

Percuma mengelak, jika semua kebencian terarah kepada Sena. Tak ada satu pun orang yang percaya kepada Sena. Mereka memihak Selena, dan mendengarkan ucapan Selena dengan saksama, tanpa mendengar suara Sena sedikit pun.

Sena yang kebingungan bahkan tak bisa menghindar, ketika tangannya diborgol dan sihirnya tidak berfungsi. Semua pengawal mendorong Sena untuk berjalan, menjauhi sekolah. Sementara para penyihir langsung menentang para pengawal.

"Beraninya kalian membawa Nona Sena dengan borgol tanpa sihir! Kalian semua ingin bermusuhan dengan para penyihir hah?!" tanya salah satu penyihir.

Para pengawal tak takut ancaman para penyihir. Mereka mengarahkan belati tajam ke leher Sena, lalu berkata, "Jika kalian menggunakan sihir, kami tak akan segan-segan menyakiti penjahat ini."

"Padahal kerajaan sudah berdamai dengan kalian, supaya kalian tidak mengganggu siapa pun. Tapi Nona kalian ini mengingkari janji, dengan melukai pangeran Stefan."

"Karena niat jahatnya, kami terpaksa memborgol dan membatasi sihirnya," jelas salah satu pengawal.

Para penyihir berusaha menghentikan para pengawal tanpa menggunakan sihir mereka. Namun, para pengawal terlalu kuat, dan mendorong mereka semua agar tak berdekatan dengan Sena lagi. "Menyingkir. Kalian bisa menemuinya, jika dia terbukti tak bersalah!"

Pada akhirnya, Sena terdiam tanpa suara. Lagi-lagi, dia tak bisa menang di situasi seperti ini. Lagi-lagi, Sena menjadi korban ketidak berdayaan hidupnya. Padahal, Sena berharap dirinya bisa tumbuh kuat. Namun, kenyataannya? Meskipun memiliki sihir yang kuat, tapi Sena tak mendapatkan dukungan apalagi bantuan. Dia sendiri. Itu kenyataan yang Sena kembali hadapi.

•••

Sena terdiam, ketika para pengawal menjebloskannya ke dalam penjara. Penyihir itu hanya terdiam, sembari melihat telapak tangannya sendiri. Sena memang sadar, jika cahaya itu berasal dari tangannya. Namun, Sena benar-benar tak pernah menyangka jika sihirnya bisa salah sasaran dan menyerang Stefan.

"Aku memang bersalah," gumam Sena, sebelum akhirnya menggigiti bibirnya sendiri.

Sena menyesali perbuatannya yang tak dia sengaja. Gadis itu menundukkan kepala, dan merenungkan kesalahannya sendiri. Sementara di tempat lain, ada para tahanan wanita yang memojokan diri di ujung sel tahanan. Tubuh mereka bergetar, ketika melihat seorang penyihir berambut pendek, masuk dengan kepala menunduk.

"Jangan dekati dia! Dia itu penyihir!"

"Bisa hangus kita dibakar dengan sihirnya, atau dikutuk menjadi batu!"

"Dia sangat menyeramkan! Jangan ada yang berani mendekati dia!"

Beberapa tahanan takut mendekat dengan Sena, sementara tahanan lain langsung berjalan ke arah Sena. Tanpa permisi, dia mendaratkan satu tamparan di pipi Sena, sampai akhirnya penyihir itu berbalik ke arah lain. "Tak ada yang perlu ditakutkan, dari seorang penyihir yang tak bisa menggunakan sihir."

"Lihatlah, kedua tangannya diborgol. Mau kita menyiksanya, sampai dia m*tu pun, dia tak akan melawan."

"Apa kalian ingin aku membuktikan ucapanku?" tanya tahanan itu.

Semua orang tersenyum dan mengangguk bersemangat. Lalu setelah itu, sebuah tamparan jatuh ke pipi Sena lagi. Para tahanan lain ikut mendekat dan menyiksa Sena secara bersamaan. Mereka penasaran, dengan kemampuan penyihir tanpa sihirnya. Oleh karena itu, mereka tak segan-segan menjahati Sena, atau bahkan memukuli penyihir itu.

Sena sudah terbiasa mendapatkan bulian. Jadi, hal seperti ini bukan masalah besar baginya. Di dalam pikiran Sena, hanya ada sebuah penyesalan karena sudah menyakiti Stefan tanpa sebab. Oleh karena itu, setiap pukulan yang diterima, Sena anggap sebagai balasan dari perbuatannya.

"Matahari!"

Ketika Sena sedang sibuk ditampar dan dipukul, suara Jayden tiba-tiba datang menghampirinya. Pangeran itu tak masuk ke dalam sel tahanan, tetapi dia memerintahkan para tahanan untuk tidak menyentuh Sena sedikit pun.

Setelah itu Jayden berkata, "Tunggulah sebentar lagi. Aku akan mencari cara supaya kau bebas dari tempat ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang