Sena tersenyum, sembari mengusap-usap pipi kuda. Setelah itu, Jayden berencana pulang bersama Sena dengan menaiki kuda. Namun, sebelum itu terjadi, Jayden memberitahu Stefan, "Tampaknya kuda sewaanku hanya bisa menahan berat untuk dua orang saja. Jadi, maafkan aku, tapi kau tak bisa mengikuti kami berdua."
"Tapi, tenang saja.... Nanti aku akan memberitahu pengawal kerajaan untuk menjemputmu di sini," kata Jayden dengan senyuman lebar.
Dilihat dari senyuman Jayden, Stefan tahu jika Jayden sebenarnya memang ingin lebih dulu sampai di istana untuk membuktikan diri. Pemuda itu tak ingin kalah dari Stefan, oleh karena itu dia melakukan segala cara untuk menjatuhkan Stefan.
Namun, bukannya merasa tersaingi, Stefan sekarang malah tersenyum tipis. Dia menepuk-nepuk bahu Jayden, lalu berpesan, "Berhati-hatilah. Tanaman liar di tengah jalan, biasanya lebih aktif di malam hari."
Jayden tersenyum, sembari menghempaskan tangan Stefan dari bahunya. Dia menatap tajam ke arah Stefan, lalu berkata, "Tanpa kau beritahu, aku juga tahu, Pangeran Kedua. Lebih baik, kau jaga dirimu baik-baik di tengah hutan ini."
"Kau mungkin hanya bisa mengandalkan cahaya rembulan yang tertutup kabut hitam," peringat Jayden.
Stefan tak terlalu mempedulikan ucapan Jayden. Sementara Sena sendiri langsung naik ke kuda dengan senyuman lebar. Penyihir itu tak sabar untuk membantu Jayden mengobati rakyatnya.
"Jika kau lapar, kita bisa makan dulu, Kuda," ucap Sena pada kuda yang dia tumpangi.
Stefan berjalan ke arah Sena. Pemuda itu menepis rasa malunya, kemudian memanggil, "Sena."
Sena melirik ke arah Stefan, tanpa menyahut sedikit pun. Begitu pula dengan Jayden yang menatap sinis ke arah Stefan. Jayden menyilangkan tangan di depan dada, dia meremehkan apa yang ingin Stefan katakan pada Sena.
Stefan berkata, "Maafkan aku. Aku sudah berlebihan."
Sena terdiam, sembari memegangi erat tali kuda. Dia bingung, harus menjawab apa. Sementara Jayden sendiri berjalan ke arah Sena, sembari bertanya kepada Stefan, "Minta maaf untuk apa? Kesalahanmu sangat banyak, sampai Sena pun tak tahu kau ingin meminta maaf untuk yang mana?"
Stefan mendongak ke arah Sena, tanpa dosa dia berkata di depan Jayden, "Maaf karena aku sudah menciummu tanpa izin. Lain kali, aku akan meminta izin sebelum melakukannya."
Ucapan Stefan terdengar tepat di telinga Jayden. Padahal Stefan meminta maaf dengan nada yang tenang, tanpa permusuhan sedikit pun. Namun, amarah Jayden langsung terpancing dalam hitungan detik. Jayden mengepalkan kedua tangannya. Dia tanpa sadar menarik kerah bahu Stefan, lalu mengungkap, "Seharusnya dari awal aku tak hanya melukai kakimu saja, tapi langsung melenyapkanmu saja, S*alan! Berani sekali kau menodai Sena!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...