"Jangan berani menyentuh atau melukai Sena sedikit pun. Apalagi mengusirnya tanpa izinku. Kau tak punya hak untuk melakukannya."
Ancaman yang diberikan Stefan, membuat Hiro mengernyitkan kening. Pangeran itu berdeham beberapa kali, kemudian bertanya, "Kenapa aku tidak boleh menyakiti orang yang sudah melukaimu seperti ini? Apa kau mulai tertarik atau menyukainya?"
"Aku dengar, penyihir itu mati-matian mengejarmu meskipun kau menolaknya mentah-mentah."
"Sekarang aku jadi penasaran dengan rupa penyihir itu. Secantik apa dia, sampai hati adikku tergoda dan tak membiarkanku menyentuhnya sedikit saja."
Stefan memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia memperingati, "Aku tak mungkin menyukai, apalagi tergoda oleh penyihir jahat itu."
"Aku memintamu untuk tidak menyakitinya, karena hanya aku sendiri yang ingin membalas dendamku padanya. Jadi, kau tak perlu ikut campur dan segera pergi untuk meneruskan belajarmu itu," jelas Stefan.
Ucapan Stefan membuat Hiro akhirnya mengangguk mengerti. Pangeran itu melirik ke arah Selena, lalu menggenggam erat tangan Selena. Setelah itu, Hiro mengajak, "Selena, kau tak perlu mengkhawatirkan Stefan lagi."
"Dia terluka, karena ini memang tugasnya untuk melindungimu. Sekarang, mari kita pergi untuk mengobrol sebentar. Stefan sudah mengatakan bukan? Jika dia sendiri ingin menghabisi penyihir itu."
"Jadi lebih baik kita tidak ikut campur dengan urusannya."
Setelah itu, Hiro meninggalkan Stefan sendiri dengan kegelapannya. Meskipun Selena berulang kali ragu melangkah, tetapi Hiro mempercayakan semuanya pada Stefan seorang diri. Sampai akhirnya Stefan terdiam, dan mulai berpikir.
"Selama ini, Sena memang berusaha untuk menyakiti Selena. Tetapi, sinar yang dia tujukan kepada Selena, tampak dilempar secara asal karena kaget."
"Sepertinya ada orang yang sengaja memancing Sena untuk mengeluarkan sihirnya. Tapi, apa itu mungkin?"
•••
Jayden berlari dan membawa Sena ke tempat tersembunyi. Selain Jayden, ternyata para penyihir juga ikut membantu Jayden untuk menghambat para pengawal. Hingga akhirnya Sena terbebas dari sel tahanan, dan penyihir itu bersembunyi di balik sebuah batu besar.
Dengan napas terengah-engah, Sena menggerutu, "Apa-apaan kau ini?! Kau menarikku untuk berlari di tengah malam yang sangat dingin ini?"
"Padahal aku ingin merenung di ruang tahanan, dibanding harus susah payah melarikan diri seperti ini," jelas Sena.
Jayden tersenyum kecut, lalu mengambil kotak obat yang sudah diberikan penyihir. Tanpa izin, dia menyibak poni rambut Sena, kemudian membersihkan luka pada wajahnya. "Merenung sembari disiksa? Sadarlah! Sekarang kekuatanmu diborgol, dan kau tak memiliki sihir untuk melindungi dirimu sendiri!"
"Kenapa kau begitu keras kepala, membiarkan dirimu terluka?" tanya Jayden.
Sena memalingkan wajahnya ke arah lain. Bahkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh tekanan pada lukanya, tak Sena rasakan. Penyihir itu hanya bisa merutuki kesalahan, dan ketidakmampuannya dalam menjaga sihir milik Sena. "Aku pantas mendapatkan luka ini, setelah melukai orang lain."
Jayden tersenyum kecut. Dia berkata, "Bahkan seorang penyihir pun, bisa menyesali tindakannya?"
Sena menundukkan kepala, dan membalas, "Entahlah. Aku juga tak tahu. Melihat Stefan terluka karena sihirku, aku tiba-tiba merasa bersalah dan tak enak hati."
Ucapan Sena membuat Jayden menurunkan kapas di tangannya. Pangeran itu menundukkan kepala, lalu bertanya, "Jadi, kau masih mencintai b*jingan itu?"
Sena langsung mengernyitkan kening, dengan kepala menggeleng. Dia jelas mengelak, "Tentu saja tidak! Aku tak mungkin mencintainya! Ini karena tubu---"
Belum sempat Sena mengakhiri ucapannya, penyihir itu langsung menutup mulut dengan tangannya. Dia meneguk ludanya sendiri, apalagi ketika Jayden mendekat dan menangkup wajahnya untuk mendongak ke arah mata Jayden. "Baguslah," ucap Jayden.
"Mungkin ini permintaan yang sedikit egois, tetapi Sena... aku ingin kau hanya melihat ke arahku, dan tak mempedulikan Stefan lagi."
"Jika kau mau menjadi pendampingku, akan kuserahkan semua yang kumiliki untukmu," jelas Jayden.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...