"Siapa orang yang membuatmu disalahkan?" tanya Jayden.
Entah dari mana Jayden berasal, tetapi kedatangannya membuat Sena tersentak kaget. Apalagi dengan pertanyaan yang Jayden ajukan padanya. Mungkin kah, Jayden mendengar apa yang Sena gumamkan sedari tadi?
Langsung saja, Sena menggelengkan kepala dan mengungkap, "Tidak, tidak, tidak ada orang yang membuatku disalahkan. Ini hanya perkiraanku saja."
Ucapan Sena membuat Jayden menyentuh bahunya. Pemuda itu memberitahu, "Tak perlu ragu untuk mengatakan apa yang menjadi beban pikiranmu padaku. Aku ada di sini, untuk mendengar keluar kesahmu."
Penawaran yang diberikan Jayden malah membuat Sena mengernyitkan kening. Sena bertanya, "Kau sendiri, kenapa bisa ada di mansion penyihir ini? Apa para pengawal masih mengejar dan berniat menangkapmu?"
Jayden menjawab, "Ya, sepertinya begitu. Oleh karena itu, para penyihir memutuskan untuk membiarkanku tinggal di sini untuk beberapa hari."
Sena merasakan bola matanya berkaca-kaca. Dia segera menghapus air matanya, lalu memberitahu, "Seharusnya kau tak ikut campur masalahku. Jika saja kau tak berusaha untuk membebaskanku dari penjara, mungkin kau tak akan seperti ini."
Jayden membalas dengan senyuman tipis, "Tapi aku tak menyesal setelah membantumu. Kau tak bersalah, dan tak pantas dihukum."
Sena terdiam tanpa suara. Bahkan, dirinya sendiri ragu, jika dirinya bukan orang yang sudah membuat Stefan buta. Namun, Jayden tanpa ragu membela Sena. Hal itu membuat Sena tersenyum miris, kemudian bertanya, "Dari mana kau bisa menarik kesimpulan, jika aku tak bersalah?"
Jayden menjawab, "Dari penyesalan dan raut wajah yang kau buat. Jika seorang penyihir telah menggunakan sihirnya untuk menyakiti musuh, dia pasti akan menyombongkan diri dan tertawa lebar dengan penuh kuasa."
"Sementara kau? Kau pasti tak berniat untuk melakukan kejahatan, bukan?" tebak Jayden.
Ucapan Jayden membuat Sena tersenyum. Dia hanya bisa bergumam di dalam hati, mengatakan kepada Jayden jika dirinya memang bukan penyihir dan bukan pemilik tubuh asli ini. Untuk membalas perasaan Jayden saja, Sena tak tahu cara mengendalikan tubuh Sena ini.
Ketika memikirkan tentang perasaan Jayden, Sena teringat pada cincin yang Jayden berikan. Terlalu banyak masalah yang menimpa Sena, sampai Sena tak sadar telah menghilangkan cincin pemberian Jayden.
Sena mulai panik, sementara Jayden sendiri tersenyum, dan mengusap lembut rambut Sena. Jayden berkata, "Tak perlu cemas, memikirkanku saat ini. Urus saja masalahmu dulu."
Sena meneguk ludahnya sendiri. Dia tak bisa membiarkan Jayden berharap lebih kepadanya. Namun, Sena juga tak bisa memberitahu identitas aslinya pada Jayden. Karena Jayden pasti kebingungan dan tak mempercayai ucapannya. Oleh karena itu, Sena jadi semakin bingung, memilih jalan keluar untuk melewati cobaan ini.
"Jayden," panggil Sena.
Jayden menyahut, "Hm?"
"Se... se... se... itu... aku... aku... aku sebenarnya, sebenarnya tak bisa membalas perasaanmu, karena aku tidak menyukaimu juga. Jadi, kumohon... berhenti membantuku apalagi sampai melibatkan diri pada masalahku," jelas Sena.
Sena menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia tak ingin egois, oleh karena itu Sena mengungkap, "Hargai dan lindungi dirimu sendiri. Jangan pedulikan aku."
Jayden malah menggenggam erat tangan Sena. Setelah itu, dia mencium punggung tangan Sena baru kemudian mengaku, "Aku tahu kau mungkin masih menyimpan rasa pada Stefan, tapi aku tak bisa menghentikkan perasan ini begitu saja."
"Lagi pula, aku membantumu karena aku mau. Dulu, kau sudah membantuku lepas dari kutukan Selena, dan sekarang? Aku yang akan membantumu," jelas Jayden.
•••
Entah harus berapa kali, Sena mengatakan kepada Jayden untuk berhenti membantunya. Namun, Jayden menulikan indera pendengarannya. Pangeran ketiga itu bahkan membantu Sena mencari jalan pintas ke istana, sekaligus membimbing Sena pergi ke kamar Stefan.
"Pergilah, masuk ke kamarnya. Biar aku yang berjaga di depan pintu kamar," jelas Jayden, ketika melihat suasana depan kamar Stefan sepi.
Sena menarik dan mengeluarkan napas panjang. Sejujurnya dia tak mau menyusahkan Jayden lagi. Apalagi, jika Jayden ditangkap para pengawal, mungkin saja Jayden akan mendapatkan hukuman. "Kau pergi saja, terima kasih sudah membantuku ke sini, sekaligus mengelabui para penyihir di mansion."
"Jika mereka tahu, aku pergi tanpa sepengetahuan mereka, sudah pasti mereka tak akan mengizinkanku pergi ke sini," jelas Sena.
Jayden menolak, "Aku akan menunggumu di sini."
"Jayden, kau tak perlu menungguku," jelas Sena.
"Aku perlu melakukannya. Bagaimana jika di dalam nanti, kau kembali jatuh cinta pada Stefan? Tak baik, gadis dan pemuda berada di satu kamar," jelas Jayden dengan mata menyipit.
Sena merotasikan mata, sembari membatin, "Tapi aku bukan gadis."
"Aku takut, pemuda itu melakukan hal macam-macam padamu," jelas Jayden.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanficSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...