"Gawat! Ada masalah!"
Sena mengernyitkan kening, dia membantu salah satu penyihir yang berlari dengan kaki terluka. Baru kemudian bertanya, "Ada masalah apa?"
Penyihir yang ditanya menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia mengusap air mata di matanya, sebelum berkata, "Pangeran Hiro memutuskan untuk melingkari batas mansion penyihir dengan segel sihir! Itu berarti, kita tak bisa keluar dari mansion sesuka hati."
Ucapan penyihir itu membuat Jayden menundukkan kepala. Dia mengurut keningnya sendiri, baru kemudian menebak, "Sepertinya ini karena aku kabur ke tempat ini. Maafkan aku, seharusnya aku---"
Penyihir itu langsung menggelengkan kepala. "Tidak! Ini bukan salah Anda, Pangeran. Sebenarnya, aku mendengar ada rumor jika para rakyat terkena wabah aneh yang membuat mereka terkena penyakit demam, sekaligus menggigil dengan tubuh membiru."
"Ketika tabib memeriksanya, ternyata ini bukan sembarang penyakit. Tapi penyakit asing, yang terjadi karena ramuan sihir penyihir di mansion kita!"
"Karena penyakit ini, rakyat menuduh para penyihir sebagai pelakunya. Apalagi setelah Nona Sena tak sengaja melukai pangeran Stefan, mereka semua semakin menyudutkan kita."
Sena meneguk ludahnya sendiri. Dia melihat ke telapak tangannya sendiri, lalu bertanya, "Apa penyakit ini adalah ulah dari tanganku sendiri?"
Salah satu penyihir langsung menepuk bahu Sena. "Jangan salahkan diri Anda sendiri, Nona. Sepertinya ada seseorang yang sudah menjebak kita semua!"
"Sejahat apa pun para penyihir yang berada di mansion kita, tak ada salah satu penyihir pun yang akan menggunakan sihirnya untuk menebar penyakit tanpa sebab, itu pun pada rakyat," jelas penyihir itu.
Sena berkata, "Kalau begitu, apakah kalian tahu bagaimana cara mengobati para rakyat? Apa caranya masih sama seperti cara yang kulakukan untuk menolong Stefan?"
Para penyihir menganggukkan kepala. "Kita pasti punya ramuan penawarnya, tapi masalahnya... jika mansion kita dikelilingi pembatas sihir... maka kita tak akan bisa keluar dari batas sihir ini," jelas salah satu penyihir.
Setelah penyihir itu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba penyihir lain langsung menyambung, "Gawat! Ramuan penawarnya sudah habis. Kita kekurangan bunga matahari kristal untuk membuat ramuan baru! Apa di sini ada yang bisa menciptakan bunganya?"
Semua penyihir menggelengkan kepala. "Itu bunga langka yang sulit untuk didapatkan, apalagi ditiru. Kita bisa mendapatkannya di pegunungan hutan, tetapi untuk keluar dari tempat ini saja, kita tak bisa," jelas penyihir itu.
Jayden tersenyum, lalu menawarkan diri, "Aku di sini bukan penyihir, dan aku juga pasti bisa melewati batas penyihir itu. Kalian tenang saja, biar aku yang mencari bunga dan memberikan penawar itu kepada rakyat."
Ucapan Jayden membuat para penyihir tersenyum lebar. Mereka semua bersorak dan bertepuk tangan. Setelahnya salah satu dari penyihir berkata, "Kita diberkati dengan kehadiran Pangeran ketiga! Terima kasih, karena sudah mau membantu kami semua, Pangeran."
Sena ikut tersenyum kecil, mendengar Jayden mau membantu para penyihir. Dia merasakan beban di hatinya mulai menyusut sedikit demi sedikit. Namun, Sena tiba-tiba mengernyitkan kening, sembari mengurutnya beberapa menit. "Semakin lama tinggal di sini, aku jadi terbiasa hidup sebagai seorang penyihir. Aku bahkan lupa dengan misi yang harus aku jalani."
"Bagaimana ini? Aku tak mungkin menjauhkan Stefan dari Selena, jika aku tak bisa keluar dari tempat ini!" gerutu Sena.
Sena bergumam pada dirinya sendiri. Dia baru berhenti mengomel ketika salah satu penyihir memberitahu Jayden, "Pangeran ketiga! Anda tak bisa mencari penawar, atau bahkan keluar dari mansion ini begitu saja."
"Kenapa?" tanya Jayden.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...