Short Story By Mpiw

The Mafia [LK]

Call Me Mpiw!
LIZKOOK
Warning⚠️
Hanya karangan fiksi semata, tidak bermaksud untuk menjatuhkan dan menjelekkan pihak manapun! Dan seluruh adegan serta organisasi yang ada dalam cerita hanya sebagai pendukung cerita.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara pantofel yang bertubrukan langsung dengan lantai dibawah sana sukses menarik atensi orang orang berbadan kekar yang berjaga disana.

Hingga langkah kaki nyaring itu harus terhenti, diakibatkan oleh salah satu pria berbadan tinggi kekar menghentikannya.

"Maaf Nona, anda tidak bisa masuk begitu saja." Ucapnya.

Si pemilik langkah kaki nyaring itu menyeringai, lalu merogoh selembar kertas yang terlipat rapi yang semula ia simpan dibalik jaket kulit hitam yang dikenakannya.

"Adipati Mingyu, kau seolah tak tahu kebiasaan ku saja, aku berkunjung tentu saja dengan surat cinta untuk tuan mu itu..." Ujarnya dengan nada meremehkan, tak lupa menunjukan secarik kertas ditangannya pada sosok di hadapannya itu, ia Lalice Gliyanda, Agen khusus milik kepolisian pusat yang menangani kasus kejahatan sindikat Mafia.

Ada yang menarik dari sosok cantik dan pemberani seperti Lalice ini, yaitu disaat agen khusus selalu bertindak sembunyi-sembunyi dan hati hati saat menjalankan penyergapan nya. Lalice justru punya cara tersendiri untuk menyergap sindikat mafia yang melakukan banyak perdagangan ilegal itu. Yaitu dengan cara yang sangat berani dan terang terangan mendatangi kediaman sang mafia. Unik, namun keberaniannya memang patut diacungi jempol karena sudah banyak sindikat mafia yang berhasil ia jebloskan ke penjara, hanya saja untuk sindikat mafia yang kediamannya tengah ia datangi ini, cukup sulit, karena selain memiliki kekuasaan yang kuat, sindikat mafia yang kasusnya tengah ia pegang ini memiliki hubungan yang kuat dengan kepolisian di tanah air, katakanlah ada kerjasama antara mafia ini dengan pihak kepolisian, tetapi karena Lalice adalah sosok yang membenci perbuatan picik nan kotor, ia tetap bersikukuh untuk menjebloskan mafia terkuat ini ke penjara padahal sudah banyak peringatan yang ia dapat untuk melepaskan mafia yang satu ini, karena hasilnya akan sia sia jika ia menangkapnya, karena jika Lalice berhasil pun kemungkinan besar pihak kepolisian tak akan turut menanganinya karena seperti yang dikatakan tadi mafia yang satu ini memiliki hubungan erat dengan kepolisian tanah air, tidak seperti mafia mafia yang Lalice tangani sebelumnya, mereka hanya mafia kecil yang tidak memiliki koneksi dengan pihak kepolisian, jadi mereka bisa diproses oleh pihak kepolisian, tidak seperti Mafia kali ini.

Tapi dasarnya Lalice yang keras kepala dan tak mengenal kata menyerah, ia tetap pada keinginannya, menangkap mafia ini dan menghukumnya seberat mungkin, terserah pihak kepolisan atau bahkan ayahnya yang seorang pimpinan di kepolisian tak akan membantunya sekali pun, yang jelas jika ia berhasil menangkapnya ia akan memastikan untuk menghukum mafia satu ini.

Adipati Mingyu, sosok yang menghalangi langkah sang agen khusus ini adalah asisten pribadi sekaligus tangan kanan sang Mafia yang akan Lalice datangi. Sang Adipati tersenyum meremehkan, "Baiklah, silahkan masuk dan semoga...berhasil."

Karena Mingyu tahu, Agen khusus ini tak akan pernah berhasil menangkap tuan nya.

Lalice masih menyeringai, ia tak akan merasa digertak hanya dengan ucapan penuh ejekan dari orangnya si Mafia.

"Biar ku antar!"

Baik Mingyu maupun Lalice langsung menoleh kearah suara yang tiba tiba menyela obrolan diantara mereka.

"Itu bagus, tolong antar kan Nona polisi ini ke mansion dua untuk menemui tuan, Karena kebetulan aku tak bisa mengantar, aku harus ke perusahaan." Ujar Mingyu, pada sosok yang menyela obrolannya itu---dia, Heksa Wooyoung Anggara, tangan kanan sang Mafia sekaligus yang memegang kendali di Mansion dua---tempat barang barang ilegal termasuk Narkotika dan senjata api Ilegal berada, atau kantor kedua tempat sang Mafia bekerja, karena kantor pertama adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti(tempat yang akan dituju Mingyu).