Kak Shaka!

877 95 52
                                    

Call Me Mpiw!
Seungcheol x Lisa
Req by: BetariMulyaNurani , aku gak terlalu PD sama isi ceritanya, tapi semoga suka ya

Sedikit info buat kalian, khusus cerita Lizkook di book ini aku kasih  tulisan [LK] di setiap judulnya biar kalian gak kebingungan.




Sebuah kotak bekal berwarna kuning menyambut kedatangan Shaka Nugraha, sang ketua ekskul futsal yang fenomenal, tampan, tegas, berprestasi di bidangnya, juga dingin dan tak berperasaan.

"Kak, ini bekal buat kakak hari ini, menunya nasi goreng telur mata sapi!" Sang empu yang menyodorkan kotak bekal pada Shaka baru saja menjelaskan isi menu pada pagi ini.

Dari kalimatnya, dapat dipastikan jika sosok itu bukan sekali ini saja memberi Shaka sebuah bekal.

Sedangkan Shaka, kini sudah mengeraskan rahangnya. Ia benci selalu berada di situasi seperti ini, ia benci harus menghadapi gadis keras kepala yang tak kenal kata menyerah itu, yang terpenting ia benci jika di usik.

"Berapa kali harus gue bilang, gue gak butuh bekal dari Lo, jadi berhenti." Tolak Shaka begitu tegas.

Sang empu yang memberi bekal--Elisha Hanum Naraya, bukannya mundur setelah mendengar penolakan tegas seperti itu, ia justru melebarkan senyum cerahnya.

"Aku gak akan berhenti sampe bekal-bekal aku kakak terima, kak Shaka lupa ya?" Ujar Elisha, nadanya begitu riang, seperti biasa.

Shaka tersenyum miring, sepertinya ia harus kembali melakukan hal seperti biasanya, yaitu Shaka meraih kotak bekal berwarna kuning itu, Sambil berucap, "Okey kalo gitu--"

PRANG

"---gue gak akan berhenti lempar bekal-bekal Lo kaya gitu." Ucapnya tajam. Setelah itu Shaka berlalu, meninggalkan koridor sekolah yang sejak tadi sudah dipenuhi para penghuni sekolah yang tengah menyaksikan drama rutinan di pagi hari, drama Shaka & Elisha.

Dan Elisha, hanya bisa tertegun menatap nanar bekal buatannya yang ia buat khusus untuk kakak kelas tercintanya itu.

"Elisha harusnya Lo gak ngeyel, kak Shaka gak akan pernah bisa Lo gapai."

"Lo cuma buang-buang waktu, mending berhenti."

"Sebenernya Lo itu cantik, banyak yang suka, cuma sayang Lo bego malah ngejar-ngejar cowo gak berperasaan kaya dia."

"Punya harga diri kan? Mending selametin itu, dari pada harga diri Lo lebih diinjek-injek lagi."

"Kalo gue jadi Lo, gue udah manfaatin tu muka cakep buat jadi playgirl dari pada ngemis-ngemis cinta kaya gitu."

Semua itu, adalah kalimat-kalimat yang selalu Elisha dapatkan dari anak-anak yang menyaksikan perjuangan sia-sianya untuk sang ketua ekskul futsal.

Tapi, karena Elisha tak pernah kenal kata menyerah, maka yang dilakukannya saat ini adalah melempar senyum cerianya pada mereka yang berucap seperti itu padanya, seolah mengatakan pada mereka jika ia baik-baik saja, dan penolakan kesekian dari Shaka bukanlah apa-apa.

Lalu setelah itu, Elisha membersihkan makanan yang berserakan disana, dan mengambil kembali kotak bekal miliknya. Setelah itu ia melangkah dengan ringan menuju kelasnya.

🥀🥀🥀🥀

Jam istirahat. Seolah telah menjadi kewajiban yang tak boleh terlewatkan oleh Elisha, Elisha bertandang ke lapangan futsal milik sekolah, guna mengajak makan bersama sang pujaan hati, meski akhirnya penolakan lah yang selalu ia dapat.

"Kak Shaka!" Panggil Elisha dengan riang.

Tiga pemuda yang menghuni lapangan futsal itu sontak menolehkan kepala mereka--Shaka, Marvin, dan Juna.

Short Story By MpiwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang