Short Story By Mpiw

Retak [LK]

Call Me Mpiw!
LIZKOOK
Bukan Req!
Helawww
Masih ada yang blm tidur?👀

"Aku bilang apa! Tunda satu tahun, baru program kehamilan, punya anak, kalo udah gini siapa yang ribet? Siapa yang pusing? Siapa yang stress ngurus ini itu? Kamu? Bukan! Jelas aku, kamu tuh cuma bisanya ngasih nasehat, nasehat, dan nasehat, mas aku tuh gak perlu nasehat, karena yang ngerasain semua ini tuh aku! Cape urus butik, cape urus bayi, belum pas rewelnya belum pas sakitnya, belum tiap hari debat ini itu, semuanya jadi kacau! Karena anak kemauan kamu itu tuh! Tapi giliran anaknya udah lahir, kamu bisa bantu? enggak!"

"Bisa gak suaranya dipelanin? Bisa gak kalo memang ada masalah diskusiin pelan-pelan jangan langsung kesulut kaya gini?! Keadaan kita udah beda sekarang, ada baby! Kasian kalo dia sampe denger pertengkaran kita kaya gini!"

"Kamu sendiri bisa gak kalo aku lagi bahas apa jangan malah bahas yang lain! Baby dikamar, dia gak akan denger apa apa!"

"Lalisa---"

"Aku tuh cape gini terus, cape aku mas!"

Jadi, pokok permasalahan dalam pertengkaran rumah tangga Lalisa Stevani dan Jeovan Agaskar ini masih sama, tentang lelahnya Lalisa dalam mengurus putri pertama mereka--Sabila Agaskar, yang baru berusia 10 bulan itu, dan tentang kesibukan pekerjaan Jeovan sehingga membuat Jeovan tak memiliki sedikit pun waktu untuk membantu Lalisa merawat bayi mereka.

Setelah pertengkaran sengit itu suasana mendadak hening, dan hanya menyisakan tangis lirih dari Lalisa.

Bila mengira Jeovan adalah pria yang jahat pada istrinya karena membiarkan istrinya mengalami tekanan sehebat itu, kalian salah besar. Disini, selama 2 tahun terjalinnya rumah tangga, Jeovan sudah berusaha semaksimal mungkin menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab, keinginannya untuk memiliki seorang anak pun telah ia pertimbangkan dengan matang, namun mendadak keadaan berbanding terbalik dengan yang direncanakannya, diamana saat awal-awal kelahiran Sabila, ia turun tangan membantu segala hal yang menyangkut putri kecilnya itu, ia juga kerap membantu meringankan pekerjaan rumah Lalisa, namun semua itu tak bertahan lama sejak dirinya secara resmi menjadi pimpinan sekaligus pemilik perusahaan Agaskar Group, perusahaan besar yang ayahnya berikan padanya. Semenjak itu, ia benar-benar sibuk bekerja, barang membantu atau mengasuh putrinya sebentar pun ia tak bisa, karena saat dirumah pun ia harus bekerja, mengurus sisa pekerjaan yang belum selesai di perusahaannya, dari sana pula pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi diantara ia dan sang istri.

Selisih paham terus terjadi, komunikasi memburuk, dan puncaknya adalah hari ini, dimana Lalisa meledakkan segala tekanan yang dirasakannya pada Jeovan yang baru saja pulang bekerja pukul 21.00 ini.

Bukan tanpa alasan pula Lalisa meledakkan segalanya saat ini, melainkan ia mendapat kabar dari asisten kepercayaannya jika banyak customer yang meng-cancle pesanan dikarenakan design yang mereka inginkan tak sesuai berkat Lalisa yang kurang fokus dalam pengerjaan karena ia sambil mengasuh putri kecilnya yang sudah sangat aktif itu, tak hanya itu, kerugian turut Lalisa dapat ketika beberapa pekerjanya resign masal, padahal belakangan Butik Lalisa ini tengah terkenal tetapi berkat terlalu banyak pesanan membuat Lalisa kewalahan sehingga banyak kesalahan yang diperbuat olehnya, sampai menyebabkan banyaknya komplain. Tak hanya permasalahan butik, tetapi Sabila pun turut andil dalam tekanan yang Lalisa dapat, dimana anak manis itu tak berhenti bertingkah rewel, sulit ditidurkan dan selalu ingin Lalisa gendong, sampai membuat Lalisa benar-benar pening.

Lalu jika Lalisa kewalahan dengan putrinya kenapa ia tidak mencari pengasuh saja?  Tidak, itu keputusan paling buruk karena dulu di usia ke 5 bulan Sabila, bayi cantik itu pernah mendapat kekerasan dari pengasuhnya, dari sana Lalisa tak mempercayai lagi orang luar, untuk keluarga, kakek, nenek Sabila? Tak mungkin juga, mereka berada di kota yang berbeda. Jadi lengkap sudah tekanan Lalisa.