Si Tengil Kesayangan Araksa [LK]

1.4K 165 18
                                    

Call Me Mpiw!
LIZKOOK

























"Om bagi duit dong..." Dengan seenak jidat, gadis 17 tahun itu menyodorkan telapak tangannya di depan wajah pria yang sibuk berkutat dengan laptop di pangkuannya.

Pria dewasa berusia 25 tahun itu lantas mengalihkan atensinya, ia melepas kacamata anti radiasi yang bertengger di batang hidungnya, lalu menatap tanya pada gadis di hadapannya, bukan, gadis itu bukan keponakannya, melainkan kekasih kecilnya.

Jordan Jeon Araksa, menghela nafasnya, lalu bertanya, "Buat apa?"

Alis si gadis berponi tebal itu menukik, "Kok buat apa?! Ya buat jajan lah! Masa buat cebok?" Mulutnya ini, meski masih kecil tapi pedas seperti ibu-ibu komplek.

Sang Araksa kembali menghela nafasnya, bukannya ia pelit soal uang tapi bocah tengil doyan jajan yang sayangnya adalah kekasih dirinya itu tak pernah benar dalam mempergunakan uang, contohnya saja, kemarin gadis itu meminta uang padanya untuk jajan, tetapi yang ia beli malah benda tak berguna berupa sepasang boneka Barbie, boneka Barbie laki-laki dan perempuan. Dan parahnya boneka Barbie yang dibelinya itu malah di pajang di lemari kaca ruang tamunya, memalukan.

"Jajan apa dulu, nanti saya kasih uangnya kalo kamu jajan yang bener." Ucap Jordan---nama panggilannya.

Si gadis, Ellea Lilyanastasya manyun, banyak tanya sekali orang tua di depannya ini, pikirnya.

"Ada lah, nanti juga tau." Ucapnya yang seperti sengaja merahasiakan apa yang mau di belinya.

"Kalo gitu saya gak akan kasih." Ucap Jordan, lalu memilih kembali fokus pada laptopnya.

Ellea mendengus tak terima, "Hisssss, kalo gitu Lea aduin ke mama kalo orang yang dia jodohin sama Lea ini pelit banget, biar kita batal berjodoh." Ancam Ellea setelahnya senyum licik ia tunjukkan.

Seketika Jordan menutup laptopnya, dan memasang wajah tak terimanya. Meski kebenarannya mereka memang di jodohkan, tapi tak dapat di pungkiri jika Jordan begitu jatuh hati pada pesona molek dan tingkah unik gadis yang sudah satu tahun hidup bersamanya dalam satu atap itu, jadi ancaman si gadis begitu berpengaruh untuknya.

"Berapa?" Tanya Jordan pada akhirnya, jika ancamannya seperti itu ia tentu saja kalah telak, jangan sampai perjodohan mereka batal hanya karena masalah uang di saat dirinya sendiri memiliki ribuan tumpuk uang dari berbagai perusahaan miliknya.

Ellea seketika tersenyum senang, "Goceng."

Jordan melongo, hanya lima ribu?, Pikirnya tak percaya.

"Lima ribu?" Ulang Jordan siapa tau telinganya salah dengar, gadisnya ternyata minta gocap bukan goceng.

"Iya lima ribu, mau jajan cilok di depan gerbang komplek."

"Cilok?" Ulang Jordan. Seketika pria itu bangkit dan lanjut berucap, "Kita cari cilok di restauran yang bagus kalo gitu, jangan beli di sana, di sana belum tentu higienis."

Ellea melotot, "Om kalo ngomong jangan sembarangan dong, restoran bintang lima mana ada jualan cilok, udah deh jangan lebay kasih aku goceng biar aku jajan cilok!" Ucapnya memaksa.

"Tapi belum tentu higienis, saya gak mau kamu sakit nanti." Ucap Jordan.

Ellea mendengus, pria tua di depannya ini kenapa super ribet sih, padahal tinggal kasih uang lima ribu saja, pikirnya.

"Ck, telepon mama nih!" Ancamnya lagi seraya mengangkat ponsel genggamnya.

Mau tak mau Jordan pun mengalah lagi, ia lantas mengambil dompet dalam saku celana bahannya, lalu mengambil satu lembar uang pecahan lima puluh ribu rupiah, dan menyodorkannya pada bocah SMA di hadapannya.

Short Story By MpiwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang