"Terus gimana? Lo gak makan udang itu kan Gima?" tanya Bilva menangkup wajah temannya memastikan kondisi temannya baik-baik saja.
Gima menggelengkan kepala pelan. "aku Gapapa kan tadi di bilangin ada Kak Aga yang buru-buru datang," jawab Gima memberikan temannya jawaban agar tidak khawatir, Bilva tau dan Hanya Bilva yang tau bagaimana kondisi rumah Gima.
"Syukur deh, gue beneran berterimakasih sama Kak Misha. Gak tau lagi gue kalau gak ada Cowok Lo itu hidup Lo Gimana sekarang, bisa jadi Lo udah mati di tangan keluarga Lo sendiri." Bilva berucap dengan kesal seperti biasa mulutnya tidak bisa di Filter.
Gima terkekeh kecil. "Udah mati kok dari lama, tapi mulai di sembuhin sama orang baik." Gima menjawab dan Bilva mendengus kesal. "Iya, gue ngerti sekarang. Lo pantes dapetin Cinta yang luar biasa dari Pacar Lo karena Lo gak dapet in itu dari keluarga sialan Lo itu," ujar Bilva lagi, Bilva kesal dengan keluarga Gima.
Sangat kesal, mereka memperlakukan Gima seperti tidak ada. Mereka melupakan hal sekecil apapun tentang Gima, Bilva yakin jika Misha tidak datang pasti Gima sudah masuk rumah sakit lagi.
"Hari ini hanya dua mata pelajaran kan?" tanya Gima dan Bilva mengangguk pelan. "Aku ada jadwal lukis hari ini, tapi Kak Aga bilang tetep harus ngabarin." Gima berucap lagi, Gima merapikan buku yang berada di tangannya.
"Tunggu!"
Srekk!!
Brukk!!
Gima terkejut hingga buku-buku mata pelajaran nya terjatuh semua, Bilva tidak kalah terkejutnya. "Lo! Apa-apaan sih anjing!" umpat Bilva membantu Gima merapikan Buku.
"Maaf gue gak sengaja," ujarnya dan Gima mengangguk pelan, Gima akan pergi tapi tangannya kembali di cengkal. "Maaf, kenapa ya?" tanya Gima merasa aneh karena daritadi pria itu menganggu nya.
"Gak ada apa-apa, maaf ganggu. Gue cuma mau kenalan aja, kenalin nama gue Joelino Ivander bisa panggil Gue Joe atau apapun terserah." Gima menatap uluran tangan itu, Gima menjabatnya juga. "Shagima Zyaniel Handika," jawab Gima.
"Gue panggil?"
"Gima aja,"
Pria itu kembali mengangguk, Bilva melirik sekitar. "Mau kenalan sama gue juga Gak?" tanya Bilva pada pria bernama Joe itu. "Dan Lo siapa?" tanya Joe, Bilva mengulurkan tangan.
"Bilva Bagaskar panggil aja Bilva, udah kan yaa? Gue duluan, ayo Gima." Bilva menarik tangan Gima dan menjauh dari pria itu, Joe mengangkat alis nya bingung.
Dirinya merasa ada yang mengawasi padahal Joe hanya berniat untuk berkenalan saja, tertarik sedikit tidak masalah kan. Pria yang sedikit tinggi dari temannya itu sangat manis, bahkan sangat cantik Joe lihat.
Gima melirik Bilva. "Kenapa sih Bil?" tanya Gima dan Bilva mendengus kesal. "Emang Gila dia! Gak sadar apa di sekeliling dia udah pada bangun semua," ujar Bilva, Gima tidak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...