Misha masuk ke dalam ruangannya dan mencari ponsel miliknya, di meja kerja tidak ada dan Misha lupa menyimpan ponselnya itu. Misha ingat saat sedang ada urusan tadi, Misha berdecak pelan. "Dimana sih?"
Suara getaran terdengar, Misha menghampiri Sofa dan mengangkat bantal benar saja ponselnya disana. Misha mengerutkan keningnya, ada panggilan masuk dari Gima.
"Anjing! Gima udah keluar dari kampus?" tanya Misha pada dirinya sendiri, Misha menelpon nomer Gima tapi panggilan Misha di tolak. Misha tidak menyerah dan kembali menelpon Gima, walaupun terus menerus di tolak.
Misha mengumpat kesal dan berjalan keluar sebelum suara ponsel menghentikan pergerakan Misha, mata Misha membola saat seseorang mengirim Gambar di ponsel Gima. "Bajingan bangsat!!" umpat Misha sangat kencang.
Misha membuka pintu ruangannya dan berlari keluar, Misha berpapasan dengan teman-temannya tapi Misha tidak menghiraukan mereka. "Sha mau kemana?" tanya Vian menahan tangan Misha, Misha menepis nya.
"Gima, dia bawa Joe gue harus kesana sekarang." Misha kali ini berbicara tidak seperti waktu itu. "Tunggu dulu, Lo kesana sendirian? Gila Lo kalau kenapa-napa Gimana bangsat?!" tanya Rega dan Misha mendengus kesal.
"Gue gak peduli Anjing! Yang paling penting Gima, walaupun nyawa gue taruhannya jangan ada yang ikutin gue kalau sampe kalian ikutin Gue dan Gima kenapa-napa Gue habisin Lo semua." Misha meninggalkan temannya setelah mengatakan itu, mereka saling menatap sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...