Gima menutup pintu kamar dengan pelan, senyum manis nya terlihat. Gima berjalan riang ke arah tangga, menuruni tangga untuk menemui suaminya.
Gima Beru selesai mandi, sekarang pukul 10 siang. Hari Minggu Gima tidak pergi ke kampus, Misha pun libur bekerja. Semenjak menikah memang Misha lebih banyak mengambil waktu libur, apalagi jika pekerjaan nya bisa di Tangani oleh teman-teman nya.
Gima menuruni tangga satu persatu senyumnya merekah saat melihat siapa yang berada di dapur sedang membelakangi Gima, Gima berjalan riang ke arah suaminya itu.
Gima mengusap pinggang Misha dan empu nya menoleh pelan, senyum Misha terlihat saat Gima sudah berada di sampingnya. Misha berbalik, menarik pinggang Gima hingga tubuh keduanya merapat.
Cup!!
Misha memberikan kecupan nya di bibir Gima, Gima terkekeh dengan mengalungkan tangannya di leher Misha. Setelah menikah tidak ada perubahan, mereka semakin romantis dan bahagia.
Mungkin beda nya di pagi hari sekarang terkadang banyak Kissmark bekas semalam, Misha selalu memberikan Kissmark entah saat bercinta ataupun tidak.
Misha mengatakan leher Gima terlalu putih untuk di biarkan tanpa tanda kepemilikan, memang posesif juga budak cinta sekali suami Gima satu ini.
"Kakak buat apa?" tanya Gima dan Misha yang tadinya menatap Gima kini beralih melihat ke arah kompor, Misha tersenyum tipis. "Buat sarapan sehat aja sayang, hari ini ingin jalan atau diam di rumah?" tanya Misha kembali menatap Gima, tangan Misha masih di pinggang Gima.
"Di rumah aja deh, tidak ada tempat yang ingin Zya kunjungi juga jadi kita menonton saja hari ini." Misha mengangguk setuju, kepala Misha akan menghampiri Gima tapi bibir Misha Gima tutup dengan telapak tangan kecil Gima.
"Jangan Cium terus, Ish!!" Kesal Gima dan Misha tersenyum. Misha menyingkirkan tangan Gima dengan lembut, Misha mengusap pipi Gima pelan. "Kenapa Hm?" tanya Misha tapi Gima hanya cemberut.
Gima melepaskan dirinya dari jeratan Misha, Misha mengangkat alisnya bingung. "Zya lapar ayo fokus membuat sarapan untuk Zya!" Seru Gima sangat semangat, Misha mengangguk kecil. "Baiklah, sayang."
Cup!!
Gima terkejut saat Misha kembali mencuri kecupan di pipi Gima, Gima menatap suaminya dengan tajam. Misha terkekeh kecil, Gima semakin hari semakin membuat Misha kehilangan akal.
Misha mulai mematikan kompor dan langsung menuangkan makanan itu ke atas piring, Gima mendekati Misha dengan wajah berbinar nya. Gima lapar, suaminya memang sangat ahli membuat Gima kembali mendekati Misha.
"Wangi!" Seru Gima semangat saat mengendus wangi makanan yang baru saja matang, Misha berbalik dan menyimpan makanan itu di atas Meja makan. Misha duduk di kursi, Gima mengambil minuman setelah itu duduk.
Misha membuat satu piring untuk mereka berdua, Misha membawa dua sendok juga. Misha meminta Gima untuk mencoba, Gima menggelengkan kepalanya. "Kakak dulu coba, kakak yang buat jadi harus coba duluan pasti bangga karena enak." Misha mengikuti apa yang Gima inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...