Chapter ini sampe 3.1K lebih semoga Gak bosen baca nya, jangan di lewat yaa di baca kasih komentar juga biar aku semangat ngetik nya.
Terimakasih banyak❤️
Misha mengusap punggung Gima dengan lembut daritadi Gima memeluk Misha tidak melepaskan pelukannya, mereka berada di Depan gerbang kampus Gima.
Gima menunggu Bilva, selama menunggu Gima memeluk Misha. Gima mengatakan agar di acara nanti Gima tidak rindu dengan Misha, jadi peluk sebanyak mungkin untuk menjadi Obat.
Misha hanya mengikuti saja, Misha juga senang mendapatkan pelukan dari Pacar Cantiknya ini walaupun banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Karena Misha menggunakan Pakaian formal Kantor seperti biasa, Misha mengatakan pada Gima ada meeting jadi pergi harus ke Kantor.
Gima mendongak menatap Misha, Misha mengusap rambut dan Pipi Gima. "Kenapa Hm? Pulang aja yuk sayang, tidak usah ikut." Misha mengusulkan tapi Gima menggelengkan kepalanya dengan ribut, Gima mengeratkan pelukannya pada Misha. "Tidak, Zya ingin Ikut kapan lagi Zya ikut jalan-jalan."
"Tapi puncak Loh sayang, sayang memang sanggup? Perjalanan menuju puncak itu lama ada yang sampai empat Jam mendaki. Zya beneran sanggup?" tanya Misha bertanya lagi, Gima terdiam tapi detik berikutnya Gima mengangguk. "Zya kan laki-laki dan Zya juga sudah besar tau jadi kakak tenang saja mencari uang yang banyak untuk Zya jajan."
"Jika di sana ada sinyal jangan lupa untuk menghubungi kakak ya bayi okey? Jangan jauh-jauh dari Bilva, Rangga sama temen-temen nya. Kakak titipkan Zya sama mereka, Kakak percaya dengan Zya jadi Zya harus hati-hati supaya nanti jika Zya ada acara lagi kakak akan izinkan Zya pergi dan percaya jika Zya bisa menjaga diri."
Gima tersenyum saat Misha berbicara seperti itu, Misha memang terkadang Posesif tapi Misha juga bisa menjadi support Boyfriend yang baik. "Huum! Zya akan jaga kepercayaan Kakak, Zya sayang sekali dengan Kak Aga terimakasih sudah percaya dengan Zya." Misha mengangguk pelan, Misha menangkup wajah Gima.
Cup!!
Cup!!
Cup!!
Misha memberikan kecupan di pipi, kening dan Bibir Gima tidak peduli mereka berada di mana yang pasti Misha gemas dengan Bayi besarnya. "Baiklah, Bayi kakak yang paling manis." Misha memainkan kedua pipi Gima Gemas, Gima terkekeh kecil.
"Gima!!" Panggilan heboh itu mengalihkan Gima dan Misha, Gima tersenyum saat Bilva yang memanggilnya. Gima melepaskan pelukan dan melambaikan tangan pada Bilva, Pria itu berjalan menghampiri Gima.
"Seneng banget Gue, akhirnya Lo ikut acara kampus juga!" Seru Bilva terlihat sangat antusias, Gima terkekeh dan mengangguk kecil. "Kan Zya sudah dapat izin dari kakak jadi Zya ikut." Bilva melihat Misha sekarang.
"Makasih Kak udah kasih Izin Gima buat ikut acara ini," ujar Bilva berterimakasih pada Misha. "Iya, gue titip Gima jagain jangan sampe kenapa-napa." Misha memberikan perintahnya, Bilva mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...