Mr. Perfect : Kehamilan 🍬

1.6K 183 44
                                    

Misha menuruni tangga dengan perlahan, matanya menelisik sekitar mencari keberadaan istri cantiknya yang entah berada di mana padahal waktu masih menunjukan jam 8 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misha menuruni tangga dengan perlahan, matanya menelisik sekitar mencari keberadaan istri cantiknya yang entah berada di mana padahal waktu masih menunjukan jam 8 pagi.

Misha tersenyum tipis melihat siapa yang berada di dapur sepagi ini, Misha menghampiri Gima tanpa di sadari oleh Gima. "Sayang," panggil Misha dengan memeluk Gima dari belakang.

"Kak aga ish!! Aku kaget tau," ujar Gima kesal, memukul tangan Misha yang melingkar di perutnya. Bukannya melepaskan Misha malah mengusap perut itu, Gima merasa nyaman ketika di usap.

"Bagaimana adek bayi tidak apa-apa 'kan sayang?" tanya Misha dan Gima mengangguk kecil. "Adek bayi baik kok, tapi tidak bisa di ajak diam jika diam pasti sakit." Gima menjawab sesuai yang di rasakannya.

"Jangan terlalu capek ya sayang walaupun bergerak," pinta Misha dan Gima mengangguk kecil. "Iya kak aga, Zya hanya buat Cookies saja untuk tamu nanti tidak akan capek." Gima menenangkan suaminya, karena memang hanya membuat Cookies saja.

Misha melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah lemari pendingin, Gima melirik kecil. Misha mengeluarkan minuman isotonik dari sana, kepalanya menggeleng kecil.

"Kakak belum makan, jangan minum itu banyak-banyak." Gima menegur padahal Gima tidak tau itu mempengaruhi pencernaan atau tidak. "Iya sayang, Sedikit aja tenggorokan kakak kering." Misha meneguknya beberapa kali dan memasukannya kembali ke dalam pendingin.

"Kakak ingin Zya buatkan apa?" tanya Gima pada suaminya. "Biar kakak aja yang masak sayang, sekalian dengan Zya ingin makan apa kakak buatkan." Misha kembali memberikan usulannya. "Gapapa memang? Kakak gak keberatan masak?" tanya Gima memastikan.

"Gak dong sayang, kenapa harus keberatan cuma masak aja kakak juga bisa." Misha menjawab dengan meyakinkan Gima, Memang memasak bukan pekerjaan sulit untuk Misha.

"Zya buatkan sama dengan kakak saja, terimakasih banyak suami gantengnya Zya." Gima memberikan kecupannya di pipi kanan Misha, Misha malah menunjuk pipi kirinya. "Ini satu lagi sayang, jangan di lewatin nanti dia iri."

Gima terkekeh kecil dan memberikan kecupan di pipi sebelah kiri juga, Misha malah mencuri kecupan di Bibir Gima jelas hal itu membuat Gima terkejut. "Kak Aga Modus terus ih!!" Gima kembali memukul pundak suaminya.

"Rugi sayang punya istri cantik gini di anggurin," jawab Misha terkekeh kecil, Gima mengembungkan pipinya dan pipi itu Misha kecup keduanya. "Sudah sana, jangan cium Zya terus." Gima berkacak pinggang kesal.

Misha menjauh dan berjalan ke arah Pendingin, mencari bahan untuk di buatkan makanan. Misha meringis kecil, bingung harus membuat apa karena bahan makanan itu komplit dalam pendingin.

Gima yang selalu memastikan stoknya ada walaupun bukan Gima yang berbelanja, Misha melihat Beef dan senyumnya merekah. Misha mengambil bahan itu, kemudian bahan lainnya.

Membuat yang simple tapi enak Misha bisa, Misha menutup pendingin setelah mengeluarkan semua bahan yang di butuhkan. "Kak aga mau buat apa?" tanya Gima yang sedang membentuk Cookies dalam loyang penasaran apa yang akan suaminya buat.

Mr. Perfect Is Mine (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang