Seven months later
***
Sebuah cerita akan selalu ada akhir entah akhir seperti apa yang takdir berikan, tapi itu lah akhirnya. Bukan akhir dari hidup tapi akhir dari sebuah masalah lalu dan memulai hidup yang baru.
Begitu pula dengan Shagima zyaniel Pandara, banyak hal menyakitkan di masa lalu. Tidak di lihat, tidak di anggap dan tidak di dengar rasa sakit seperti apa yang tidak Gima rasakan.
Tapi dengan baiknya takdir memutarkan semuanya, tujuh bulan berlalu di mana Gima sekarang merasakan menjadi orang tua. Mendapatkan peran sebagai Ibu dan ayah sekaligus, Gima belajar dan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik pada buah hatinya.
Walaupun Gima tidak mendapatkan didikan yang sama di masa lalu tapi akan Gima pastikan buah hatinya mendapatkan apa yang tidak pernah Gima rasakan, penderitaan itu hanya boleh berhenti pada Gima tidak untuk keturunannya.
Itu yang selalu Gima katakan pada Suaminya, Misha. Selama beberapa bulan Gima membuktikan sendiri, Gima yang terus berusaha menjadi lebih baik setiap harinya. Misha yang menikmati proses itu, Misha juga yang selalu ada di samping Gima menemani Si cantik berkembang.
Pagi ini, mereka akan pergi berlibur sesuai janji yang Misha buat Minggu lalu pada Gima dan baby Zura. Misha selalu menepati janji itu, di rumah hangat ini sudah sibuk mempersiapkan keperluan mereka.
"Kak Aga, tolong itu topi Zura nanti Zura pusing jika terlalu terkena matahari." Gima meminta pertolongan suaminya, sang suami menurut dan mengambil barang yang Gima tunjuk.
"Masukkan kesini sayangku?" tanya Misha dan Gima mengangguk kecil, Gima kembali Fokus merapikan pakaian Milik baby Zura. Gima terkekeh kecil, bayinya sangat menggemaskan.
"Cantik sekali anak baba," gumam Misha saat melihat penampilan Baby Zura, Gima tersenyum gemas. "Ini pakaikan sayang, pasti cantik." Misha mengambil jepit karakter yang ia beli sebagai hadiah untuk baby Zura.
"Kan, baby Zura pakai topi kak nanti berantakan pakai jepit." Gima memberitahu dan Misha mengangguk paham. "Baiklah pakai topi pun cantiknya baba ini tetap indah." Misha mengusap pipi Baby Zura seperti paham bayi kecil itu menggerakan kedua tangannya di depan Misha, Misha terkekeh kecil.
"Berangkat sekarang sayang?" tanya Misha dan Gima mengangguk kecil, Misha mengambil barang-barang keperluan mereka dan Gima mulai menggendong baby Zura.
Misha masih sempat-sempatnya Menggandeng tangan Gima padahal tangan Misha penuh oleh barang bawaan pria itu, Gima mengikuti langkah kaki suaminya. "Hum... Kak," panggilan Gima membuat empunya berdehem pelan.
"Tidak apa-apa 'kan, baby Zura di bawa ke pantai?" tanya Gima hati-hati, Misha menoleh ke arah Gima. "Dokter mengatakan iya sayang, baby Zura akan baik-baik saja usianya sudah memasuki tujuh bulan jadi aman jika di bawa keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...