Pintu ruangan di buka dengan perlahan, Gima tersenyum dengan gugup melihat orang-orang yang bertepuk tangan ketika Gima menampakan diri nya. Gima mengatur napasnya dengan baik, Gima mendongak saat ada uluran tangan di depannya.
Senyum Gima semakin terlihat, Gima mengulurkan tangan itu. Papa Misha yang akan mengantarkan Gima menunju misha yang sedang berdiri di depan sana, Gima mendongak fokus benar-benar ke arah Misha.
Gima Tidak mau melihat kiri kanan karena takut dirinya semakin Gugup, Misha tersenyum seperti paham Jika Gima butuh di tenangkan. Sepanjang jalan menuju tempat Misha, musik mengalun menemani Gima.
Sang papa mengusap tangan Gima menenangkan Gima, Gima kembali mengatur napasnya. "Semua akan baik-baik saja," ujar sang papa sangat pelan tapi Gima mendengarnya dengan jelas karena sang papa berbisik di telinga Gima.
Misha membuka telapak tangannya ketika Gima sudah berada di depan Misha, Gima menyambut uluran tangan itu dan sang papa langsung mundur kembali ke tempatnya.
Gima berdiri di depan Misha, mereka saling menatap sekarang. Seorang pria berdiri di tengah Misha Gima dan memperhatikan keduanya, Misha terlihat sangat kagum melihat Gima.
Ucapan mama nya benar Gima sangat luar biasa sekarang, rasa rindu Misha terbayarkan ketika melihat wajah Cantik Gima yang kini berada di depan Misha. "Pretty." Misha berucap dengan pelan, Gima tersenyum menanggapi Pujian Misha.
"Kalian Siap?" Pertanyaan itu mengalihkan Misha dan Gima, keduanya Kompak mengangguk dan mengatur napas dengan baik agar tidak terlalu Gugup.
Misha menatap tepat ke arah Gima, suara Misha mulai terdengar sangat jelas dan tegas ketika berbicara. Misha mengucapka Janji pernikahan dengan penuh kesungguhan, Misha menarik napas setelah menyelesaikan ucapannya.
Gima ikut menatap Misha dan Gima pun mulai mengucapkan Janji pernikahan seperti yang Misha ucapakan tadi, suara Gima tak kalah jelasnya dengan Misha.
"Kalian sudah resmi menjadi pasangan Suami-istri." Suara tepuk tangan Terdengar dan Gima terkekeh pelan, Misha mengeluarkan Kotak Cincin di saku jas nya.
Misha mengambil salah satu dan memasangkan itu di jari manis Gima, tak lupa memberikan kecupan di tangan Gima juga. "I Love You Baby Zya," gumam Misha sangat pelan.
Gima mengambil satu Cincin yang tersisa dan menarik tangan Misha, Gima memasangkan Cincin itu di jari manis Misha. Gima melakukan hal yang sama dengan Misha, Misha mengusap kepala Gima. "I Love you too, My Big Boy."
"Cium Sha buruan!!" Suara Vian mengalihkan Misha dan Gima, suara Vian seperti Tidak sabaran Melihat Misha juga Gima. "Lucu sekali kak Vian."
"Tau lama bener anjir!! Cium buruan Sha!!" Rega ikut berbicara juga. "Cium Woy Cium!!"
Misha mendengkus kesal, Misha menarik tengkuk Gima dan Gima terkejut karena Misha menciumnya. Suara tepuk tangan ricuh terdengar, Gima membalas Ciuman Misha dengan memejamkan matanya menikmati hisapan dari bibir Misha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...