Gima berjalan riang ke arah ruang televisi di tangan nya ada satu Botol susu Coklat yang baru dia Buat, Gima mencari keberadaan Misha pria itu sedang memegang Laptop ada pekerjaan katanya.
Gima tersenyum melihat Misha yang dari samping saja sudah sangat tampan, Gima mendekati Misha dan duduk di samping Misha anak manis membuka tutup botol Susu nya dan meneguk susu itu.
Misha mengalihkan tatapannya, senyum Misha terlihat saat Gima asik sendiri. Misha mengusap rambut Gima tapi mata nya fokus dengan Laptop, Gima tersenyum Sangat manis.
Gima mengambil remote dan menyalakan televisi, Gima mencari channel yang biasa menayangkan Film-film Kartun. "Ish!! Kok tidak ada kartun," gumam Gima terus menekan tombol-tombol di Remote televisi nya.
Misha melirik jam waktu menunjukan pukul 7 malam, Misha menggelengkan kepala di mana ada kartun di malam Hari. Misha mengambil alih remote nya dan mencari aplikasi Netflix, Misha mencari apa yang Gima Cari.
"Itu-itu kakak!! Zya ingin menonton itu!" Gima menghentikan pergerakan Misha, Misha meringis dengan mengusap telinga nya teriakan bayi nya ini benar-benar kencang.
Misha menyimpan remote setelah film nya di mulai, Misha melihat Gima yang mengangkat dua kaki nya dan melipat ke atas sofa. Gima menatap Televisi dengan serius, Misha menggelengkan kepalanya pelan.
"Zya sudah lama tidak menonton Kartun, rindu sekali Zya!" Seru Gima tidak sabaran, Misha hanya diam saja. Gima tidak menonton kartun selama di puncak dua hari, tapi anak manis mengatakan sudah lama tidak menonton.
Misha menghela napasnya pelan, Gima yang mendengar pacarnya seperti kelelahan pun menoleh. Gima melihat wajah Misha yang sedikit tidak bersemangat, Gima menyimpan botol susu nya di atas meja dan menyamping Melihat Misha.
Misha menoleh dengan alis yang terangkat, Misha menutup Laptopnya menyimpan laptop itu di atas meja. "Kenapa?" tanya Misha sangat lembut suara itu, Gima merentangkan tangannya dan Misha tersenyum tipis.
Misha menarik tubuh Gima dan mendudukan Gima di pangkuannya berhadapan, Misha mengeratkan pelukan dan menyimpan Dagu nya di bahu Gima. Gima mengusap belakang rambut Misha, memeluk leher Misha juga.
Gima melepaskan pelukannya dan menatap Misha. "Bagaimana?" tanya Gima tapi hal itu membuat Misha kebingungan. "Kakak tidak paham bahasa bayi," jawab Misha dengan gemas mencubit pipi Gima.
"Ish!! Kakak ini tidak peka, Zya kan bertanya setelah mendapatkan pelukan Zya bagaimana rasanya kakak? Tenang tidak, Zya lihat kakak seperti ada masalah." Gima menjelaskan dan akhirnya Misha mengerti.
"Iya, tenang kok. Melihat wajah Zya saja kakak sudah tenang apalagi mendapatkan pelukan," jawab Misha menjawil hidung Gima. "Hihi... Zya suka di Gombal-Gombal." Misha terkekeh mendengar ucapan Gima.
Cup!!
Cup!!
Cup!!
Gima mengecup pipi Misha bertubi-tubi. "Jika dapatkan ciuman di Pipi oleh Zya senang tidak?" tanya Gima lagi, Misha benar-benar gemas dengan bayi nya ini. "Zya jangan Gemes-Gemes kak Aga Gak kuat nanti Zya Kak aga Makan mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...