Flashback on
Pria dengan mata tajam legam menghela napasnya pelan saat memakai Helm Mama nya masih saja Mengomel dan meminta sesuatu padanya.
"Misha, dengerin mama Gak sih!" Kesalnya dan pria bernama Misha melihat sang mama, pria itu tersenyum tipis dan mengangguk kecil. "Misha usahain ya Mama," ujar Misha dengan pelan.
"Bukan Usahain Misha tapi di lakuin, mama Gak mau tau. Kamu harus ada waktu pokoknya. Kamu belum masuk organisasi aja udah sibuk, kalau kamu gak anterin mama nanti sore mama marah." Sang mama mengancam Misha, Misha menghela napasnya sekali lagi.
"Iya, Misha pulang nanti sore." Misha menjawab dan Senyum mama nya terlihat disana, Misha berpamitan pergi dan segera menjalankan Motornya.
Motor besar milik Misha melaju dengan kecepatan sedang karena ini masih di komplek Perumahan takut ada yang menegur jika Misha mengebut seperti di jalanan umum karena di komplek nya ini sangat suka kesunyian.
Misha melirik kiri Kanan sebelum masuk ke Jalanan besar, Motor Misha mulai melaju tapi mata pria itu menatap ke arah depan ada yang melambaikan tangannya dan Misha tidak bisa melaju cepat.
Motor Misha di rem mendadak karena orang itu merentangkan tangan dan menghalangi jalan Misha, Misha membuka Kaca Helm nya menatap wajah orang asing dengan tajam. "Kak maaf banget, Aku mau minta bantuan. Aku nebeng ya sampe ke Smp pelita kalau aku jalan pasti telat, aku gak pegang uang buat naik Ojek."
Misha diam saja ketika pria itu meminta bantuan, bahkan kelakuannya terlihat manis saat memegang lengan Misha memohon. "ya kak bantuin aku sekali aja, sampe sana aku buru-buru. Uangku di ambil Kak Mima, jadi aku harus jalan kaki."
"Siapa nama Lo?" tanya Misha akhirnya mengeluarkan suara. "Gima, Shagima Zyaniel Handika." Seru pria manis bernama Gima memperkenalkan dirinya, Misha mengangguk paham.
"Naik," ujar Misha dengan senang Gima berjalan ke belakang dan Misha membantu membukakan pijakan kaki nya, Gima naik ke atas motor dengan hati-hati. Dengan Gugup Gima memegang Bahu Misha, karena takut pria tampan itu risi.
Misha memainkan Gas motornya hingga Gima terkejut dan memeluk Misha dari belakang, Misha menutup kaca helm mulai melajukan motornya ke arah Smp yang memang Misha lewati ketika dirinya pergi ke Kampus.
Gima memejamkan mata menikmati perjalanan nya dengan pria asing yang mau menolongnya ke sekolah, dirinya tidak memegang uang sama sekali jadi mau tidak mau meminta pertolongan, mungkin Gima sedang beruntung karena cepat mendapatkan tumpangan.
Walaupun pria itu menjalankan Motornya dengan kecepatan tinggi Gima bisa sedikit menahan takut dengan memeluk tubuh pria asing ini, Agar Gima tidak terlambat dan di larang masuk ke sekolah apalagi hari Senin.
Kesialan selalu datang Di hari Senin dan Gima sungguh sangat lelah dengan hari Senin, Gima masih memejamkan mata dengan memeluk pria baik semakin erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...