Ceklek!!
Misha membalikan posisi tubuhnya melihat ke arah seseorang yang keluar dari ruangan itu. "Bagaimana dok, pacar saya?" tanya Misha langsung menyerang dengan pertanyaan.
"Sebelumnya Kamu tau Jika Pasien memiliki sedikit Gangguan kejiwaan?" tanya dokter dan Misha mengangguk pelan. "syukur jika kamu tau, Pasien melakukan tindakan Bunuh Diri dengan meminum Racun berbentuk Pil mungkin jika tidak segera di temukan dia sudah kehilangan nyawa nya," ujar dokter lagi, tubuh Misha melemas mendengar itu.
"Apa saya boleh masuk dok?" tanya Misha dan dokter mengangguk pelan. "Boleh, Jika Pasien sadar tolong panggil saya. Akan saya berikan obat penenang," ujar dokter dan Misha mengangguk paham.
Misha masuk ke dalam ruangan yang terdengar bunyi alat rumah sakit yang saling bersahutan, Misha melihat tubuh Itu terbaring dengan selang infus di tangan dan selang oksigen di hidungnya.
Misha tidak tahan melihat kondisi ini, Entah skenario apa yang sedang di susun saat ini. jika bisa Misha meminta, jangan mengambil Dunianya sekarang.
Misha tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya jika Misha hidup tanpa ada Gima, Misha duduk di kursi samping ranjang. Misha menggengam tangan Gima, dingin tangan itu.
Entah ucapan apa yang orang itu katakan pada Gima hingga Gima kehilangan kesadaran nya dan melakukan hal ini, Misha tidak bisa membayangkan.Misha menggengam tangan Gima dengan kedua tangannya, kening Misha di tempelkan ke genggaman tangan. "Please Zya, jangan Siksa kakak." Misha berucap dengan sangat pelan.
Bahu Misha di tepuk pelan. "papa ada kenalan dokter yang bisa menangani Emosi Gima, jika kamu bersedia papa akan menghubungi nya." Sang papa berucap dan Misha menghela nafas pelan. "Pacar Misha gak Gila pa!"
"Siapa yang bilang Gima Gila Misha? Hanya Gima Sedikit membutuhkan perawatan. Memang kamu mau kedepannya ada hal seperti ini lagi? Gima harus belajar mengontrol diri," ujar sang papa, Misha memejamkan matanya.
"Misha harus minta persetujuan Gima dulu," ujar Misha tidak mau memutuskan apapun, Misha akan menanyakan itu pada Gima karena Gima yang berhak menentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect Is Mine (END) ✓
FanfictionBagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar. Misha tergila-gila dengan Gima itu benar, semua orang tau itu. Tapi menurut Shagima Zyaniel Handika...