Kembali ke rutinitas yang biasa, di kantor Miazka Organizer. Semua tampak rapi dan berjalan sebagaimana mestinya. Semua karyawan tampak santai dan berkonsentrasi dengan pekerjaan mereka. Sesekali, untuk mengusir rasa bosan, mereka juga saling mengobrol antar kubikel.
"Weh, bulan ini sama bulan besok full slot ini kita, kapan napasnya yak kalo begini ceritanya?" keluh Amira.
"Alhamdulillah Mi, kita masih bisa jalan di tengah gempuran entah apa yang meresahkan ini. Tapi iya ya, gue udah lama juga sih gak healing tipis-tipis. Gimana sebelom kita mulai agenda lagi, kita healing bentaran gitu, kemana kek," ucap Azka tiba-tiba.
"Healing-healing pale lu copot, nih, lihat, seabreg jadwal kita dari tanggal besok ini..." kata Amira seraya menunjuk layar laptopnya. Azka melihat, membaca dengan seksama deretan jadwal-jadwal itu.
"Waduh, makin kesini makin banyak aja ya yang kawin, eh, nikah. Makin padet dah negara Konoha kita ini..." omelnya tanpa sadar.
"Yeeee, tadi dia lho yang nyuruh bersyukur, sekarang dia ikut ngomel juga..." Amira ketawa.
"Iya ya, sorry deh, habis gue bingung nih, dilema banget tau gak. Di satu sisi gue bersyukur WO gue masih jalan, tapi di sisi lain, ya, gue capek, pengen liburan juga," keluh Azka kemudian.
"Udah, kita hiburan kecil-kecilan dulu aja, gue bikinin es mau gak? Di luar mataharinya kayak ada tiga lho saking panasnya, coba lihat ke kaca." kata Amira.
"Wah, silau man... Tapi enak juga sih es itu, cuman pertanyaannya, galonnya kan tadi pagi habis, udah diorder lagi belum?" tanya Azka kemudian.
"Ya bentar, gue cek dulu ke pantry, siapa tau nggak ada..."
"Lah gimana, ya udah kalau nggak ada gulanya diganti pake senyuman lo aja, kan sama-sama manis tuh." goda Azka.
"Nah lho, mulai kan bapaknya, ya udah bentar deh, ini kalau gue diajakin ngobrol mulu kapan bikin esnya dah?" Amira ngakak.
"Apa sih kalian ini rame bener, aku baru dateng udah disambut pertengkaran suami-istri aja..." omel Arga.
"Heh, ngawur, nggak ya. BTW lo bawa apa itu Ar?" tanya Azka seraya melirik kantung plastik yang dibawanya.
"Ini aku beli gorengan sama es teh..."
"Lho, maaauuu, beli dimana?" tanya Amira.
"Di jalan, lupa sih persisnya di mana orang seketemunya aja. Ini aku beli banyak bisa ditaro di teko es tehnya..." jawab Arga.
"Oh ya udah, kubawa ke pantry aja kalau gitu," ucap Amira.
"Monggo, aku juga mau omong-omongan dulu sama Mas Azka..."
"Ok, wait ya guys." kata Amira. Azka dan Arga cuma mengangguk.
***
Alhamdulillah, untuk hari ini pekerjaan sudah selesai. Semua karyawan sudah pulang ke rumah masing-masing, di kantor Miazka tinggal menyisakan Amira dan Azka yang lagi duduk-duduk santai di private room."Ya Allah kasur mana kasur? Pegel juga seharian mantengin komputer yak..." keluh Amira seraya mengulet ringan di atas tempat duduknya.
"Mau pulang sekarang? Ayo gue anterin, mumpung udah beres juga..." Azka menawarkan diri.
"Boleh, sekalian temenin gue belanja tipis-tipis kali ya buat re-stock bahan makanan di kulkas..."
"Whatever you ask, my lady. Come on," kata Azka seraya meraih tangan Amira. Setelah memastikan seluruh pintu terkunci, mereka langsung meneruskan langkah menuju parkiran dan terus pulang.
***
Supermarket, malam hari. Amira tercengang sambil tetap mendorong troli belanjaannya. Awalnya dia kira keputusan belanja di malam hari ini adalah keputusan paling baik, karena dipikir supermarketnya bakal sepi. Ternyata dia keliru, ini pol ramenya. Sejujurnya, ia memang belum pernah melakukan kegiatan berbelanja di malam hari seperti ini.Mentok-mentok ya paling belanja online lewat aplikasi.
"Udah semua?" tanya Azka dari belakang sambil menenteng sesuatu.
"Ud... Astaga itu es krim segede gitu buat siapa woi?" tanya Amira terkejut.
"Ya buat elo, lah, emang buat siapa lagi?" Azka ketawa.
"Ya tapi nggak segede gitu juga dong, lo mau gue membengkak apa gimana nih?" protes Amira. Azka nyengir. Kemudian ia mengarahkan troli mereka ke bagian kasir yang kosong dan lekas membayar semua belanjaan mereka, terus pulang deh.
***
"Hadooooh, nasiiib-nasib, pagi sampe sore gue jadi boss, tapi kalau udah malem, berubbah jadi asisten rumah tangga nih," Azka mengerang setengah gemas, setengah kesal, sisanya pasrah sambil menata barang-barang belanjaan Amira yang seabreg ke dalam kulkas dan juga ke dalam lemari dapurnya Amira. Lah amira-nya sendiri kemana? Ada noh, ketiduran di sofa bed, padahal seabrek barang belanjaannya yang lain masih butuh perhatian *eh, butuh ditata. Emang bener-bener ni cewek. Untung Azka sayang.(TBC).
---
Yuhuuu... Yang nunggu konflik lagi sabar dulu ya, emang part-part selanjutnya ini agak sedikit membosankan, tapi percaya deh, sekali kalian baca
ini dijamin nagih hehe. Ok, enjoy this story and see you next part 🐿️
![](https://img.wattpad.com/cover/321099323-288-k763081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING DREAM
RomantizmApakah seseorang yang terbiasa merancangkan pernikahan untuk orang lain harus sudah menikah lebih dulu? Nyatanya tidak, tuh. Azka Dirgantara, 24 tahun. Terjun dan menggeluti dunia seni adalah cita-citanya sejak kecil. Meski keluarganya bolak-balik...