Chapter 23: Daerah Perang

46 6 83
                                    

Ngelunjak yang kemarin~ yeay!

Ya, jelaslah ngelanjutin yang kemarin. Yang baca pasti penasaran sama si... Ehem ehem nya, Pandora kan~

Pandora: "plis lah..." -_-

Hehe :)
Oke, dari pasa banyak cincau. Kita langsung aja ke cerita.

Happy Reading~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa jam setelah keberangkatan Mebius dan Pandora menuju bumi, sekarang mereka pun sudah sampai di planet dengan berbagai macam masalah ini. Sesampainya di bumi, Mebius dan Pandora langsung merubah diri mereka menjadi bola cahaya dan mendarat di bumi. Dari bola cahaya raksasa itu, terlihat lah sosok manusia yang adalah human form masing-masing Ultra muda ini.

"Wah~ sudah lama rasanya— Eh? Kenapa dengan tempat ini?" tanya Mebius setelah melihat daerah sekitar nya di penuhi dengan reruntuhan bangunan. Terlihat gedung-gedung yang sudah ambruk rata dengan tanah, Mebius menatap semua itu dengan perasaan prihatin. "Ternyata... Manusia juga bisa melakukan hal sekejam ini..." gumamnya pelan namun masih bisa didengar.

Pandora sendiri sepertinya tidak menyadari hal itu, dia terlalu sibuk dengan apa yang terjadi dengan nya hari ini. "Tunggu... Ini rok? Kenapa aku memakai rok? Dan... Apa yang terjadi dengan suaraku?" itulah yang menjadi pertanyaan Pandora saat dia sudah berada dalam wujud manusianya.

Mebius merasa bingung karena seperti hanya dia yang sedang bicara disini. Akhirnya Mebius pun menoleh ke arah Pandora, namun bukan sosok anak kecil dengan dua warna pada matanya. Mebius malah melihat gadis remaja yang terlihat berumur 16 tahun dengan pakaian ala gadis SMP di Jepang. Gadis itu memiliki rambut berwarna hitam pendek dengan bando merah berpita di kepalanya. Entah kenapa Mebius merasa familiar dengan gadis itu, apalagi setelah melihat mata si gadis yang berbeda warna.

Mebius memperhatikan si gadis dengan seksama, setelahnya dia baru sadar siapa gadis yang ada di depannya itu. "Tunggu... Kau itu, Pandora?" pertanyaan Mebius itu langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh gadis yang ada didepannya. Mebius seketika terkejut, "Heh?! Bagaimana kau bisa dalam wujud perempuan seperti itu?!" tanya Mebius dengan penuh rasa penasaran.

Namun sebelum Pandora akhirnya bisa menjawab, sebuah serangan tiba-tiba membuat kedua Ultra ini refleks mencari tempat bersembunyi. Mebius dengan sigap berusaha untuk melindungi Pandora, sementara Pandora melirik ke arah sosok yang menyerang mereka. Bukan Kaiju atau Seijin, yang menyerang mereka adalah tank perang yang sedang berpatroli bersama beberapa pasukan.

Mebius dan Pandora berusaha bersembunyi saat salah satu pasukan bersenjata itu mendekat ke arah tempat persembunyian mereka. Pasukan itu melihat sekelilingnya, memastikan tempat itu dengan seksama. Mebius dan Pandora seakan dibuat panik saat merasakan kalau pasukan itu semakin mendekat ke tempat mereka bersembunyi. Sampai tiba-tiba sebuah batu kerikil yang sangat kecil, mengenai lengan Pandora yang membuat Ultra ini menoleh.

Seorang gadis berkulit hitam, mengarahkan tangannya seperti meminta kedua Ultra yang menyamar itu untuk mendekat ke arahnya. "Kemari..." bisik gadis itu.

Pandora yang melihat kode itu, langsung menyuruh Mebius untuk mendekat ke arah gadis yang dia lihat. "Kak Mebius... Gadis itu" ucapnya sambil menunjuk ke arah gadis dengan rambut yang di kepang.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang