Chapter paling adem yang ada di book ini, mengingat nih book tragedi nya paling banyak dibandingkan yang lain. :v efek karena jadi book terakhir sih.
Oke, daripada kebanyakan cerita yang nanti jadi curhat. Mending langsung ke cerita.
Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi hari yang indah, matahari bersinar cerah dengan senyuman yang membuat semua orang yang melihat nya menjadi bahagia. Pandora terbangun di sebuah kamar berwarna putih dengan sedikit waktu coklat dan gold. Di sebelah tempat tidurnya, ada satu pria yang terlihat seperti remaja berusia 17 tahun masih dalam keadaan tidur.
Dengan malas Pandora turun dari tempat tidurnya yang empuk, dan berjalan mendekati remaja itu. "Kak Peridot... Ayo bangun... Katanya mau ke Nintendo World..." ucap Pandora sambil menggoyang-goyangkan pelan tubuh remaja pria itu.
Remaja itu melenguh sambil membalikkan badannya. Perlahan kedua mata remaja itu terbuka, dengan nyawa yang belum terkumpul semua. Remaja itu mengusap matanya dan berusaha bangun dengan posisi duduk. "Jam berapa ini?" tanya remaja bernama Peridot itu.
Pandora menoleh ke arah jam yang berada di depan kedua tempat tidur milik kedua laki-laki berbeda umur itu. "Jam... 07.30 kak" jawab Pandora yang kembali menoleh ke Peridot setelah melihat jam.
Dengan keadaan yang masih mengantuk, Peridot berusaha bangun dari tempat tidurnya. Sambil menguap, Peridot menatap Pandora dan menyuruh anak itu untuk segera mandi. "Baiklah... Ayo mandi, kau duluan saja Pandora" suruh Peridot yang langsung di jawab dengan anggukan oleh Pandora.
Pandora bergegas ke kamar mandi, sementara Peridot dengan sangat rajin merapihkan tempat tidurnya dan tempat tidur yang digunakan Pandora. Beberapa menit berlalu, Pandora pun akhirnya sudah selesai mandi. "Sudah kak. Sekarang giliran kakak" ujar Pandora sambil mengeringkan kepalanya menggunakan handuk.
"Baik~" Peridot pun segera mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Pandora sendiri sedang mencari baju yang akan dia pakai untuk pergi ke Nintendo World atas permintaan Garnet.
"Tsubaki! Kakak! Kalian sudah selesai belum?"
Suara yang begitu familiar, membuat Pandora berhenti memakai baju atasannya. Dia berhenti sejenak untuk sekedar menjawab teriakan dari seorang gadis di depan kamarnya. "Belum kak Garnet! Kak Peridot sedang mandi dulu!" jawab Pandora sedikit berteriak.
"Baiklah! Aku tunggu kalian di bawah ya!" teriak gadis didepan pintu yang di jawab dengan iya oleh Pandora.
Setelah beberapa menit yang mungkin agak lama untuk seorang pria berdandan, Pandora dan Peridot pun akhirnya selesai. Mereka bergegas menuju ke bawah tempat dimana seorang gadis berambut merah sedang menunggu keduanya. "Garnet!" sapa Peridot yang agak berteriak, kedua laki-laki berbeda umur itu berlari mendekati gadis bernama Garnet itu. "Maaf kami agak lama" lanjut Peridot sambil menggaruk kepalanya.
Sementara Garnet menggembungkan pipinya dengan wajah kesal. "Kalian ini laki-laki, tapi lama sekali!" protes Garnet.
"Maaf kak... Kak Peridot kesulitan mencari pakaian yang cocok... Kak Garnet kan tidak suka jika kak Peridot sampai menunjukkan wajah dan rambutnya" jelas Pandora membela Peridot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Pandora: the Shadow for the Light
De Todo{COMPLETE} _____________________________ Seorang Ultra terlahir dengan kutukan yang membuatnya tidak diterima oleh cahaya. Namun dibalik bencana yang dia terima, banyak sosok yang menjadi penyemangat untuk nya agar tetap berdiri tegak. Walau terkad...