Chapter 4: Lucy Temanku

96 11 203
                                    

Untuk cerita sekolah Ultra di pending dulu, aku gak ada ide buat ngelanjutin ceritanya apa. Mungkin drama :v

Jadi tanpa berlama-lama, langsung aja kita ke cerita. Happy Reading~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini di gedung IGDF, dimana Pandora yang berniat untuk bermain dengan ayahnya tetapi sang ayah malah sedang sibuk mengurus hal lain. Sementara Yuuki juga sedang tidak ada di Land of Light karena sedang menjalankan tugas diluar atas perintah ayahnya.

Karena itu sekarang Pandora sendirian, tidak punya teman main di Land of Light. Sebenarnya bukan benar-benar gak punya teman, tapi Pandora merasa tidak enak saja meminta seseorang yang tidak mau dekat dengannya bermain dengannya. Ya, bisa dibilang beberapa Ultra seperti berbisik soal mata Pandora yang kelihatan aneh. Jadi dari pada dengar bisikan tetangga, lebih baik gak usah main bareng aja. Itu yang Pandora pikirkan.

Tapi namanya anak-anak, akan tetap bosan juga seiring berjalannya waktu. Dan itu yang sekarang Pandora rasakan sambil duduk di bangku taman.

"Hah... Bosan... Kak Zero sedang ada urusan dengan teamnya. Kak Taiga sedang misi di bumi... Lalu aku? Aku tidak berbuat apa-apa..." keluh Pandora yang menatap sekeliling dengan bosannya.

Waktu berlalu sangat lambat. Mungkin karena efek tidak melakukan apa-apa, jadi berputarnya jarum jam terasa sangat lambat. Pandora masih di taman, melihat para Ultra lain berjalan lalu-lalang di sekitar sana sambil berbicara satu sama lain.

"Kau sendirian saja?"

Pandora menoleh kearah Ultra yang berbicara kearahnya. "Eh? I-iya... Aku sendirian kak. Kakak juga?" tanya Pandora agak canggung.

"Gak. Berdua" jawab Ultra dengan body color silver itu.

Si Ultra silver itu duduk di sebelah Pandora dan ikut menatap para Ultra yang berjalan-jalan. Suasana cukup canggung, Pandora gak tau harus mulai pembicaraan seperti apa karena dia tidak pernah bersosialisasi sebelum nya. "Uh... Nama kakak?" tanya Pandora lagi masih dengan nada yang canggung.

"Nexus" jawab Ultra itu singkat. Sangat singkat dan bahkan tidak kelihatan berekspresi sama sekali.

Pandora hanya bisa terdiam dengan pikiran yang mulai overthinking. Ada Ultra di sampingnya, tapi gak bisa diajak ngobrol sama sekali. Bahkan mungkin Ultra itu lebih suka jika Pandora diam saja tanpa bertanya apapun. Akhirnya Pandora hanya bisa menghela nafas. Sudah tidak ada lagi topik yang ingin dibahas, tapi perhatian Pandora tiba-tiba saja fokus ke sosok hitam yang ada dalam bayangan Ultra itu.

"Hm? Makhluk apa itu kak Nexus?" pertanyaan Pandora, berhasil membuat Ultra bernama Nexus terkejut.

"Tunggu... Kau bisa melihat nya?" Nexus menatap Pandora dengan wajah tidak percaya.

Pandora balas menatap Nexus dengan tatapan bingung. "I-iya... Kenapa kak?"

Nexus hanya diam tanpa menjawab, walaupun dia seperti memijat kepalanya dengan wajah yang masih tidak percaya. "Hei! Kau mau ikut aku sebentar?" Nexus menatap Pandora dengan serius.

Pandora memiringkan kepalanya dan menatap Nexus kebingungan. Tidak menjawab dengan mulutnya, tapi dengan anggukan kepala. Setelah itu Nexus seperti mengajak Pandora menjauh dari kerumunan. "Kita mau kemana kak?" tanya Pandora yang tangannya di gandeng oleh Nexus.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang