Sedikit lagi sampai end Chapter, dan aku akan mengakhiri perjalanan ku di dunia wattpad~ gak kerasa aja udah mau tamat guys.
Kayaknya aku bakal kangen sama book ini nantinya. Hiks ಥ_ಥ
Okelah, daripada banyak omong. Mending kita langsung ke cerita.
Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak... Peridot..."
Pandora terdiam saat melihat Peridot berada di depannya, satu hal yang Pandora ingat adalah semua ini hanya mimpi. Tidak mungkin seseorang yang sudah mati bisa hidup kembali dan menemuinya sekarang ini. Ditambah di tempat seperti, tidak mungkin tempat ini adalah sesuatu yang nyata. Dan hal lain yang Pandora ingat, "... Jika kak Peridot datang untuk membunuhku... Maka lakukanlah segera..." ujar Pandora lirih sambil menundukkan kepalanya.
Setiap orang yang telah mati di tangan Pandora, selalu datang untuk membalaskan dendam mereka. Tidak peduli siapapun yang datang dalam mimpinya, mereka selalu berniat untuk membunuh Pandora dalam mimpinya. Walau Pandora kadang sadar jika semua itu adalah mimpi, tapi semua itu selalu kelihatan nyata dan Pandora benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa ketakutan nya jikalau mimpi itu muncul dan menghantui nya.
Lalu sekarang Peridot ada di depannya, satu-satunya hal yang ada dipikiran Pandora adalah kalau Peridot juga ingin membawanya ke dalam neraka sama seperti korban yang lain. Tapi kenapa Peridot hanya diam dan melihat?
Sementara Peridot sendiri hanya diam dengan kepala yang sedikit miring ke kiri. Tatapan Peridot juga kelihatan bingung saat mendengar ucapan Pandora, "kenapa kau bicara seperti itu?" tanya Peridot dengan wajah polosnya.
Pandora mengangkat kepalanya, menatap kearah pemuda dengan surai perak terang yang terlihat seperti salju itu. Alasan Pandora mengatakan hal itu, selama ini dia kira semua sosok yang pernah dia bunuh sebelumnya akan membalaskan dendam mereka di dalam mimpinya. Namun melihat Peridot yang kelihatan tidak mengerti alasan Pandora mengatakan itu, menandakan kalau dia datang bukan untuk hal itu. Melainkan karena hal lain, "kak Peridot... Tidak datang untuk membunuhku?" Pandora bertanya balik dengan tatapan tidak percaya.
Pemuda dengan surai perak terang itu berlutut, menyamakan ketinggiannya dengan sosok Ultra di depannya. Tangannya yang lembut itu menyentuh pipi Pandora, dan mengelus nya dengan lembut. "Untuk apa aku melakukan itu? Aku datang kemari... Untuk menyelamatkan mu" ucap Peridot dengan senyuman lembut di wajahnya.
Kedua mata Pandora membelalak, kembali kepala Ultra itu menunduk. Seakan ingin menutupi apa yang sedang dia rasakan saat ini. Sedih, bersalah, rindu, semua perasaan yang ada di dalam hatinya bergejolak saat dia kembali melihat Peridot tetap ada di depannya. Sosok Ultra yang telah dia tikam dengan tombak dan meninggalkan nya begitu saja saat Peridot dalam keadaan sekarat. Pandora bahkan tidak melihat bagaimana sosok Ultra itu disaat terakhirnya. "Kak Peridot... Apa kakak tidak marah?" tanya Pandora tanpa menatap ke arah Peridot.
Hening, hanya suara angin yang terdengar diantara mereka. Perlahan tangan Peridot memegang dagu Pandora dan membuat kepala Ultra itu menatap ke arahnya. Senyuman lembut itu tidak hilang dari wajah Peridot, membuat nya kelihatan jauh lebih cerah dari yang sebelumnya. "Aku tidak marah" jawab Peridot tanpa melepas tatapannya dari Pandora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Pandora: the Shadow for the Light
Random{COMPLETE} _____________________________ Seorang Ultra terlahir dengan kutukan yang membuatnya tidak diterima oleh cahaya. Namun dibalik bencana yang dia terima, banyak sosok yang menjadi penyemangat untuk nya agar tetap berdiri tegak. Walau terkad...