Chapter 37: Pemilik Pasar Gelap

64 9 178
                                    

Yosfan: "Lagi-lagi, Author nya kabur entah kemana"

Nuri: "sepertinya dia masih gak ingin di pukuli karena ide ini" ^^'

Yosfan: "jelas. Pertama, perhatian dulu untuk para pembaca. Cerita kali ini akan mengandung unsur hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, silahkan untuk skip aja cerita nya"

Nuri: "walau tidak ditunjukkan secara rinci"

Yosfan: "gak usah di kasih tau juga kali" -_-

Nuri: "hehe~ Happy Reading semuanya~"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian penculikan yang gagal dihentikan, sekarang para kelompok penculik berhasil sampai di sebuah planet yang terlihat seperti tanah tandus. Planet yang hanya ada gurun pasir, tidak ada kehidupan apalagi pohon yang hidup di sana.

"Huff... Akhirnya!! Setelah begitu banyak kegagalan, kita berhasil pulang dengan membawa barang yang diinginkan!" seru salah satu penculik sambil melepaskan jubah dan topeng yang dia pakai. Terlihat sosok Seijin dengan kulit berwarna hitam, rambut yang juga hitam, dan pupil mata berwarna kecoklatan.

Seijin itu juga memiliki tanduk kecil dengan kedua kakinya mirip dengan kaki rusa atau kambing. Para kelompok penculik lain juga ikut membuka jubah dan topeng yang mereka kenakan, semua adalah seijin asing di mata Peridot. Kecuali satu seijin yang terlihat familiar dimata Peridot.

"Tunggu... Bukankah kau... Vyonca-san?" ujar Peridot tidak percaya saat melihat sosok Seijin yang dulu pernah dia temui di planet D-13.

Vyonca menatap Peridot dengan senyuman lembut di bibirnya, seijin wanita itu mendekati Ultra berwarna hijau itu dan mengelus pipinya. "Lama tidak bertemu ya, Peridot-kun~ kau masih kelihatan sama" ucap Vyonca dengan senyuman lembut nya.

Peridot menatap Vyonca dengan tatapan tidak percaya. "Kenapa kau melakukan ini, Vyonca-san!! Aku kira kau adalah seijin yang baik!"

"Baik? Kau sungguh mengira aku seperti itu?" Vyonca agak terkekeh saat mendengar perkataan Peridot. "Hahaha~ seharusnya kau tidak mudah mempercayai seseorang dengan mudah, Peridot-kun~" Vyonca kembali menatap Peridot dengan tatapan yang lembut. Tangannya masih setia mengelus lembut pipi Ultra yang kedua tangannya itu diikat.

"... Tolong jauhkan tanganmu, Vyonca-san..." ujar lirih Peridot tapi masih bisa didengar.

"Ohh~ kenapa? Apa kau tidak suka aku mengelus pipimu seperti ini?" kekeh Vyonca.

Perlahan tatapan Peridot mulai berubah, tatapan seakan membenci Vyonca yang sekarang berada didepannya. Vyonca hanya menatap Peridot dengan senyuman lembut nya yang membuat Peridot mulai muak dengan senyuman itu.

"Sudahlah... Mau sampai kapan kau melihat nya seperti itu? Kita harus mengirim dia ke bos sekarang juga" perintah salah satu penculik dengan penampilan mirip seperti kadal.

"Pertama, kita harus kembali ke ukuran manusia. Akan sulit untuk menyuruh tahanan ini mengikuti keinginan kita." ujar salah satunya lagi yang memiliki penampilan seperti kelelawar.

"Ya~ jika dia tidak mau mengikuti perintah kita, potong saja salah satu kaki atau tangannya. Toh, yang istimewa darinya adalah darahnya kan? Bos pasti tidak ada masalah." usul satu lagi dari mereka yang punya penampilan mirip Vyonca, sosok seijin wanita ular yang juga mendekati Peridot.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang