Chapter 36: Fault?

74 7 239
                                    

Abis kena banting sama OC orang, dan rasanya sungguh tidak enak. Jangan tanya gimana kabar pinggang ku.

Mungkin besok aku harus siap-siap kasur biar pas kena banting gak sakit. :'v

Oke, sebaiknya kita langsung ke cerita aja. Dan jangan khawatir, ini masih cerita yang santai kok. Walau gak santai banget. :v

Happy Reading~

.
.
.
.
.
,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Pandora sudah berada di Silver Cross Aid, begitu juga dengan Fuma yang mengalami kelumpuhan pada tubuhnya setelah seorang Seijin wanita melemparkan seekor ular putih yang menggigit nya. "Kau ini tidak becus Fuma! Katanya saja ninja nomer satu, tapi menangkap seijin seperti itu saja tidak bisa!" protes Garnet setelah menjenguk Fuma yang masih terbaring di tempat tidurnya.

Fuma hanya terdiam sambil berusaha menghiraukan semua ocehan Garnet. Sudah lebih dari dua jam gadis Ultra ini mengoceh hal yang sama, dia bahkan sampai marah-marah dan membuat sedikit keributan di ruang rawat Fuma. Semua itu karena Ultra ninja ini gagal melindungi kakaknya, Peridot. Fuma mengerti dengan sikap Garnet, namun dia juga dalam situasi yang sulit saat itu. Ditambah para Seijin yang menculik Peridot sepertinya sudah sangat terlatih untuk hal seperti ini.

"Hei!! Kau ini dengar tidak?! Kakakku diculik karena kau! Kenapa kau diam saja?! Katakan sesuatu ninja bodoh!! Kau sudah membuat kakakku diculik!!!" Garnet terus berteriak sambil menarik selimut yang digunakan Fuma untuk menyelimuti seluruh tubuhnya. Terlihat jelas kalau kedua mata Garnet sudah dipenuhi dengan air mata saat dia marah-marah.

Fuma mulai lelah menghadapi tingkah Garnet yang terus berteriak sambil menarik selimutnya. Ultra biru yang berasal dari O-50 itupun bangun, "Sudah aku bilang, aku juga dalam kesulitan!! Kau pikir aku tidak melakukan apapun? Aku sudah berusaha, namun mereka tetap berhasil membawa Peridot..." Fuma ikut tidak bisa menahan air matanya saat mengingat bagaimana dia kehilangan Peridot. Begitu lemah sampai bergerak saja tidak bisa, Fuma benar-benar tidak berguna saat Seijin itu melumpuhkan nya.

Garnet tidak bisa berkata apa-apa lagi, baik dia maupun Fuma sama-sama lemah. Sangat lemah sampai mereka hanya bisa menyalahkan yang lain untuk menutupi perasaan bersalah.

Disisi lain, Taiga dan Titas yang mendengar pembicaraan itu dari luar saling menundukkan kepala. Mereka juga merasa bersalah dengan kejadian yang terjadi waktu itu, mereka tidak menyadari keberadaan sosok yang mungkin sudah mengawasi mereka sejak lama. Jika saja Taiga atau Titas menyadarinya semua ini tidak akan terjadi. "Jika kita bisa menyadarinya dari awal... Aku yakin kejadian itu bisa dihentikan..." gumam Titas sambil menundukkan kepala.

"Ya... Tapi kita terlalu bodoh untuk menyadarinya lebih awal" balas Taiga seperti menertawakan dirinya sendiri.

Taiga melirik ke salah satu kamar yang berhadapan dengan kamar rawat milik Fuma. Kamar itu adalah kamar yang digunakan Pandora saat ini, dimana Ultra yang masih sangat muda itu sedang terbaring tidak sadarkan diri. Keadaannya cukup parah saat Taiga datang bersama Titas dan Garnet. Jika saja mereka datang lebih lambat, mungkin Pandora sudah dalam masalah yang jauh lebih besar dari ini. "Aku bahkan tidak bisa melindungi nya..." gumam Taiga menatap kamar rawat milik Pandora.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang