Chapter 14: Masa Lalu

62 9 210
                                    

Entah cuma aku, atau kayaknya mulai sepi ya guys book terakhir aku ini. :v

Tapi ya sudahlah, yang penting masih ada yang baca aja udah beruntung aku. Walau yang komen udah jarang.

Oke tanpa berlama-lama dan banyak curhat lagi, kita langsung aja ke cerita.
Happy Reading~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kak Opal?"

"Siapa itu?" segera Pandora menutup mulutnya dan bersembunyi di balik bangunan terdekat. Seseorang yang bersama dengan pria yang dipanggil Opal oleh Pandora, melihat sekeliling tepatnya ke tempat dimana Pandora sedikit berteriak tadi. "Tidak ada siapa-siapa..." gumamnya kemudian kembali mengikuti Opal.

Pandora keluar dari persembunyian nya, anak itu melirik ke arah Opal bersama bawahannya. Di kepala anak ini muncul banyak pertanyaan soal siapa Opal yang sebenarnya, kenapa dia bisa ada di planet Orion pada masa lalu, dan kenapa salah satu bangsawan dari planet Orion memanggilnya Yang Mulia. Namun Pandora berusaha menyimpan semua pertanyaan itu, dan mulai mengikuti Opal untuk mendapatkan jawabannya.

.
.
.
.

Pandora mengikuti keduanya sampai pada istana lama yang pernah menjadi tempat tinggalnya beberapa tahun di planet Orion. "Apa yang kak Opal lakukan?" bisik Pandora pada dirinya sendiri, anak itu masih mengikuti sosok yang dia kenal sebagai Opal masuk ke dalam istana.

"Yang Mulia... Tolong dengarkan... Anda tidak boleh asal kabur dari rapat!" salah satu dari penduduk planet Orion, yang menggunakan pakaian mahal. Berbicara dengan penuh keresahan pada sosok Opal yang sepertinya tidak ingin mendengarkan.

Opal hanya diam, dan terus berjalan entah kemana. Bawahan yang mengikuti nya mendengus kesal karena semua perkataannya diabaikan oleh Yang Mulia nya. Mereka sampai pada sebuah perpustakaan, Opal menarik salah satu buku di dalam rak yang membuat rak itu terbuka membentuk jalan menuju ke bawah tanah. Pandora terkejut melihat ruang rahasia di perpustakaan istana. "Aku baru tau kalau ada ruang rahasia di istana" gumamnya kemudian mengikuti kedua orang itu masuk ke ruang bawah tanah.

Sesampainya di ruang bawah tanah, Pandora disambut dengan banyaknya ukiran dinding yang menceritakan seorang pahlawan yang menemukan planet Orion dan menjadi raja di sana. "Apakah ini raja pertama planet Orion?" gumam Pandora pada dirinya sendiri.

"Bukankah sudah aku minta kau untuk menghapusnya, Fennee Winter?"

Pandora menoleh ke arah sosok berambut keabu-abuan itu, Opal yang baru saja bicara. Seseorang yang dipanggil Fennee Winter, seperti tertawa canggung sambil menggaruk kepala nya. Pandora berpikir kembali nama yang dia dengar kali ini, "Fennee Winter? Bukankah itu adalah nama menteri pertama planet Orion? Tunggu... Maksudnya?!" Pandora menatap ke Opal dan Fennee dengan ekspresi tidak percaya.

Fennee berhenti tertawa dan menatap Opal dengan penuh kebanggaan. "Mana saya bisa menghapus nya, Yang Mulia? Ini adalah prestasi yang Anda turahkan pada dinding istana!!" ucapnya.

Opal menghela nafas panjang "ya... Lupakan" dia kemudian berjalan menjauh, meninggalkan Fennee yang berbicara sendiri.

Fennee menoleh ke arah Opal, dan langsung berlari mengikuti Opal pergi. "Yang Mulia! Yang Mulia Valta! Tunggu saya!"

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang