Chapter 38: Pentunjuk dari Mimpi

57 6 183
                                    

Yeay~ I'm back guys~ siapa yang kangen?

Yosfan: "kangen buat nge banting lu sih ada"

Jangan gitu lah... Baru sembuh encok gw ini ಥ_ಥ

Yosfan: "ya salah sendiri bikin cerita kek gini"

Ini juga masih awalnya, belum nanti pas mau sampai ke end story. Beh! Auto jadi buronan gw.

Nuri: "sudah-sudah... Ini kapan mau mulai nya?"

Oh iya, karena udah kebanyakan basa-basi. Langsung aja kita ke cerita.

Happy Reading~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tiga minggu berlalu sejak penculikan, masih tidak ada informasi soal dimana keberadaan Peridot dan kelompok Seijin yang sudah menculiknya. Satu-satunya hal yang berhasil para Ultra ini temukan hanya salah satu petunjuk yang ditinggalkan oleh salah satu Seijin yang menyerang Fuma. Ya, sebuah racun pelumpuh yang mampu membuat Ultra secepat Fuma tidak bisa berbuat apa-apa. Adalah milik Kukulkam Seijin, salah satu Seijin yang berbahaya karena kemampuannya untuk menciptakan racun yang belum jelas penawar nya.

Tidak hanya itu, dari info yang diberikan Taiga yang mengaku kalau dia melihat salah satu wajah Seijin itu yang terlihat seperti burung gagak. Bisa di pastikan kalau mereka adalah kelompok seijin yang berbeda ras atau jenis. Namun masih belum jelas siapa yang mengirim mereka, atau apakah mereka menjalankan misi penculikan ini atas niat sendiri atau bukan.

Hikari masih terus mengusahakan yang terbaik untuk menemukan petunjuk lain agar mereka bisa menemukan keberadaan Peridot dan juga para penculik itu. Hikari bahkan sampai merelakan waktu istirahatnya untuk melanjutkan penyelidikan. Dan sekarang, Ultra biru satu ini masih berada di ruang penelitiannya dengan sebuah layar komputer bening di depannya. Disebelahnya terdapat Ultra dari ras biru yang sama dengan Hikari, yang adalah bawahan sekaligus anak didik Hikari.

"Taicho... Tolong jangan terlalu memaksakan diri, anda belum istirahat sejak pagi tadi." ujar Filis menatap penuh khawatir pada Hikari.

Namun permintaan itu tidak diindahkan oleh Hikari, dia masih saja melanjutkan penyelidikan nya dan kedua matanya yang sudah sayu itu masih menatap layar bening didepannya. "Hikari-taicho! Saya mengerti kalau anda ingin menempati janji anda untuk menemukan Peridot-san, tapi tidak seperti ini! Tubuh anda juga butuh istirahat..." ujar Filis lagi dengan nada yang terdengar kesal.

Hikari pun berhenti sejenak, dia memijat kepalanya yang sudah terasa pusing sejak pagi tadi sambil menghela nafas panjang. "Maafkan aku... Sepertinya aku terlalu berlebihan dengan misi ini..." balas Hikari berusaha untuk menenangkan diri. Hikari memang suka memaksakan diri saat ada sesuatu yang bersangkutan dengan pekerjaannya. Namun sekalipun memaksa diri, Hikari akan menurut kalau sudah diperintahkan berhenti. Walau dengan cara bar-bar untuk memerintah Ketua Biro Teknologi Sains Antariksa Tanah Cahaya ini.

"Tidak apa... Sekarang istirahat dulu, Taicho. Anda sudah melakukan pencarian ini sejak pagi. Biar saya yang lanjut mencarinya" pinta Filis sambil membopong tubuh Hikari yang sudah lunglai.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang