Chapter 17: Jujur

63 9 194
                                    

Akhirnya ark yang paling rumit yang pernah aku buat selesai juga. Sumpah kebakaran otak aku gara-gara mikir ide cerita buat ark ini :v

Daripada kebanyakan denger curhatan aku karena chapter kali ini, mending kita langsung ke cerita.
Happy Reading~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Suatu saat... Kau akan menyadari berkah nya" gumam Opal sebelum dirinya menghilang dari pandangan siapapun.

Sesampainya Pandora di Land of Light, anak itu tidak langsung kembali ke rumahnya untuk membuatnya seperti alibi kalau dia pergi jalan-jalan di sekitar taman Nebula. Pandora menurunkan Nikki dari gendongannya, dan mulai berjalan menelusuri taman menuju rumahnya. Nikki juga mengikutinya dari belakang. Terdengar jelas dari makhluk kecil hitam itu, suara helaan nafas yang panjang dari anak Ultra yang ada di dekatnya.

Nikki sedikit menundukkan kepalanya sambil memperhatikan jalan. "℘ɑׁׅ݊ꪀժׁׅ݊ᨵׁׅׅꭈׁׅɑׁׅ... ƙׁׅɑׁׅυׁׅ ꩇׁׅ֪݊ ɑׁׅׅ꯱ꪱׁׁׁׅׅׅhׁׅ֮ ꩇׁׅ֪݊ ɑׁׅꭈׁׅɑׁׅhׁׅ֮ ℘ɑׁׅժׁׅ݊ɑׁׅƙׁׅυׁׅ?" tanya Nikki lewat telepati.

Pandora menoleh ke arah Nikki, dia menatap makhluk itu sejenak sebelum menjawab pertanyaan nya. "Jika dibilang aku masih marah... Tentu saja aku masih marah. Tapi aku tidak marah padamu" ujar Pandora yang menendang batu kerikil dengan pelan.

Keduanya pun terdiam sambil kaki mereka membawa kedua makhluk berbeda ras dan asal-usul ini menuju ke rumah. Hening dan canggung, itulah suasana yang terasa diantara dua makhluk ini. Padahal biasanya Nikki akan dengan nakal selalu bersikap kekanak-kanakan saat berada di depan Pandora. Namun sekarang terlihat makhluk berbulu hitam itu tidak lagi bersemangat.

Pandora juga seperti tidak ingin mencari topik apapun. Pikirannya masih kacau, apalagi mendengarkan semua hal yang di katakan Opal. Soal alasannya memberikan kutukan itu, dan juga alasannya tidak ingin mencabut kutukan itu walaupun Opal bilang jika dia menyesal.

Nikki berusaha untuk memikirkan topik pembicaraan, walau pada akhirnya pikirannya buntu. "Nikki" panggilan dari Pandora membuat Nikki menoleh ke arah Ultra itu. "Jika kau itu tercipta dari jiwa para keturunan Orion, lalu bagaimana caranya kau bisa ada di planet U-13?" Pandora menatap Nikki dengan tatapan penuh tanda tanya. Nikki terdiam dan kembali mengingat masa lalu tepat saat Valta sudah tiada.

.
.
𝙽𝚒𝚔𝚔𝚒 𝙿𝙾𝚅.
.
.

"Apa yang ingin kau lakukan?!"

Mataku terbelalak saat melihat Valta mengarahkan sebuah pedang tua yang sebenarnya hanya sebuah batu yang terukir berbentuk pedang. Namun kenapa pedang batu itu kelihatan sangat tajam? Aku ingin menghentikannya, sebelum Valta benar-benar membunuh dirinya sendiri dengan pedang itu.

"Aku juga... Mempermainkan takdir semua yang ada disini" saat dia mengatakan itu, tangannya dengan cepat menancapkan pedang batu itu ke jantungnya sendiri.

Tubuh Valta yang di selimuti oleh darah merah yang mengalir, tumbang ke tanah. Aku hanya bisa terdiam menatap tubuh yang sekarang sudah tidak bernyawa ini. Apa dia benar-benar mati? Itulah yang aku tanyakan pada diriku sendiri. Tapi untuk sekarang yang terpenting adalah perasaan dari gadis kecil yang melihat kematian itu. "Kyu?" aku mendekati gadis kecil itu, dan berusaha bertanya soal keadaannya.

Ultraman Pandora: the Shadow for the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang