Hai, apakah masih ada yg nungguin lanjutan cerita ini?
Maaf banget baru bisa update..
Hope you enjoy it, guys😊Sebelumnya jangan lupa klik bintang di bawah..
Happy readingKim Jisoo terlihat keluar dari hotel bersama dengan seorang anak perempuan. Ia baru saja mengantarkan buket bunga pesanan salah satu pengunjung hotel ini.
Sudah tiga tahun ini Jisoo membuka toko bunga di Jeju. Sebenarnya ia memiliki seorang pegawai, namun hari ini pegawainya ijin pulang lebih awal yang mengharuskannya mengantarkan pesanan sendiri. Bukan sendiri sebenarnya, namun ada Jung Hayul yang menemani. Bocah perempuan berusia empat tahun itu seharian ini bersama dengan Jisoo karena sang ayah ada pekerjaan penting.
Benar, suara wanita dewasa yang didengar oleh Seokjin saat bersama dengan Hoseok adalah suara dari Kim Jisoo. Memang sudah tiga tahun berlalu, namun Seokjin tak pernah sedetik pun melupakan suara Jisoo. Jangankan suara, semua yang ada pada diri Jisoo, Seokjin masih bisa mengingatnya dengan jelas. Semuanya sudah terpatri rapi di dalam pikiran dan hatinya.
“Imo, ada ayunan,” Hayul berhenti saat melihat ayunan di taman depan hotel. “Bolehkah aku naik?”
Jisoo tak segera menjawabnya. Ia melihat jam pada ponsel yang kini sudah menunjuk pada pukul delapan lebih sepuluh. “Tapi ini sudah malam, sayang. Besok saja, ya.”
“Sebentaarr saja,” Hayul mengeluarkan jurusnya untuk meluluhkan hati Jisoo dengan mengedipkan kedua matanya dengan cepat seperti anak anjing yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan bagi Jisoo. “Janji.”
Jisoo pun menghembuskan nafasnya kasar lalu mengangguk. Ia sudah tidak bisa menolak jika Hayul sudah begitu. “Baiklah, sepuluh menit saja. Ayahmu sebentar lagi pasti pulang.”
Kedua sudut bibir Hayul tertarik ke atas kala mendapat ijin dari Jisoo. Lantas ia segera berlari kecil ke arah ayunan dan dengan bantuan Jisoo, ia naik ke atas ayunan.
“Tolong dorong yang kencang, Imo!” Seru Hayul saat ayunan yang ia naik sudah berayun.
“Tidak boleh, Hayul-ah, nanti kalau terjatuh bagaimana?”
“Lebih kencang sedikit saja, please.. “
Lantas Jisoo mendapat ide untuk menggoda Hayul dengan mendorong ayunan Hayul sedikit lebih kencang. Di luar dugaan, Hayul ternyata ketakutan ketika ayunan yang ia naiki berayun lebih cepat. Ternyata cukup mengerikan juga jika terjatuh dari ayunan ini. “Imo, tolong hentikan ayunannya. Aku takut.”
Bukannya menghentikan ayunan, Jisoo malah terbahak melihat raut wajah Hayul yang ketakutan.
“Imo, stop it! Aku takut..”
Jisoo langsung menghentikan ayunan itu saat mendengar Hayul yang mulai terisak. “Apa kau mau naik ayunan lagi dengan kencang, hmm?” Jisoo mengusap air mata Hayul yang sudah membasahi wajahnya.
Hayul pun menggeleng. “Tidak mau lagi.”
“Maafkan Imo, ya,” Jisoo mengusap punggung Hayul menenangkan bocah itu. Bukan apa-apa, ini memang kebiasaan Jisoo yang suka menggoda Hayul. “Lain kali kalau naik ayunan jangan terlalu kencang. Nanti kau bisa terjatuh.”
Hayul hanya mengangguk sebagai responnya.
“Ayo kita pulang!” Jisoo mengulurkan tangan yang disambut oleh Hayul. “Ayahmu pasti sudah pulang sekarang.”
Keduanya pun melangkahkan kaki meninggalkan area hotel. Dan tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang menyusulnya. Tapi sayangnya Jisoo dan Hayul sudah tak berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short ff Jinsoo
FanfictionKumpulan short ff Jinsoo (Jin bts & Jisoo bp) Satu story terdiri dari tiga-empat chapter Judul di setiap cerita diambil dari judul lagu bts & blackpink Hope you enjoy it guys 😊