Pretty Savage (v-end) [M]

634 57 23
                                    

Warning 🔞

Bagi para readers yg di bawah umur mohon diskip yg bagian kedua ya, yg lainnya aman..
Bijak memilih bacaan ya guys..

Happy reading


Di sebuah kamar bernuansa chic, Kim Jisoo duduk menatap layar laptop. Tangannya dengan terampil memindah-mindahkan krusor. Jisoo mencetak banyak data dari flashdisk yang ia dapat dari Yoongi.

Ya, Jisoo sedang mencetak bukti-bukti kecurangan perusahaan tempatnya bekerja a.k.a perusahaan milik Seokjin dan ibunya.

Jisoo mencetak banyak bukti penggelapan dana pajak yang dilakukan oleh perusahaan tersebut yang ternyata sudah mereka lakukan sejak lama. Tak hanya itu, Jisoo juga mencetak beberapa bukti perusahaan tersebut yang bertindak curang atas proyek-proyek besar yang mereka dapatkan.

Kini sudah waktunya.

Jisoo sudah membulatkan tekadnya untuk membawa semua bukti-bukti yang ia miliki ke kejaksaan setempat agar kebusukan-kebusukan perusahaan Seokjin bisa segera diselidiki dan mendapat hukuman yang setimpal.

Saat menunggu semua hasil cetakan selesai, ponsel Jisoo bergetar dan pada layarnya menampilkan nama Kim Sajangnim.

Jisoo ragu apakah ia akan menjawab panggilan itu atau tidak. Ia takut jika mendengar suara Seokjin akan menggagalkan niatnya untuk membalas dendam.

Jisoo sendiri tidak tau kapan tepatnya cinta itu datang dan memenuhi seluruh rongga yang di dalam hatinya. Ya, Jisoo sudah jatuh ke dalam perangkap yang telah ia buat sendiri. Ia juga tidak tau bagaimana ia bisa keluar dari sana.

Mengenal seorang Kim Seokjin selama beberapa bulan ini membuatnya nyaman. Ada satu hal yang ada di dalam diri Seokjin yang tidak ia dapatkan pada orang lain. Hingga membuatnya enggan untuk keluar dari sana.

Tapi akhirnya Jisoo menjawab panggilan dari bosnya itu.

"Kenapa lama sekali, sayang?" Belum sempat Jisoo berucap, suara Seokjin dari seberang sudah menyapa indera pendengaranannya terlebih dulu.

"Maaf, aku tadi sedang di kamar mandi."

"Bogoshippeo.."

Jisoo melipat bibirnya ke dalam. Ingin sekali ia berteriak mengungkapkan rasa cinta yang ia rasakan yang semakin hari semakin besar kepada seorang Kim Seokjin. Rasa cinta yang seharusnya tidak tumbuh dari dalam hatinya. Tapi memangnya siapa yang bisa mengontrol perasaan cinta seseorang?

Jisoo akhirnya terkekeh. "Baru beberapa jam kita berpisah, Tuan Kim."

"Tapi bagiku sudah seperti satu tahun kita tidak bertemu. Apa kita tidak bisa bertemu sekarang?"

Jisoo melirik pada printer yang terus saja mengeluarkan lembar demi lembar kertas yang ia cetak. "Aku tidak bisa."

Hening beberapa saat. Bahkan Jisoo menjauhkan ponselnya dan memastikan ia masih terhubung dengan Seokjin.

"Halo--"

"Lihatlah keluar jendelamu!"

Meski tak percaya, Jisoo pun mengikuti perkataan Seokjin. Ia mendekat ke jendela kamarnya lalu menyibak korden yang menutup kaca jendela. "Kaukah itu?"

"Surprise.."

Jisoo sama sekali tak menyangka Seokjin akan datang ke rumahnya. Padahal waktu sudah menunjuk pada pukul sebelas malam.

"Kau-- Tunggu sebentar."

Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Jisoo segera berlari keluar kamar dan langsung menemui Seokjin yang ada di luar pagar.

Short ff JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang