Heartbeat (iii-end)

513 59 37
                                    

"Bagaimana keadaan Kim Jisoo, Hyung?"

Saat pingsan di restoran tadi, Namjoon segera membawa Jisoo ke rumah sakit langganannya. Dan dokter yang menangani Jisoo adalah teman Namjoon saat kuliah di luar negeri yang bernama Min Yoongi.

"Kondisi Jisoo baik-baik saja." Jawab Yoongi. "Hanya saja dia tidak boleh terlalu lelah ataupun banyak pikiran."

"Bagaimana dengan jantungnya?" Tanya Namjoon lagi.

"Tubuhnya bisa menerima dengan baik. Tapi semua itu kembali lagi pada pola hidup Jisoo sendiri. Apa dia bisa menjaga kesehatannya sendiri atau tidak." Tutur Yoongi.

"Aku yakin selama ini, Jisoo bisa menjaga kesehatannya." Ucap Namjoon sendu. "Ini semua salahku."

Yoongi mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Tadi aku membentaknya." Jawab Namjoon penuh rasa sesal.

Yoongi menghembuskan nafasnya kasar mendengar pengakuan dari sahabatnya ini. "Tidak apa. Yang penting Jisoo baik-baik saja. Dan satu lagi, jangan ulangi lagi. Kau tau sendiri kan jika tubuh Jisoo masih beradaptasi dengan jantung barunya? Jadi kau harus lebih baik memperlakukannya."

Namjoon pun mengangguk. "Tapi selama ini aku bersikap lembut kepadanya."

"Arayo." Sahut Yoongi.

"Apa kau sudah mendapatkan rumah sakit yang bagus di London?" Lanjut Yoongi.

Namjoon yang tadinya menundukkan kepalanya, kini kembali mendongak menatap Yoongi. "Aku sudah menemukan rumah yang sakit yang bagus. Tapi aku tidak yakin jika dia mau pergi."

"Kau harus bisa membujuknya. Karena ini untuk kesehatannya juga."

Beberapa detik hanya hening sebelum Namjoon kembali berucap. "Hyung.. Apa kau sudah mencari tau siapa sebenarnya pendonor jantung Jisoo?"

Sebenarnya sejak empat tahun terakhir Jisoo divonis dokter memiliki lemah jantung. Awalnya gejalanya hanya nyeri pada dada bagian kirinya saja. Namun sejak satu tahun terakhir jantungnya semakin melemah. Ia juga cepat sekali merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas berat. Hal itu membuat Yoongi selaku dokter yang menanganinya menyarankan untuk melakukan transplantasi jantung. Dan beruntung bagi Jisoo karena ada seorang wanita korban kecelakaan yang berbaik hati mendonorkan jantungnya. Hingga akhirnya Jisoo melakukan operasi transplantasi tersebut untuk memperpanjang hidupnya. Karena jika Jisoo tidak segera melakukannya, maka umurnya tidak akan lama lagi.

Sebagai dokter, tentu saja Yoongi tau siapa orang yang telah mendonorkan jantungnya untuk Jisoo. Namun sesuai permintaan keluarga si pendonor, mereka melarang dokter mengungkap identitasnya kepada si penerima donor.

Yoongi nampak berpikir bagaimana menjawab pertanyaan Namjoon tadi.

"Setidaknya aku harus berterima kasih kepada mereka, Hyung." Lanjut Namjoon ketika Yoongi tak kunjung berucap.

Yoongi kemudian membuka laci mejanya dan mengambil sesuatu dari sana. "Ini." Yoongi menyodorkan secarik kertas yang berisi sebuah alamat kepada Namjoon.

Namjoon mengernyitkan dahinya sambil menerima secarik kertas itu. "Apa ini?"

"Itu alamat rumah keluarga si pendonor." Jawab Yoongi. "Sebenarnya aku sudah berjanji kepada mereka untuk tidak memberitahu tentang identitas mereka kepada kalian. Tapi karena si pendonor itu adalah temanku juga, jadi kupikir kalian berhak tau agar kalian bisa bersikap lebih baik kepada keluarganya."

"Gomawo, Hyung.." Namjoon kemudian menyimpan secarik kertas itu di dalam saku celananya.

"Untuk saat ini biarkan Jisoo dirawat dulu." Tutur Yoongi. "Aku harus memastikan kondisi jantung barunya. Tapi kau juga harus bisa membujuk Jisoo agar mau dirawat di rumah sakit itu agar efek samping pascaoperasi bisa diminimalisir."

Short ff JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang