Beberapa perawat dan seorang dokter mendorong brankar dengan langkah cepat menuju ke ruang operasi. Di atas brankar itu, tergolek lemah seorang pria yang baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Dimana keluarganya?" Tanya sang dokter pada salah satu perawat.
"Belum ada yang datang, dokter."
"Sambil menunggu pihak keluarga datang, kita bawa pasien ke ruang ct scan dan siapkan ruang operasinya." Titah dokter itu. Kemudian sang perawat melakukan perintahnya.
Sedangkan di sisi lain, Kim Jennie dan kedua orang tua Seokjin berlari ke arah meja resepsionis.
"Pasien atas nama Kim Seokjin ada dimana sekarang?" Tanya Tuan Kim, ayah Seokjin.
Penjaga meja resepsionis itu nampak mengecek pada layar komputernya. "Ada di ruang operasi, Tuan."
"Terima kasih."
Ketiganya langsung bergegas menuju ruang operasi. Di depan ruang operasi, mereka bisa melihat ada seorang perawat.
"Dimana putraku?" Tanya Nyonya Kim yang sejak tadi tak berhenti menangis. "Putraku, Kim Seokjin."
"Tuan Kim Seokjin sudah ada di dalam ruang operasi." Jawab perawat itu. "Silakan ke bagian administrasi untuk mengurus semua administrasinya."
"Paman.. Biar aku saja yang ke bagian administrasi." Sahut Jennie. "Paman disini saja menemani Bibi."
"Baiklah, Jen.. Tolong urus semuanya."
Jennie kemudian melangkahkan kakinya menuju ke bagian administrasi. Sesampainya disana, sambil menunggu petugasnya, Jennie merogoh tas mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.
Tuutt..Tuutt.. Tuutt..
"Halo.." Jennie bernafas lega ketika mendengar jawaban dari seberang telepon. Ia khawatir jika saja Jisoo masih bersama Seokjin saat terjadi kecelakaan.
"Kim Jisoo.. Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Ada apa, Jen?"
"Seokjin Oppa.. Dia--"
"Ada apa dengan Seokjin?" Nada bicara Jisoo terdengar sangat khawatir.
"Dia mengalami kecelakaan. Sekarang dia di rumah sakit."
"..........."
"Halo.. Kim Jisoo.. Kau masih disana? Halo?"
Tak ada sahutan lagi hingga Jennie memutus panggilan itu. Saat hendak kembali menghubungi Jisoo, petugas administrasi memanggilnya dan Jennie pun mengurus semuanya.
***
Bau obat menyeruak ketika Seokjin mulai siuman setelah hampir satu hari tak sadarkan diri pascaoperasi yang dilakukannya.
Ingin rasanya Seokjin segera membuka matanya, namun kelopak matanya terasa sangat berat untuk ia buka.
Akhirnya Seokjin mencoba menggerakkan jari-jarinya dengan sekuat tenaga agar ada orang yang menyadari bahwa ia sudah sadar.
"Oppa.. Kau sudah sadar?"
Itu suara Jennie.
"Paman.. Bibi.. Seokjin Oppa sudah sadar." Jennie memanggil kedua orang tua Seokjin. "Aku akan memanggul dokter."
"Nak, kau sudah sadar?" Ia bisa mendengar suara ibunya.
"Syukurlah kau sudah sadar." Timpal ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short ff Jinsoo
FanfictionKumpulan short ff Jinsoo (Jin bts & Jisoo bp) Satu story terdiri dari tiga-empat chapter Judul di setiap cerita diambil dari judul lagu bts & blackpink Hope you enjoy it guys 😊