Playing with Fire (iii)

401 63 16
                                    

"Bagaimana hubunganmu dengan tunanganmu itu?" Pertanyaan Jisoo itu sontak membuat mood Seokjin berubah begitu saja.

Padahal niatnya ingin bercumbu dengan wanita yang kini duduk di atas pangkuannya ini. Namun semua niatnya itu hilang begitu saja saat ia mendengar Jisoo menyebutkan nama tunangannya.

"Apa kau bisa tidak menyebutkan nama Sojung di depanku?" Ucap Seokjin dengan tatapan tajam ke arah Jisoo. Namun beberapa detik kemudian tatapan Seokjin berubah menjadi lebih lembut. "Setidaknya saat kita bersama seperti saat ini, jangan pernah sekali pun kau menyebutkan namanya di depanku. Aku terlalu muak mendengar nama itu."

"Muak? Jika kau memang muak, seharusnya kau memutuskan hubunganmu dengannya. Tapi kau masih tetap melanjutkan pertunangan dengannya." Tentu saja Jisoo hanya berucap di dalam hatinya.

"Baiklah. Maafkan aku." Hanya itu kata-kata yang bisa Jisoo ucapkan.

"Kau tidak perlu meminta maaf, cantik," Seokjin meraih rahang Jisoo lalu ia mengecup singkat bibir yang akhir-akhir ini menjadi candu baginya.

"Tuan Kim, apa sebenarnya hubungan kita?" Bukan tanpa alasan Jisoo menanyakan perihal hubungannya dengan Seokjin. Pasalnya Seokjin sering kali berkunjung ke unit apartemennya setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Mereka juga sering tidur bersama layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. "Apa aku hanya pelampiasan amarahmu saja?"

Seokjin mengecup bahu Jisoo yang terbuka itu sebelum ia menjawab. "Bukankah kita sedang melakukan hubungan timbal balik, hm? Aku membalas perbuatan Sojung dan kau membalas perbuatan mantan kekasihmu."

"Aku sudah tidak berhubungan lagi dengan mantan kekasihku. Jadi aku tidak peduli lagi padanya."

"Benarkah?"

"Tentu. Hubunganku dengannya sudah berakhir saat aku memergokinya di hotel dengan tunanganmu malam itu."

"Jadi kalian benar-benar mengakhiri hubungan kalian?" Jisoo mengangguk. "Bagus kalau begitu."

Ucapan Seokjin itu membuat Jisoo mengernyitkan dahinya karena tak paham.

"Jika kau benar-benar mengakhiri hubunganmu dengan pria berengsek itu, kita bisa lebih leluasa bercinta kapan pun kita mau, kan?"

Seharusnya Jisoo merasa tersinggung kala Seokjin mengucapkannya. Bagaimana bisa Seokjin egois? Ia masih melanjutkan hubungan dengan tunangannya sedangkan Jisoo sendiri sudah mengakhiri hubungannya dengan Namjoon.

Namun entah kenapa Jisoo tak mempermasalah hal itu. Ia masih baik-baik saja jika ia hanya dijadikan pelampiasan oleh Kim Seokjin, pria yang mungkin saja sebentar lagi akan menikah dengan wanita yang bernama Kim Sojung.

***

"Aku ingin bicara." Pinta Sojung kepada Seokjin yang terlihat acuh dengan kedatangan tunangannya itu.

"Bicara saja, Kim Sojung." Seokjin bahkan tetap fokus pada kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanya.

"Tidak disini!"

"Aku sibuk."

"Tapi--"

"Bicarakan disini atau tidak sama sekali!"

Sojung cukup tersentak karena Seokjin berbicara dengan nada yang sedikit tinggi. Memang ia telah bersalah karena sudah berani berselingkuh dengan pria lain. Tapi ia juga tidak pantas menerima perlakuan kasar dari Seokjin, bukan? Setidaknya Seokjin bisa bicara lebih lembut lagi, kan? Sojung itu tunangannya, bukan orang lain.

Short ff JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang