Lovesick Girl (iii)

403 56 5
                                    

Sudah menjadi rutinitas bagi Seokjin mengantar Jisoo pulang ke rumah. Bahkan sering kali saat berangkat ke kantor Seokjin juga menjemputnya agar bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama.

Tak hanya mengantar dan menjemput saja, berbelanja kebutuhan rumah dan dapur juga Seokjin sering melakukannya bersama Jisoo.

Terlepas dari perjodohannya dengan Iren yang tetap dilanjutkan, Seokjin tetap menjalin hubungan dengan Jisoo.

Dan kini Seokjin dan Jisoo sedang berbelanja di sebuah toserba. Orang yang melihatnya pasti akan mengira jika mereka adalah sepasang suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan. Karena sesekali Seokjin tak segan untuk memeluk, mencium pipi bahkan mengecup bibir Jisoo di toserba itu seakan dunia hanya milik mereka berdua.

Saat sedang di stand buah-buahan, ada seorang wanita paruh baya yang menegur keduanya.

"Apa kalian baru saja menikah?" Tanya wanita paruh baya itu.

Jisoo melirik sekilas ke arah Seokjin. Ia tak tau harus menjawab apa.

"Ya, bibi, kami baru saja menikah." Jawab Seokjin sambil mengecup pelipis Jisoo membuat sang empu memerah pipinya.

"Pantas saja kalian terlihat mesra sekali. Semoga kalian cepat diberi momongan." Setelah berucap wanita paruh baya tadi pergi ke stand lain meninggalkan Seokjin dan Jisoo.

"Kenapa kau mengatakan pada bibi tadi kalau kita sepasang suami istri?" Protes Jisoo. Sebenarnya ia cukup senang kala Seokjin mengatakan hal itu. Tapi ia cukup sadar diri akan posisinya yang hingga saat ini belum ada kepastian dari sang pria.

"Kenapa, hm?" Seokjin meraih pinggang Jisoo. "Kau tidak suka? Kita sudah sering melakukannya, bukan?"

Jisoo memukul dada Seokjin seketika. "Apa-apaan kau?" Jisoo melirik ke kiri dan ke kanan memastikan jika tidak ada orang di dekat mereka. "Kenapa mesum sekali?"

Seokjin hanya terkekeh gemas melihat Jisoo yang salah tingkah seperti ini.

Mereka melanjutkan kegiatan berbelanja hingga mereka tak menyadari bahwa ada sepasang mata melihat keduanya dengan wajah penuh kekesalan.

***

Seperti yang ibunya minta tadi di telepon, Seokjin kini berada di rumahnya. Memenuhi permintaan sang bunda untuk makan malam di rumah.

"Hyung.." Sapaan hangat ia dapatkan dari sang adik yang usianya terpaut tiga tahun di bawahnya itu. "Sudah lama kau tak mampir kesini."

"Taehyung-ah.." Seokjin memeluk adiknya itu. "Maaf, aku sibuk."

Taehyung kemudian mendekat pada Seokjin. "Sibuk dengan wanita?" Tanya Taehyung sambil berbisik.

Seokjin pun terkekeh meresponnya. Beberapa saat kemudian suara seseorang yang selalu ia rindukan pun terdengar.

"Anak sulung Eomma sudah datang?" Han Aeri, ibu Seokjin langsung memeluk Seokjin. Seokjin pun membalas pelukan dari wanita yang telah melahirkannya itu. "Eomma sangat rindu."

"Maaf karena aku sudah lama tidak pernah mampir kesini, Eomma." Ucap Seokjin yang masih memeluk ibunya.

"Ini rumahmu juga, nak. Jadi kau bisa datang kapan saja."

Seokjin menggeleng. "Aku sudah punya rumah sendiri, Eomma." Ia mengakhiri ucapannya dengan kekehan.

Jika orang lain yang mendengar jawaban Seokjin, pasti terdengar hanya candaan belaka. Padahal sebenarnya terselip sebuah perasaan sedih di dalamnya.

Short ff JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang