🌷4 (Hanya Masa Lalu)

278 19 0
                                    

"Nyonya, haruskah anda benar benar pergi?" Tanya Ana dengan takut, setelah melihat Evelyn berdandan dengan sangat cantik dengan gaun yang tampak menawan itu.

"Tentu, aku akan menemui Axel. Jadi kau jangan memberitahukan kepada siapapun ya? Karena kan dia juga sedang dalam masa perang, pasti sulit sekali sampai meluangkan waktu seperti ini." Balas Evelyn setelah merasa semua telah beres dan menatap dirinya di pantulan cermin dengan cermat.

"Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan pulang dengan cepat, tenang saja."

Ana hanya memandang kepergian nyonya nya tentu khawatir, apalagi ia juga tidak dapat memastikan kapan akan kembalinya sang Grand Duke. Apalagi setelah mendengar desas desus bahwa perang telah selesai saat ini membuatnya tidak dapat berhenti untuk merasa gelisah.

Sebenarnya Ana sedikit ragu jika Evelyn lupa ingatan, apakah Evelyn saat ini tengah melakukan siasaat untuk menemui mantan kekasihnya tersebut dengan tidak pantasnya berkata bahwa Axel adalah nama Grand Duke, akan tetapi dirinya juga ragu karena sikap Evelyn yang seiring beberapa hari ini telah mengalami perubahan.

Ana membiarkan Evelyn pergi dan tidak menjelaskan apapun lagi setelahnya, karena tidak ingin nyonya nya terus merasa sedih. Apalagi Evelyn sudah mulai banyak berbicara dan menampilkan raut wajahnya lebih banyak. Ia masih dapat mengingat bagaimana saat itu Evelyn pertama kali menginjakkan kakinya di kediaman ini selama beberapa bulan lalu raut wajah milik Evelyn selalu sendu dan juga gadis itu sangat pendiam serta menolak semua undangan pesta teh maupun pesta undangan lainnya, serta menarik diri dari dunia sosial dan cenderung menghindar dari para bangsawan setelah menikah dengan Grand Duke kala itu.

"Aku harap nyonya cepat kembali." Batin Ana dengan penuh harapan.

***

"Selamat atas kemenanganmu dalam perang memberantas ratusan monster itu Lukas." Ucap Kaisar dengan bangga dan tidak lupa dengan senyum kemenangannya itu, akan tetapi dibalas dengan tatapan sengit dari lawan bicaranya.

"Jadi mulai sekarang berhenti memanggilku atau apapun itu gunakanlah putramu agar dia lebih berguna." Ujar Lukas dingin menatap nyalang kearah kaisar yang tengah duduk di kursi kebanggaan nya.

"Hey, kau juga putraku. Jika bukan karena ku pernikahanmu juga tidak ada, ingat itu Lukas." Balas kaisar dengan nada mengejek dengan membalas tatapan sengit Lukas.

"Aku tidak membutuhkan semua itu."
Lukas menatap tajam kearah kaisar yang seenaknya membuat pernikahan tanpa persetujuan dirinya.

"Apa kamu yakin? Apa kau tidak ingat du-" Ucapan kaisar terhenti kala Lukas menyelanya.

"Cukup, aku pergi dari sini sekian."

Setelah mengatakan hal itu, Lukas langsung membalikkan badannya tanpa memberikan salam hormat dan pergi dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari area istana yang tampak megah dan juga besar ini.

Dirinya juga sudah sangat lelah dan ingin segera berisitirahat dan juga ingin cepat kembali ke dukedom untuk melihat perawakan gadis yang menghuni kastilnya sejak dirinya tidak ada di kediaman.

***

Ugh, rasanya perutnya saat ini seperti dikocok. Bagaimana tidak ini pertama kalinya Evelyn menaiki kereta kuda apalagi jalanan yang sedari tadi ia lewati di sini tidaklah rata dan membuatnya terguncang terus menerus.

Dan hal itu membuat ia merasa mual, perjalanan belum juga sampai membuat dirinya harus bisa menahan mual nya untuk lebih lama lagi.

"Nyonya, kita telah sampai." Ucap sang kusir setelah memberhentikan kereta kudanya.

Grand Duke's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang