🌷24 (Malam Kehangatan)

2.8K 149 5
                                    

Evelyn kini sungguh tak bisa tidur diatas ranjang dengan tenang, ia sedaritadi membolak-balikan tubuhnya karena merasa gugup dan juga resah secara bersamaan, perasaan tak siap ketika harus seranjang dengan suaminya itu kembali hinggap di dalam benaknya.

Tiba-tiba suara pintu berderit yang menandakan seseorang masuk kedalam kamar, membuat Evelyn langsung memejamkan matanya dan berpura-pura untuk tidur tak lupa degup jantungnya yang ikut berdebar, dan seberusaha mungkin agar hembusan napas nya terdengar normal dan seakan memang tertidur lelap.

Dapat Evelyn rasakan kini suara ranjang ikut berderit dan seseorang ikut masuk kedalam ranjang dimana Evelyn sedang berpura-pura tidur, Evelyn sangat tau siapa orang yang kini ikut berbaring disampingnya karena mencium aroma yang khas dan hanya Lukas seorang yang memiliki aroma tersebut.

"Eve, apakah kau tau? Aku begitu kesal akan perbuatanmu yang memilih berpisah ranjang denganku selama dua minggu ini." Lukas yang saat ini berbaring, mengeluarkan suaranya tepat di telinga sebelah kiri milik Evelyn tak lupa ia sengaja menghembuskan napasnya secara perlahan disana.

"Tapi sekarang tidak lagi, karena kita harus tetap bersama." Kini Lukas memainkan surai berwarna perak milik istrinya, betapa lembutnya surai itu yang nampak selalu dirawat sehingga membuat setiap helaian nya sehalus ini. Evelyn yang tengah berpura-pura tertidur itu merasa sedikit gugup dengan tindakan Lukas, ia takut untuk membuka matanya. Karena, di satu sisi ia juga penasaran apakah ada hal lain yang Lukas lakukan saat ia tertidur seperti ini selain memainkan ujung rambutnya.

"Semoga anak kita cepat tumbuh di dalam perutmu ini." Ucap Lukas sambil mengelus perut rata Evelyn dengan pelan tak lupa ia mencium kening Evelyn setelahnya.

Evelyn yang mendengar kata yang terlontar dari Lukas sebelumnya, sontak langsung membelakkan kedua matanya akibat rasa terkejut dan akan sebuah fakta yang menghantamnya dan kini membuat tubuhnya juga secara bersamaan membeku.

"J-jadi kita melakukan hal itu?" Saat ini Evelyn sudah mengambil posisi duduk dan menatap Lukas yang masih terbaring dan kini menatap Evelyn dengan senyuman miringnya. Sudah Lukas duga istrinya itu hanya berpura-pura tidur saat sebelum mencium kening Evelyn, ia dapat melihat kelopak mata Evelyn yang nampak bergerak.

"Hm." Gumam Lukas membuat Evelyn tampak tak bisa berkutik apapun lagi, pikirannya dilanda rasa frustasi karena baru mengetahui fakta ini setelah dua minggu menghindar yang berakhir sia-sia.

"Kenapa kau tak bilang saat itu? Kenapa malah mengacuhkanku." Ujar Evelyn seakan nampak putus asa oleh keadaan. Rencana yang dibuatnya untuk bercerai sudah menjadi sebuah fana dan tak dapat diraih lagi.

"Lalu jika aku mengatakannya, apa yang akan kau lakukan?" Lukas menanggapi ucapan istrinya dengan santai, ia dapat melihat raut terkejut dan rasa khawatir yang kini menghiasi wajah istrinya tersebut.

"S-setidaknya aku bisa waspada!" Seakan kewarasannya telah menghilang, Evelyn benar-benar dilanda frustasi saat ini. "Apa kau mengeluarkan didalam atau diluar?" Tanya Evelyn dengan raut yang penasaran dan kening yang berkerut secara bersamaan.

"Apa aku harus menjelaskan kegiatan kita saat itu secara detail padamu?" Bukannya menjawab, Lukas kini melayangkan sebuah pertanyaan kembali. Ia hanya sedikit menjahili istrinya itu, karena berani bertanya terang-terangan hal itu kepadanya.

"Tidak, kau hanya perlu menjawab. Jadi, tolong cepat jawab!" Desak Evelyn dengan gusar yang masih berada diatas kasur yang sama dan pandangannya yang sepenuhnya tertuju pada Lukas. Sial, dirinya baru menyadari Lukas berbaring tak memakai atasan apapun saat ini. Sebisa mungkin ia tetap fokus dan mengabaikan hal yang mengganggu nya.

"Didalam, sayang." Dua kalimat yang membuat Evelyn benar-benar merasa runtuh. Sudah dua minggu berlalu, mustahil jika ia ingin meminum obat atau ramuan agar tidak hamil.

Grand Duke's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang