🌷10 (Rasa Kesal)

288 19 1
                                    

Happy Reading


***

"Berhenti disitu! Sebelum aku memenggal kepala pelayanmu itu!" Seru Lukas dari jauh dan langsung menarik tangan Evelyn setelahnya ia menutupi tubuh istrinya itu dengan jubah yang ia bawa sebelumnya. Sialan memang, mengingat saat ini tubuh istrinya itu yang pastinya sudah dilihat beberapa prajurit yang berlalu lalang disekitar kastil membuat darah Lukas seakan mendidih.

"Lepas." Sengit Evelyn dingin ketika tangannya masih digenggam erat, oleh dirinya saat ini. Akan tetapi ia tak menghiraukan sama sekali ucapan Evelyn dan langsung menarik gadis itu menuju ke kamar sebelumnya dengan langkah lebar.

Evelyn yang tidak bisa mengimbangi langkah kaki pria didepannya itu, tiba tiba saja tersandung dan terjatuh, membuat hal itu terlihat oleh para pelayan yang langsung mengalihkan pandangannya serta menjauh dari area tersebut karena tak ingin ikut terimbas amukan dari sang Duke.

Sontak Evelyn yang terjatuh itu menahan amarahnya serta juga rasa malunya, langsung berdiri menahan rasa sakit di area lututnya setelahnya memandang nyalang kearah pria didepannya.

"Sialan. Apa kau tak bisa memelankan langkahmu! Bagimana bisa aku menikahi pria kasar sepertimu, seharusnya kau tak usah saja kembali dari medan perang itu" Teriak Evelyn karena sudah terlampau emosi dengan perilaku pria yang bestatus suaminya, dan tanpa disadari Evelyn bahwa mungkin saja perkataannya bisa membuat sakit hati seseorang.

Lukas setelah mendengar ucapan tajam dari istrinya, sontak mengepalkan tangannya dengan erat. Sebelumnya ia sempat merasa khawatir dengan Evelyn yang terjatuh dibawah dan ingin menolong gadis itu, tetapi ketika gadis itu mengatakan hal yang tidak terduga membuat Lukas menahan amarahnya dan meninggalkan Evelyn begitu saja setelahnya.

Evelyn yang melihat kepergian suaminya itu hanya menggeram kesal dan ikut mengepalkan kedua tangannya tak lupa sorot mata nya yang ikut menajam kala pria itu tidak menghiraukan sama sekali perkataannya.

***

"Shh... pelan pelan bisa tidak?" Tegur Evelyn kala Ana sedang mengoleskan sebuah minyak kearah memar pada lututnya yang saat ini memerah.

"Maafkan saya nyonya." Ringis Ana kala melihat raut wajah Evelyn yang menahan sakit. Kini Ana mengoleskan nya dengan perlahan dan sesekali melirik kearah Evelyn yang tampak kembali diam dengan memandang kearah jendela dengan tatapan kosong.

"Ana aku ingin bertanya."

Evelyn kembali bersuara kala keheningan melanda diantara dirinya dengan pelayannya yang tengah masih mengoleskan minyak pada lututnya.

"Silakan nyonya anda bisa bertanya apa saja kepada saya." Jawab Ana yang sudah selesai mengoleskan minyak itu, sembari menutup wadah minyak yang telah dipakai.

"Bagaimana hubunganku yang sebenarnya dengan Grand Duke?"

Kini Evelyn entah mengapa penasaran, ingatan kecil dalam dirinya dan sebuah gambaran samar dalam mimpinya entah mengapa ia ingin memastikannya sedikit.

Ana yang mendengar pertanyaan Evelyn terdiam sesaat dan berpikir sejenak, sebenarnya tidak begitu banyak momen antara Grand Duke dan Duchess saat bersama, apalagi setelah acara pernikahan Grand Duke malamnya langsung pergi bersiap untuk memimpin barisan terdepan dan meninggalkan Evelyn saat itu yang berada di kamar yang tengah gugup akan menunggu malam pertamanya, hal itu masih teringat jelas dibenak Ana mengingat Evelyn keesokan paginya menjadi pribadi yang tak tersentuh.

"Tidak ada yang bisa saya jelaskan begitu banyak nyonya, setelah anda dan Grand Duke menikah malamnya beliau langsung pergi untuk berperang dan tidak menemui nyonya setelahnya, anda dan Grand Duke pun bertemu ketika di acara pernikahan saja." Jelas Ana dengan tidak enak hati karena tidak ingin membuat Grand Duchess merasa bersedih dengan mengingat kejadian yang mungkin terasa begitu memalukan bagi Grand Duchess sendiri.

Grand Duke's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang