🌷17 (Istana)

1.8K 120 1
                                    

Setelah memakan waktu dua hari di perjalanan akhirnya mereka sampai di istana kekaisaran. Betapa terpukaunya Evelyn saat melihat pintu gerbang yang tengah terbuka dilapisi perak serta emas membuat gerbang itu nampak berkilauan.

Kereta kuda mereka pun memasuki istana dan disambut dengan halaman yang begitu luas disertai air mancur yang tampak berkilau di depannya, rumput-rumput hijau yang terlihat sekali nampak terawat serta bunga yang kini bermekaran mengiahiasi disana.

"Luar biasa, tidak pernah aku melihat hal seindah ini." Gumam Evelyn dengan binar dimatanya yang sedari tadi menatap kearah jendela, menampilkan betapa luasnya halaman istana kekaisaran ini.

Mata yang nampak berbinar itu tak luput dari penglihatan Lukas yang tengah menatap istrinya, dapat ia lihat betapa istrinya itu mengagumi istana ini. Apalagi melihat Evelyn yang masih saja terus menganga karena takjub.

Saat setelah kereta kuda terhenti, Evelyn dengan sigap langsung ingin segera turun untuk menginjakkan kakinya di halaman yang indah ini. Tetapi niat itu dirinya urungkan kembali, sebelum ada suara pintu kereta kuda yang ingin lebih dulu dibukakan oleh seorang pelayan di luar, disertai dengan tangan Lukas yang lebih dahulu menahan tangannya karena pria itu seakan tau betapa tidak sabarannya Evelyn ingin segera turun dari kereta kuda ini.

"Jaga etikamu saat berada di istana, karena akan banyak pasang mata yang melihat tingkahmu nanti." Peringat Lukas, sebelum pintu kereta kuda itu akhirnya di buka dengan sempurna, membuat Evelyn terdiam dan menatap punggung pria itu.

***

"Ana ini luar biasa luas." Tak henti- hentinya Evelyn terkagum dengan berbagai corak disekeliling istana ini. Melihat berbagai hal baru di sekitar istana ini merupakan suatu hal yang pertama kalinya bagi Evelyn sendiri, walau sebelumnya di duchy juga ada hal seperti ini tapi tetap saja kesan yang diberikan sangatlah berbeda baginya.

Kini Evelyn bersama Ana pelayannya, nampak tengah berkeliling istana setelah mendapat izin Lukas yang terlihat sulit sebelumnya untuk mengizinkannya pergi berkeliling sendiri, karena Lukas yang takut jika Evelyn berulah jika tidak berada dalam pandangan pria itu.

"Nyonya tidak pantas anda berlari, ingat anda saat ini adalah wanita bangsawan dengan gelar Grand Duchess bagaimana jika ada yang melihat nyonya! Apalagi, berlari dengan mengangkat gaun anda seperti itu." Ujar Ana yang terlihat lelah, karena mengejar Evelyn yang nampak bersemangat melihat area sekeliling, dan seperti tak peduli akan sekitarnya dengan mengangkat gaunnya setinggi betis.

"Iya aku mengerti, kau tampak cerewet sekali seperti Lukas." Setelah menjawab, Evelyn langsung menerapkan perkataan Ana sebelumnya dengan berjalan normal di iringi gaun yang kini telah ia turunkan ke posisi semula, bersamaan dengan pandangannya lurus bagaikan seorang wanita bangsawan yang sangat menjunjung etiket. Ia melakukan ini agar Ana tak mengomentari dirinya terus menerus.

Evelyn sesaat merasa lelah lantaran berjalan dengan posisi yang harus diatur seperti ini. Membuatnya sedikit tidak nyaman, karena di duchy ia bisa seenaknya melangkahkan kakinya tanpa peduli etika, ia juga baru teringat akan ucapan Lukas untuk tidak berulah.

"Nyonya saya lupa memberitahukan sesuatu, pesta pertama akan diadakan malam ini jadi lebih baik kita kembali sekarang untuk bersiap."

Evelyn pun hanya menganggukkan kepalanya karena ini adalah momen yang sangat ia nantikan. Bagaimanapun ia akan berdandan dengan cantik hari ini. Siapa tau akan ada banyak pria tampan di pesta itu.

Evelyn dan Ana pun bergegas kembali ke kamar tamu yang telah disediakan untuknya dan juga Lukas suaminya itu. Awalnya ia sedikit keberatan dengan penempatan sekamar ini, tetapi ia tak ingin ambil pusing lagi. Sebab di duchy ia dan juga Lukas pun telah berbagi kamar yang sama, ia hanya berdoa semoga saja pria itu tak melakukan hal aneh padanya.

Grand Duke's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang