Grand Duke's Wife

🌷23 (Ingatan Lukas)

Lukas POV

Sejak awal aku bertemu gadis yang entah tak ku tahu menahu namanya itu,  membuat jantungku rasanya terus berdebar tak karuan. Apalagi saat di gelarnya pesta debudante, aku menatapnya yang berdiri sendirian di ujung sana tak dapat ku pungkiri ini bukanlah momen pertama aku dan gadis itu bertemu, karena sebelumnya aku pernah bertemu dengannya tanpa tak disengaja dan gadis itu sepertinya nampak tak mengingatku melihat tatapannya yang kini juga membalas tatapanku walau hanya secara singkat setelahnya tak menghiraukan diriku lagi

"Apa kau tau siapa gadis itu?" Tanyaku pada salah satu prajurit yang memang setia menemaniku disamping.

"Dia adalah putri tunggal Count Ecclesie, Grand Duke." Aku yang mendengar sedikit informasi itu hanya menganggukan kepalaku akan tetapi aku sedikit tak puas karena nama gadis itu yang belum ku ketahui.

"Dan namanya?" Tanyaku dengan penasaran.

"Lady Evelyn Ecclesie, hanya itu yang saya tau Grand Duke." Setelah mendengar nama itu senyumku terbit seketika, tapi hal itu tak berlangsung lama kala di pesta ini aku menatap kearah Leon saudaraku- tidak aku malah tak mau menganggapnya saudara kala aku dapat melihatnya dia yang juga menatap gadis itu dengan tatapan tertarik, membuatku sedikit mengeraskan rahangku untuk sesaat.

Setelah kejadian pesta debudante itu, aku segera menyuruh seorang informan untuk mendapatkan informasi mengenai gadis bernama Evelyn itu secepatnya, tak lupa aku juga menempatkan beberapa mata-mata yang ku tempatkan di kediaman Count Ecclesie untuk mengetahui kegiatan gadis itu setiap harinya.

Kini aku memejamkan mataku sedikit lama, aku dapat melihat bayangan gadis itu yang kini setiap harinya selalu berada dipikiranku, betapa aku tergila-gila nya dengan gadis itu, membuatku sedikit geram ketika mengetahui jika dia sudah memiliki seorang kekasih apalagi hubungan keluarga keduanya begitu baik dan juga saling mendukung terkadang aku marah, setiap kali mendapat informasi bahwa keduanya tengah melakukan kencan, aku selalu menyuruh salah satu prajuritku juga untuk mematai mereka dari jauh jika mereka berpergian keluar untuk kencan, sekedar menjaga dari jauh untuk melihat gerak gerik kekasih gadisnya itu, siapa tau melakukan tindakan kekerasan.

Aku sedikit tidak rela ketika pria yang menjadi kekasihnya itu, selalu melihat senyum yang selalu ku dambakan jika gadis itu bersama denganku kelak.

"Evelyn sayangku." Gumamku dengan membuka kelopak mataku dan menatap langit-langit ruang kerjaku. Saat ini aku tengah berkutat dengan pekerjaanku
sebagai Grand Duke sesekali aku selalu memandang sebuah lukisan gadis itu ketika aku bekerja. Ah, tidak. Ternyata ada banyak lukisan bergambar wajah gadis itu yang kusimpan di laciku.

Aku sungguh tak sabar dimana momen ketika dia menjadi istriku nantinya dan aku harus sedikit lagi bersabar untuk mengikat gadis itu dengan status pernikahan tersebut dengan menunggu Evelyn menginjak tepat umur dua puluh dua tahun, baru aku akan benar-benar mengikatnya dan akan selalu didekatnya sehingga tak ada lagi yang namanya pria lain hinggap di sisi gadisnya itu, jadi aku akan membiarkannya saat ini dengan bebas melakukan hal apapun.

Tapi setelah beberapa minggu kemudian salah satu orang yang kutempatkan sebagai mata-mata di kediaman Ecclesie itu, memberikan sebuah informasi yang membuatku marah. Informasi mengenai kedua keluarga yang ingin merencanakan sebuah pernikahan, tetapi bukan diriku yang sebagai mempelai pria nya."Kau membuatku marah sayang." Aliran darahku saat ini seakan mendidih dengan rahangku yang ikut mengetat.

Sontak karena hal tersebut, aku segera menyuruh salah satu prajurit untuk segera mengirimkan surat lamaran ke kediaman Ecclesie secepatnya. Mau bagaimana pun gadis itu hanya ditakdirkan untuk diriku seorang! Jadi hanya dirinya yang boleh menikahi gadis itu.