"Kau ingin kemana hari ini, apa kau lupa masa hukumanmu belum usai." Seorang pria paruh baya menatap dingin kearah putranya yang sudah nampak rapih tersebut dengan tatapan tajamnya.
"Aku akan mengunjungi kediaman Savero." Ujar lelaki tampan dengan surainya yang berwarna keemasan yang nampak rapih itu dan segera ingin melangkahkan kakinya kembali.
Sontak pria paruh baya itu langsung menggeram marah melihat kelakuan putranya yang saat ini sudah diambang batas.
"Apa kau lupa, Grand Duke masih dalam masa perang dan untuk apa kau kesana. Jangan berbuat macam macam Axel kau adalah penerus gelar Viscount selanjutnya di keluarga ini jangan sampai Grand Duke memutuskan kerja samanya dengan keluarga kita akibat kelakuanmu itu." Sontak lelaki yang bernama Axel itu menatap marah sang ayah karena sangat tidak menyetujui dengan pendapat ayahnya saat ini.
"Cukup Ayah, Evelyn adalah kekasihku. Salahkan kaisar yang mengeluarkan dekrit tentang Grand Duke sialan untuk menikahi kekasihku sebelum perang kala itu."
"AXEL CUKUP! Jaga ucapanmu bagaimana jika ada orang lain mendengarkan perkataanmu tadi! Dan berhentilah bermain main dengan istri seorang Grand duke!" Tegas pria paruh baya itu karena merasa kesal dengan tingkah laku putranya yang tidak mau mendengarkan dirinya karena sudah berulang kali ia menangkap basah putranya sendiri masih berkomunikasi dengan istri dari Grand Duke tersebut.
"Aku tidak bermain main dia adalah kekasihku ayah! Kalian semua yang memisahkan kami menjadi seperti ini ingat itu!" Lelaki yang bernama Axel itu langsung melangkahkan kakinya dengan cepat akan tetapi pria paruh baya itu langsung sigap menyuruh prajurit menangkap putranya yang nampak bebal sekali.
Axel yang merasa ia ditahan saat ini langsung melawan akan tetapi pertarungan sengit itu tidak membuahkan hasil, dan dirinya malah kembali berakhir dikurung oleh sang ayah, ia hanya menggeram marah sekarang keamanan untuk dirinya malah bertambah menjadi ada puluhan prajurit yang dikerahkan membuatnya akan kesulitan tidak bisa bertukar kabar dengan kekasihnya itu ataupun menemuinya secara langsung.
Ia juga merasa sangat senang kala surat itu sampai di tangannya, karena untuk pertama kalinya Evelyn mau membalas suratnya kembali. Dengan surat yang begitu manis diakhiri Evelyn yang memintanya bertemu juga membuat Axel merasa perasaan ini kembali berdebar tidak sabar menemui pujaan kekasih.
Akan tetapi karena ayahnya yang selalu terlalu patuh akan perintah, membuat dirinya tidak bisa menemui Evelyn, sungguh ia merasa sial. Ia akan mencari cara agar keluar dari sini dan menemui Evelyn bagaimanapun caranya.
Dirinya ingin membuat Evelyn kembali ke sisinya sebelum sang Grand Duke atau lebih tepatnya Lukas suaminya Evelyn kembali dari masa perangnya untuk menjaga perbatasan disana.
***
"Jadi aku ingin kamu menceritakan sekarang siapa aku dan segalanya, aku tidak menerima kamu beralasan berkata tidak berani atau apapun itu." Ujar Evelyn sambil berjalan mengelilingi kediaman yang ia tempati saat ini di ikuti oleh Ana pelayannya yang saat ini masih menundukkan kepalanya membuatnya berdecak sesaat karena teguran yang menyuruhnya untuk santai tidak didengarkan oleh gadis itu.
Ini pertama kalinya ia berkeliling dan sangat takjub dengan bangunan yang begitu luasnya dan nampak berkilau serta halaman luar yang begitu luas dan ini menggambarkan seperti istana yang begitu mewah, itulah pikirnya saat ini.
"Nama anda adalah Evelyn Ecclesie Sevaro. Sevaro adalah nama belakang yang mulia Grand Duke, Grand Duke saat ini tengah pergi berperang sejak setelah menikah dengan nyonya." Ujar sang pelayan takut.
"Ah sebentar, aku ingin menyimpulkan sedikit jadi suamiku bernama Axel Savero benar kan?!" Akhirnya Evelyn bisa menebak nama suaminya itu dengan benar, dirinya sudah malas untuk menerka siapa nama lelaki itu karena para pelayan hanya mendudukan kepalanya ketika ia bertanya.
Ana yang mendengar langsung membelakkan matanya dan tiba tiba saja menundukkan kepalanya takut serta kepalanya yang menatap kesana kemari dengan gelisah.
Oh astaga, apalagi sekarang? Apakah dirinya salah bicara kali ini. Evelyn pun langsung teringat sesuatu bahwa nama lelaki itu tidak boleh disebut sembarangan.
"Ah, maafkan aku. Aku baru teringat bahwa tidak boleh menyebut nama nya secara langsung." Evelyn pun merasa bersalah dan kemudian terdiam beberapa saat dan kembali berpikir untuk mengganti topik perihal menyebut nama tersebut.
"Jadi katamu aku menikah dengannya tapi setelahnya ia pergi perang, jadi kapan dia kembali dan sudah berapa lama dia pergi? Aku tidak tau bahwa dirinya berperang, pantas saja dia tidak membalas suratku lagi ketika aku meminta menemuinya." Ucap Evelyn yang kembali mengingat tulisannya yang nampak aneh itu.
"Beliau sudah hampir enam bulan lamanya belum kembali dan untuk dibulan ini sudah terhitung tujuh bulan beliau masih dalam masa perang, dan untuk kembalinya Yang Mulia saya tidak mengetahui kapan akan kembali."
Setelah mendengarkan jawaban Ana untuk beberapa saat Evelyn sontak membulatkan matanya, karena tidak akan terpikir jauh oleh dirinya akan selama itu. Apalagi perang dilaksanakan setelah mereka menikah, lantas untuk apa pernikahan diadakan jika akhirnya mereka sama sama hidup sendiri.
"Apa kamu yakin? Lalu untuk apa menikah jika akhirnya dia sendiri pergi. Astaga bagaimana pula pernikahan bisa diadakan apakah aku saat itu yang terburu ingin menikah atau dia? Kenapa pernikahan tidak diadakan setelah dia kembali saja?" Evelyn langsung menyerbu dengan banyaknya pertanyaan karena menurutnya masih tidak masuk akal, bisa bisanya ada pernikahan seperti ini.
"Ah, satu lagi aku ingin bertanya. Sebenarnya tahun berapa sekarang ini? Semua di mataku sangat aneh, aku ingin kamu menjelaskan lebih rinci apalagi dengan pernikahan yang tidak masuk akal ini."
Saat ini Ana menatap Evelyn tengah berjalan dengan antusias dan melihat kearahnya, tidak lupa raut wajahnya yang sangat penasaran. Dirinya berpikir bahwa Evelyn yang kini lebih tampak sangat mudah berekspresi sekarang dibanding sebelumnya yang terus murung dan diam.
"Maafkan saya sebelumnya nyonya, izinkan saya mengoreksi tidak seharusnya anda menyebutkan seorang Grand duke dengan sebutan kata 'dia'. Dan juga adanya pernikahan ini karena kaisar yang memberikan dekrit. Jadi pernikahan ada karena anda dan Yang Mulia dijodohkan."
"Untuk masalah tentang pernikahan anda yang dilakukan sebelum masa perang atau sesudah hanya kaisar atau Yang mulia yang bisa menjawab nantinya, jadi jika anda penasaran akan hal itu anda bisa menunggu Yang mulia kembali, dan juga saat ini tahun 1457 dan dipimpin oleh kaisar Gerry L'oerl." Lanjut Ana dengan menundukkan kepalanya untuk memberikan rasa hormat kepada Evelyn.
Evelyn langsung terdiam dan memberhentikan langkah kakinya kala mendengar jawaban Ana. Tidak lebih tepatnya saat Ana menyebutkan tahun saat ini, tiba tiba saja kepalanya terasa pening memikirkan semua ini.
Dirinya masih menolak apa yang terjadi saat ini. Dan tidak bisa menerima hal hal yang diluar akal nya, bagaimana tidak, ini semua tidak masuk akal kala terbangun ditubuh milik orang lain yang memiliki paras hampir seperti dirinya sendiri dan hanya yang membedakannya warna rambut perempuan ini, ia memiliki rambut berwarna putih seperti salju.
Sungguh Evelyn ingin kembali ke asalnya, seakan terbayang akan sesuatu tiba tiba saja terlintas dipikirannya yaitu perpustakaan. Ya, jika ia ingin mengetahui hal yang semua terjadi dirinya harus mencari tau sendiri apa yang tengah ia alami sekarang.
Ah, kenapa ia sangat bodoh dan tidak memikirkan itu sebelumnya!
***
TBCHi jangan lupa untuk dukungannya serta vote nya♡
Apakah kalian tertarik dengan genre ini?
Kalo iya aku bakal next dan akan usahakan up mungkin akan ada beberapa kala akan slow up juga xixixi
Terimakasih ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Grand Duke's Wife
RomanceTatapan sorot mata tajam itu seakan ingin menusuk manik mataku, Dia adalah suamiku Lukas Savero yang tengah menatapku dengan sangat dingin. On Going Publish: 27 September 2024 Tamat : - #19 Duke [18112024] #8 Obsessed [13102024] #19 Duchess [1811202...