Bab 14

39.6K 2.3K 186
                                    

Isabella memutar matanya jengah ketika Maxwell kembali menghampirinya, Isabella rasa ia tidak perlu berbicara dengan Maxwell, tidak ada yang perlu mereka bicarakan. Hubungan di antara mereka telah berakhir sejak lama, persetan soal masa lalu.

“Bella..” panggil Max pelan, ekspresi wajahnya terlihat murung. Entah karena Max berusaha mendapatkan simpati Isabella dengan memasang wajah menyedihkan seperti itu atau memang Max merasa menyesal dengan perbuatannya di masa lalu.

Lilyanne yang semula duduk di samping Isabella kini berdiri menghadang Max untuk semakin mendekat, “Jangan ganggu Bella, dia sudah melewati malam yang berat dan jangan menambah masalahnya pagi ini.”

Maxwell menatap sinis ke arah Lilyanne yang menghalanginya, “Aku kemari bukan untuk menambah masalahnya, aku hanya ingin bicara. Kami perlu bicara.”

Kalau bukan karena Max ingat bahwa gadis yang tengah menghadangnya ini adalah adik dari Tuan Judas, Max pasti sudah mendorongnya ke samping hingga kepalanya membentur meja.

“Masalahnya adalah Bella tidak ingin bicara denganmu, dia tidak nyaman berada di sekitarmu.” balas Lilyanne yang tidak Max hiraukan, pandangan Max kembali tertuju pada Isabella walau Lilyanne yang pendek itu beberapa kali melompat untuk menutupi pandangan Max meski gagal.

“Bella.. ku mohon padamu kita perlu bicara, aku berjanji kali ini tujuanku bukan untuk menyakitimu. Sekali saja beri aku kesempatan untuk bicara, aku tidak meminta hal yang lebih, aku hanya ingin kita bicara.”

Isabella tidak menjawab tak juga mau melihat ke arah Maxwell. Lilyanne mendorong perut Max berharap Max mundur namun alih-alih mundur Max justru tak bergerak sama sekali meski Lilyanne sudah berusaha mendorong Max dengan sekuat tenaganya, karena kesal Lilyanne memutuskan untuk memukul dada bidang Max walau justru tangannya yang kesakitan.

“Kau tanpa sadar menambah masalah Bella di sini, Bella sudah kesulitan dan dirundung oleh orang-orang di sini karena Kakak ku, perhatian yang kau berikan hanya akan membuat Bella semakin dibenci.” suara Lilyanne pelan seolah berbisik namun Maxwell bisa mendengarnya dengan jelas, perkataan Lilyanne membuat Max mendongak melihat ke sekelilingnya dan mendapati apa yang Lilyanne katakan benar, semua mata kini tertuju ke arah mereka, ada yang menatap penasaran, ada yang menatap iri dan juga benci.

Pandangan Maxwell terhenti pada sosok wanita yang duduk di sudut ruangan ini dengan beberapa temannya, wanita itu adalah Tiffany. Maxwell kenal betul siapa wanita itu, Maxwell dan Matthew sering tidur dengannya karena wanita itu kebanggaan di sini, Maxwell dan Matthew juga pernah pergi melakukan beberapa misi dengan wanita itu.

Wanita yang disebut-sebut kesayangan Tuan Judas karena besarnya keuntungan yang wanita itu bawa ke pangkuan Tuan Judas.

Ah.. Maxwell mengerti apa yang Lilyanne maksud, selama ini dunia gelap yang dipimpin oleh Tuan Judas seolah berputar pada Tiffany yang berperan sebagai porosnya dan ketika Isabella datang, semuanya mendadak berubah, wanita itu pasti menaruh perasaan benci terhadap Isabella saat ini dan tindakan impulsif Maxwell bisa memperparah semuanya.

Maxwell mundur, tapi bukan berarti ia menyerah untuk bicara dengan Isabella. Mungkin tidak sekarang tapi Maxwell akan mencoba untuk bicara dengan Isabella lagi nanti.

***

“Di mana kau kenal laki-laki itu?” tanya Lilyanne agak berbisik saat Lilyanne kembali duduk di samping Isabella.

“Di club, awalnya hanya one night stand biasa namun kami jadi sering bertemu dan mulai memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Saat itu aku butuh seseorang sebagai pelarian dari semua masalahku dan dia hebat dalam membuatku lupa, dia dengan ekstasinya dan caranya menyentuhku dulu membuatku lupa segalanya.” Isabella menoleh ke arah Lilyanne, kali ini gilirannya yang bertanya kepada Lilyanne. “Sejak kapan dia bekerja pada kakakmu?”

[2A] JUDAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang