Isabella Blair dapat bebas bersyarat dari penjara, Isabella diharuskan mengikuti perintah dari seseorang yang mengaku sebagai detektif bernama Killian, detektif itu mengirim Isabella bekerja sebagai Stripper di rumah hiburan bernama Devil's Allure.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tubuh Isabella basah karena keringat, nafasnya masih tersengal dan pandangannya buram karena perasaan euphoric yang ia rasakan saat ini.
Meski agak buram, Isabella bisa melihat Judas yang tengah memangkunya itu menyeringai puas atas apa yang telah mereka lakukan di depan mayat Katie.
Anak rambut Isabella yang menutupi sebagian wajah Isabella diselipkan oleh tangan Judas ke belakang telinga Isabella, jemari Judas turun membelai pipi Isabella yang basah karena keringat dan juga air mata yang entah sejak kapan menetes dari mata Isabella.
Isabella sendiri tidak mengerti air mata tersebut menetes karena perasaan sedihnya karena ia telah jadi pembunuh atau justru karena perasaan lega dan puas karena berhasil melampiaskan kemarahannya, atau justru air mata itu menetes karena perasaan malu dan jijik terhadap dirinya sendiri yang terangsang setelah membunuh seseorang.
“Good girl, kau berhasil menjalankan misi pertama mu, kau berhak mendapatkan reward-mu, sekarang katakan apa yang kau inginkan dariku my little devil?” bisik Judas dengan suara beratnya yang terdengar agak serak, jemari Judas yang mengusap pipinya bergerak turun membelai bibir bagian bawah Isabella yang bengkak karena ulah Judas.
Pandangan Isabella buram, ia tidak bisa berpikir jernih, Isabella masih merasa dirinya belum pulih dari perasaan euphoric yang menerpanya. Isabella masih merasa terbang walau kenyataannya ia saat ini tengah duduk di pangkuan Judas, dalam keadaan menyatu dengan Judas, merasa penuh akan Judas dan benih Judas yang masih terasa hangat di dalam dirinya.
Pikiran Isabella kacau dan Judas bertanya padanya, apa yang Isabella inginkan? Apa lagi memangnya yang Isabella paling inginkan di dunia ini saat ini selain kematian Judas.
Isabella membuka bibirnya menjawab pertanyaan Judas, “Kematianmu.” Isabella menelan salivanya dan melanjutkan, “Aku ingin kematianmu sebagai reward-ku.”
Melalui pandangannya buram, Isabella melihat sudut bibir Judas tertarik ke atas, bukan membentuk seringai seperti biasanya Judas tunjukkan melainkan membentuk sebuah senyuman, senyuman kecil yang hilang dengan begitu cepat sampai Isabella berkedip beberapa kali untuk memastikan dirinya apakah yang ia lihat itu nyata atau hanya halusinasinya saja karena masih terpengaruh oleh perasaan euphoric yang menerpanya.
“Kau tahu tidak begitu cara kerjanya, harga nyawaku tidak semurah itu, hanya membunuh pelacur sepertinya kau pikir kau bisa mendapatkan nyawaku sebagai imbalannya? Satu-satunya cara untuk membunuhku adalah dengan tanganmu sendiri, dan kau tidak akan pernah bisa melakukannya. Bahkan Killian saja tidak bisa melakukannya.”
Jemari Judas yang membelai bibir bagian bawah Isabella turun ke dagu Isabella, menarik Isabella untuk menunduk selagi Judas memiringkan wajahnya untuk menyatukan bibir mereka lagi.
Isabella tidak menolak, ia tidak punya energi untuk itu, Isabella juga tidak membalas ciuman Judas seperti sebelumnya, pandangan Isabella semakin buram, tubuhnya terlalu lelah.