Bab 54

45.6K 3K 390
                                    

Genangan darah Killian dan Ivan tak jadi masalah bagi Isabella dan Judas dalam mengeksplor tubuh masing-masing, Isabella berbaring di lantai sel tahanan, telanjang bulat di antara genangan darah Killian dan Ivan, sementara Judas di atas tubuh Isab...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genangan darah Killian dan Ivan tak jadi masalah bagi Isabella dan Judas dalam mengeksplor tubuh masing-masing, Isabella berbaring di lantai sel tahanan, telanjang bulat di antara genangan darah Killian dan Ivan, sementara Judas di atas tubuh Isabella sibuk menjamah dan membelai tubuh Isabella baik dengan kedua tangannya, bibirnya, hingga lidah hangatnya.

Judas mengabaikan rasa anyir dari darah yang menodai tubuh Isabella setiap kali Judas membubuhkan ciumannya pada setiap inci tubuh telanjang Isabella.

Judas bukan tipikal orang yang suka membuai tubuh dari partner ranjangnya, Judas tidak pernah peduli dengan kepuasan wanita yang ia tiduri, Judas selalu hanya peduli pada kepuasannya sendiri, datang dan membiarkan setiap wanita yang ia tiduri melakukan tugas mereka untuk memuaskan Judas, Judas tidak pernah sudi menempelkan bibirnya pada tubuh wanita manapun, baik Regina, Tiffany, ataupun pelacur lainnya yang pernah Judas tiduri.

Jangankan memberikan kecupan pada sekujur tubuh, Judas pun enggan melakukan ciuman bibir, namun dengan Isabella, Judas pertama kalinya melewati batasan yang selama ini ia buat sendiri, saat Isabella pertama kali melakukan misinya dan saat itu yang berada di pikiran Judas hanyalah keinginan besarnya untuk merasakan bibir merah merona Isabella, kemudian semuanya jadi terasa tak pernah cukup.

Setelah merasakan bibir Isabella, Judas mulai menginginkan lebih, ingin merasakan setiap inci tubuh Isabella, meskipun jauh di dalam benak Judas, melakukan hal ini sangat melukai egonya, karena Judas tak pernah menundukkan kepalanya dan menenggelamkannya di antara kaki orang lain.

Namun dengan Isabella, Judas seolah tak masalah mengesampingkan egonya, tak masalah ketika ia melebarkan kaki Isabella dan menenggelamkan kepalanya di antara kaki Isabella, mencumbu bagian bawah Isabella seraya mendengarkan setiap desahan yang keluar dari bibir Isabella bersamaan dengan kedua tangan Isabella yang menjambak rambut Judas begitu kuat setiap kali Judas melumat bagian bawah Isabella.

Tak mempermasalahkan meski posisi ini membuat Judas seolah tidak aman, kepalanya berada di bawah tubuh Isabella, tertahan oleh tangan dan kaki Isabella, dalam keadaan seperti ini Isabella bisa memanfaatkan situasi dan melukai Judas, namun Judas seolah yakin Isabella tidak akan melakukannya.

Judas mengangkat kepalanya usai berhasil membuat Isabella mendapatkan orgasme pertamanya, bibir, dagu hingga puncak hidung Judas berkilat basah akibat ulah Isabella, Judas memperhatikan Isabella yang terengah-engah di bawahnya, terbaring di genangan darah Killian dan Ivan dengan tatapan sayunya, juga dengan dadanya yang bergerak naik turun sesuai irama tarikan nafasnya yang tersengal.

Judas membuka ikat pinggangnya sendiri tanpa memutuskan pandangannya dari Isabella, menurunkan resleting celananya seraya membimbing tangan Isabella untuk menyentuh ereksinya yang telah mengeras dan berkedut merindukan kehangatan tubuh Isabella.

Membimbing tangan Isabella untuk membuai ereksinya, Judas merindukan ini, merindukan tangan Isabella yang lebih mungil dari tangan Judas itu, yang melingkupi ereksinya dan menggerakkannya perlahan.

[2A] JUDAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang