Isabella Blair dapat bebas bersyarat dari penjara, Isabella diharuskan mengikuti perintah dari seseorang yang mengaku sebagai detektif bernama Killian, detektif itu mengirim Isabella bekerja sebagai Stripper di rumah hiburan bernama Devil's Allure.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pening, silau, nyeri, dan haus.
Itu lah yang Isabella rasakan saat ia membuka matanya, matanya berkedip berusaha menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang terasa menusuk, Isabella menatap langit-langit ruangan di mana ia berada dan menyadari ia tengah berada di underground, lampu operasi dan alat-alat medis lainnya yang jadi bukti.
Saat Isabella menoleh ke sampingnya, Isabella dikejutkan dengan sosok Darcy yang duduk di kursi besi lipat dengan tatapan lelah, rambut Darcy yang memang biasa terikat kini terlihat terikat dalam keadaan berantakan, tatapan mata Darcy terlihat sayu, dan kantung matanya terlihat gelap, lelah terlihat jelas di wajah Darcy.
Darcy menurunkan maskernya menggunakan tangannya yang terbalut sarung tangan latex, "Kau menempatkan ku di posisi yang sulit Isabella, kau membuatku hampir ikut denganmu ke neraka."
Mendengar suara Darcy dan melihat keadaan Darcy membuat Isabella menyadari bahwa ia telah gagal, Darcy menyelamatkannya.
Perasaan kecewa menyelimuti Isabella, Isabella ingin memaki Darcy karena telah menyelamatkannya karena Isabella sudah sangat dekat dengan kematian namun Darcy justru kembali membawanya kembali ke tempat ini, tempat yang lebih mengerikan dibanding neraka atau bahkan tempat inilah neraka itu sendiri.
Selain kepalanya yang terasa sakit, leher Isabella juga terasa sakit luar biasa, Isabella bahkan tidak bisa mengeluarkan suara untuk memaki Darcy, setiap otot lehernya bergerak maka Isabella akan mengernyit kesakitan.
Darcy menyadari hal itu, Darcy memijit pelipisnya dan menghembuskan nafas berat. "Berhenti banyak bergerak, kau hampir mati dan aku pun hampir mati karena ulahmu, kau tidak akan bisa bicara sampai beberapa hari ke depan. Kau menusuk lehermu cukup dalam, kau kehilangan banyak darah dan saat kau terjatuh kepalamu terbentur lantai."
Darcy memperhatikan Isabella dan menggelengkan kepalanya tak menyangka, "Apa kau pikir dengan bunuh diri semuanya akan selesai? Kau menyeret orang lain dalam bahaya, kalau saja aku tidak berhasil menyelamatkanmu maka aku akan kehilangan nyawaku, Judas datang kemari membawamu dalam keadaan berlumuran darah dan Judas menodongkan pistolnya ke kepalaku saat nafasmu sempat terhenti."
Darcy kembali melanjutkan karena hanya ia yang bisa bicara di sini, Isabella masih belum bisa mengeluarkan suara selain menatap Isabella dengan ekspresi bingung. "Jangan tanya aku kenapa Judas mati-matian ingin kau selamat, aku juga sempat berpikir saat kau dibawa olehnya kemari dengan keadaan berlumur darah aku pikir Judas yang membunuhmu dan aku bertugas mengambil organ dalammu seperti pada mayat lainnya, tapi Judas justru menodongku dengan senjata api dan mengancam akan membunuhku kalau kau gagal ku selamatkan."
Sekali lagi Darcy menghembuskan nafas berat, sepertinya Darcy belum istirahat dan baru bisa merasa tenang setelah Isabella membuka matanya.
Pintu ruang operasi tiba-tiba saja terbuka, Judas muncul dengan rambut basah dan pakaian yang telah berganti, Darcy segera berdiri dan meninggalkan Judas serta Isabella, memberikan mereka berdua privasi.