Bab 10

45.2K 1.8K 71
                                    

Dalton telah pergi, berdasarkan apa yang Isabella dengarkan kedatangannya kemari adalah untuk meminta bantuan Judas mencari mata yang mirip mata istrinya serta membahas strategi untuk menyingkirkan Killian lantaran Killian dianggap merugikan bisni...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalton telah pergi, berdasarkan apa yang Isabella dengarkan kedatangannya kemari adalah untuk meminta bantuan Judas mencari mata yang mirip mata istrinya serta membahas strategi untuk menyingkirkan Killian lantaran Killian dianggap merugikan bisnis kotor mereka.

Hanya itu yang bisa Isabella simpulkan.

Judas memerintahkan Isabella untuk pergi ke kamar 429, selagi Judas dan Dalton keluar dari ruang VIP, entah untuk apa. Mungkin Judas ingin mengantar kepergian tamunya itu mengingat Dalton kemari bukan untuk bersenang-senang, Dalton tidak tertarik untuk tidur dengan salah satu pelacur koleksi Judas.

Di kamar 429, Isabella berusaha memutar otaknya bagaimana caranya agar membuat sosok Judas sedikit terhibur, Isabella sudah bertanya apa yang kemungkinan Judas sukai pada Lilyanne namun Lilyanne tidak memberikan jawaban yang berguna. Satu-satunya informasi yang Isabella ketahui hanyalah dari perbincangan Judas dengan Dalton, kalau Judas suka sesuatu yang ekstrim.

Di lihat dari cara Judas memimpin anak buahnya, caranya berjalan, caranya menghisap cerutu, bahkan dari caranya duduk dan menatap orang dengan tatapan arogannya itu, Isabella sudah bisa menebak kalau Judas pastilah tipe yang Dominan, bukan hanya dalam memimpin anak buahnya dan bisnis kotornya ini tapi juga di ranjang.

Terbukti dari dua kali Isabella ditiduri oleh Judas dan dua kali pula Judas melakukannya dengan sangat kasar, yang pertama kali Isabella disundut dengan rokok dan ditendang, yang kedua kalinya kepala Isabella dihantam ke meja hingga keningnya terluka dan mengeluarkan darah.

Isabella membuka pakaiannya, menelanjangi dirinya sendiri seraya berjalan mengambil collar dengan rantai yang pertama kali Isabella pakai saat ia pertama kali dibawa ke kamar ini, kamar 429.

Satu tarikan nafas panjang berharap dirinya tidak gugup dan tidak menyesal dengan keputusan yang Isabella ambil kali ini, hanya ini satu-satunya cara untuk bisa tetap hidup sampai Isabella bisa memastikan kalau Killian telah menepati janjinya.

Sebelum Isabella memastikannya Isabella tidak bisa mati, tidak boleh. Karena itu berarti ia akan mati sia-sia.

Isabella memasang collar tersebut di lehernya, dalam keadaan telanjang Isabella berlutut menghadap ke pintu menunggu kedatangan Judas.

Kepala Isabella menunduk memperhatikan lantai yang dingin, pikiran Isabella melayang memikirkan nasibnya yang jadi berantakan seperti ini. Setiap kali Isabella sendirian dan dalam keheningan, Isabella tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak berpikir soal kebodohannya yang membawanya dalam situasi sialan ini.

Suara pintu terbuka terdengar, Isabella yang semula menunduk mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah sosok Judas yang baru saja masuk.

Isabella memaksakan sudut bibirnya untuk terangkat membentuk sebuah senyuman, berpura-pura senang dengan kedatangan Judas walau Isabella tahu tubuhnya akan remuk oleh Judas nantinya.

Master..” bisik Isabella pelan dengan senyum palsunya.

Sudut bibir Judas terangkat membentuk sebuah seringai, pertanda bahwa Isabella tidak sia-sia menelanjangi dirinya dan menunggu Judas dalam keadaan telanjang. Isabella belajar dari pengalaman pertamanya, saat Judas datang dan Isabella masih dengan pakaian lengkap, Judas marah saat itu dan menendang Isabella.

[2A] JUDAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang