Isabella Blair dapat bebas bersyarat dari penjara, Isabella diharuskan mengikuti perintah dari seseorang yang mengaku sebagai detektif bernama Killian, detektif itu mengirim Isabella bekerja sebagai Stripper di rumah hiburan bernama Devil's Allure.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Darcy menghembuskan nafasnya ketika handphonenya berdering, Judas lagi-lagi menghubunginya sesaat Darcy baru saja keluar dari kamar 429 setelah memastikan Isabella memakan habis makanannya.
Meski kesal, Darcy tidak memiliki keberanian untuk menekan tombol merah, Darcy menekan tombol hijau dan mendekatkan handphonenya itu ke arah telinga kirinya.
"Aku sudah memastikan Bella memakan habis makanannya, aku juga sudah berikan dia vitamin, aku sudah melakukan sesuai perintahmu Tuan Judas." ujar Darcy kesal sebelum suara Judas bahkan terdengar dari balik handphonenya itu.
Darcy bisa mendengar dehaman puas dari Judas sebelum Judas akhirnya buka suara menanyakan sesuatu pada Darcy yang sudah jelas berkaitan dengan Isabella.
"Apa dia memohon bantuanmu untuk menggugurkan kandungannya?"
Darcy memutar bola matanya jengkel, tentu saja Judas bisa dengan mudah menebak apa yang Isabella minta kepada Darcy tanpa perlu berada di sini secara langsung dan melihat dengan mata kepalanya sendiri saat momen itu terjadi.
Judas bisa berada di posisinya sekarang bukan karena keberuntungan namun karena kemampuan yang ia miliki, dan ini adalah salah satunya, jika Darcy bukan penggila fakta dan lebih percaya sains karena ia sendiri seorang dokter, Darcy pasti akan mengira jika Judas punya kemampuan untuk membaca pikiran seseorang.
Karena Judas terlalu hebat membaca situasi, dan apa yang 'mungkin' akan terjadi ke depannya dan selalu berhasil membuat segala sesuatunya jadi keuntungannya dan meminimalisir kerugian sekecil mungkin bahkan tak menerima kerugian ataupun kesalahan sama sekali, Judas akan mengeliminasi yang tidak berguna dan dirasa berpotensi besar untuk merugikannya.
Darcy tahu berbohong kepada Judas tidak ada gunanya, Judas akan mengetahui jika Darcy berbohong dan Darcy pun tidak pernah berada di pihak Isabella, jika ditanya apakah Darcy merasakan simpati terhadap Isabella tentu saja jawabannya iya.
Semua orang punya kisah sedih mereka masing-masing dan Isabella juga memilikinya, Darcy merasa simpati terhadap Isabella karena terjebak di tempat ini hanya karena wajahnya mirip dengan Regina, Killian mengirimnya kemari dan membuat hidup Isabella bagaikan berada di neraka.
Namun perasaan simpati yang Darcy rasakan terhadap Isabella tidak sebesar perasaan takut dan respect Darcy terhadap Judas, Judas memang kejam dan telah menghabisi banyak orang namun Judas juga sudah menyelamatkan banyak orang dan Darcy adalah salah satunya.
Judas telah memungut orang-orang terbuang dan menjadikan mereka sesuatu yang berguna, tempat bernaung, pekerjaan, dan harta berlimpah, asalkan setia dan melakukan tugas sesuai perintahnya.
Judas tak pernah membunuh dan menghukum tanpa alasan, entah jika pada Isabella, Darcy tidak terlalu mengetahui soal mereka, tapi sepengetahuan Darcy, Judas tidak pernah menghukum orang yang bekerja padanya tanpa alasan yang jelas, tanpa kegagalan dan kekecewaan yang datang dari anak buahnya.