Epilog 2

26.9K 1.6K 267
                                    

[Epilog 2 : Theodore]

Jika saat mengandung Audrey, Isabella tidak begitu mengalami kesulitan meski butuh waktu 4 tahun untuk bisa membuat Isabella mengandung Audrey saat itu, 4 tahun mereka melakukan seks tanpa pengaman hingga akhirnya Audrey tumbuh di perut Isabella.

Diantara kehamilan Isabella dengan Caspian, Audrey dan yang kali ini, yaitu Theodore, yang namanya sudah Isabella tentukan sejak ia mencurigai dirinya sendiri tengah mengandung.

Theodora jika perempuan dan Theodore jika laki-laki, dan bulan lalu saat Isabella melakukan pengecekan rutinnya, Theresa memberitahu Isabella dan Judas bahwa kali ini calon anak mereka adalah laki-laki.

Nama yang memang sudah lama Isabella pikirkan setelah Theresa mengatakan kepada Isabella ketika Isabella usai melahirkan Audrey bahwa kemungkinan Audrey akan jadi anak satu-satunya Isabella, untuk bisa mengandung kembali kemungkinan sangat-sangat kecil.

Mengingat apa yang telah terjadi pada Isabella saat Isabella pertama kali mengandung dan kehilangan anak pertamanya.

Mengandung Theodore sangatlah sulit, Isabella lebih sering berbaring di ranjang karena kehilangan banyak tenaganya akibat muntah, dan pendarahan.

Theresa berkali-kali memprediksi Theodore tidak akan bertahan, namun Theodore tampaknya keras kepala, tetap hidup dalam perut Isabella meski Isabella telah kurus kering, telah kehilangan kesadarannya berkali-kali dan mengalami pendarahan.

Mungkin faktor pikiran juga jadi pendorong besar yang membuat kehamilan Isabella kali ini kerap bermasalah, lantaran putri mereka Audrey didiagnosa mengidap penyakit lupus di saat yang bersamaan.

Semua bermula dari Audrey yang mengalami kelelahan ekstreme hanya dengan bermain, pipinya mudah memerah tanpa sebab, dan ketika berada di sinar matahari yang terik, kulit Audrey mengalami ruam yang membuat Audrey menangis karena tak tahan dengan rasa gatalnya.

Dan yang paling parah hingga membuat Judas kalang kabut adalah ketika Isabella pendarahan, saat itu juga Audrey mengalami kejang, fokus Judas terbagi, Judas jarang terlihat panik namun kali itu Isabella seolah merasa darah menghilang dari tubuh Judas, wajahnya pucat dan ujung jari Judas gemetar saat menahan agar Audrey tidak menggigit lidahnya sendiri selama kejang, sedangkan mata Judas kerap berpindah menatap Audrey yang kejang dan pada Isabella yang sedang dibopong Nicholas untuk mendapatkan penanganan Theresa akibat pendarahannya.

Berada di posisi itu seolah lebih mengerikan dibanding terjun melakukan misi tanpa memiliki skill apa-apa.

Judas mengurangi waktu yang ia gunakan untuk menjalankan bisnis kotornya, melimpahkan hampir separuh tugasnya pada Nicholas karena Judas fokus pada Audrey dan juga Isabella.

Beruntung Audrey tidak sedang kambuh saat Isabella melahirkan Theodore yang lahir lebih awal dari prediksi, meski lahir lebih awal, Theodore lahir dalam keadaan sehat, tangisan Theodore begitu menggelegar lebih keras dari tangisan Audrey ketika Audrey lahir.

Judas memangku Audrey saat mereka menemani Isabella yang tengah menyusui Theodore, Audrey bersandar di dada Judas namun pandangannya tertuju ke arah Ibunya.

“Kenapa Theodore keriput? Dia seperti kakek-kakek.” komentar Audrey seraya memperhatikan wajah adik laki-lakinya itu yang masih memerah dan berkeriput khas bayi baru lahir. “Dia juga rakus.” tambah Audrey seraya memperhatikan adiknya yang menyusu dengan lahap.

“Semua bayi lahir dengan kulit seperti itu, kulitnya akan berubah nantinya, kau juga sama rakusnya saat kau masih bayi.” balas Isabella pada Audrey, ia mengulurkan tangannya mengusap alis Audrey yang sempat menukik ke bawah, berkerut karena perasaan bingungnya.

Audrey mendongakkan kepalanya ke atas, menatap Judas yang memangkunya. “Apa benar itu Daddy? Apa saat Dree lahir Dree juga berkeriput seperti nenek-nenek?”

“Tidak, Mummy berbohong, saat kau lahir kau sangat cantik, tidak mirip nenek-nenek sama sekali.” Judas mengecup puncak kepala Audrey, dan menahan tangan Audrey yang hendak menggaruk lengannya sendiri yang terdapat ruam. Mengusap ruam di lengan Audrey dengan jarinya yang kasar secara perlahan.

Ketika Judas menatap Isabella, pandangan mereka bertemu, meski tanpa bicara satu sama lain, mereka bisa mengerti isi pikiran satu sama lain, keduanya khawatir dengan keadaan putri mereka.

***

Isabella memijit pelipisnya yang terasa pening, “Apa kau sudah dengar kabar dari Louise? Audrey membuat masalah dan enggan untuk pulang, kalau bukan karena aku malas kembali ke kota di mana masa lalu ku berada, mungkin aku sudah menyeret Audrey pulang dengan tangan-ku sendiri.”

Judas yang baru saja kembali dan tengah membuka kemeja hitamnya itu menoleh ke arah Isabella, rambut Judas yang semula hitam kini sudah terdapat beberapa rambut putih, bahkan pada kumis dan juga jenggotnya yang sengaja ia biarkan tumbuh dan tak ia cukur habis, Judas selalu meminta Isabella untuk menggunting kumis dan jenggotnya, menyisakan beberapa senti yang sering ia usap setiap kali pikirannya kacau karena kelakuan dua anak mereka.

Audrey yang sering berkeliaran dari satu negara ke negara lain, juga Theodore yang secara ajaib justru bersahabat dengan anak Nicholas yaitu Nikolai.

“Apa aku harus turun tangan dan menjemputnya? Aku tidak suka dia pergi jauh, tapi jika dia menginginkan Damian maka aku akan dengan senang hati mendukungnya menghancurkan pernikahan Damian.”

Isabella memukul bahu Judas kesal, “Kau tahu bukan itu yang sebenarnya Audrey inginkan, Audrey hanya mencari perhatian Louise, yang Audrey sukai itu Louise. Aku yakin dengan penilaian-mu yang tajam itu kau juga pasti menyadarinya.”

Judas menghela nafas berat, “Louise tidak memiliki perasaan yang sama, Audrey hanya akan patah hati nantinya, dan Audrey berhak mendapatkan yang terbaik, lebih baik dari Louise.”

“Tapi Louise lah yang Audrey inginkan.”

Judas berbaring di samping Isabella, memejamkan matanya seraya menarik Isabella ke dalam pelukannya, “Entah sampai kapan, bisa saja esok atau mungkin lusa, atau tahun depan perasaan itu akan hilang tanpa bersisa. Audrey hanya terobsesi terhadap Louise karena Louise adalah satu-satunya teman yang dia miliki.”

“Tapi jika Audrey tetap menginginkan Louise dan Louise juga menginginkan Audrey, apakah kau akan membiarkan mereka bersama?” tanya Isabella seraya menenggelamkan wajahnya di dada Judas.

“Louise tidak pantas untuk Audrey, tapi jika Audrey menginginkannya maka aku akan memberikannya. Permasalahannya bukan pada Audrey sekarang tapi pada putra-mu, dia masih 13 tahun tapi dia dan putra Nicholas telah mencuri data rahasia milik orang-orang penting yang ku simpan dan menggunakannya untuk memeras mereka, ku rasa harapan-mu untuk memiliki anak yang baik hati dan berbudi luhur tidak tercapai.”

Isabella berdecih dan memukul dada Judas, “Dan kau bangga dengan hal itu bukan? Kau senang setiap kali kau mengajari Theodore banyak hal, termasuk saat menggunakan senjata api dan bela diri, kau melakukan semua yang dulu tidak kau dapatkan dari Ayahmu pada Theodore.”

Judas tak menjawab, memilih mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Isabella. “Let's just sleep.”

Cerita Judas usai sampai di sini, terima kasih sekali lagi karena sudah membaca cerita ini sampai sejauh ini.

Jika berminat silahkan baca cerita selanjutnya dari seri The Dark Romance series yang berjudul SHATTERED. Cerita dari side character Dalton dan Jane.

 Cerita dari side character Dalton dan Jane

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JUDAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang