PROLOG

4.8K 222 16
                                    

Ini akun kedua dari Sepenggal_Luka

Bagi yang sudah pernah membaca HARLEY TITANIC, mohon maaf sekali, cerita resmi dihapus dan akun sebelumnya resmi di nonaktifkan.

Ini akan menjadi cerita kedua saya.
Saya berharap cerita kali ini akan langgeng dan selesai hingga tahap akhir.

Terimakasih.

| SELAMAT MEMBACA |

🕰️🕰️🕰️

Milyaran manusia berdiri menunggu giliran. Tanpa busana tanpa alas kaki, ditemani matahari yang jaraknya hanya sejengkal di atas kepala. Bermandikan peluh, diliputi rasa takut yang sulit dideskripsikan.

Inilah Padang Mahsyar, panasnya sulit didefinisikan--sebuah tempat tanpa batas yang hanya dipenuhi tanah lapang yang tandus. Di tempat ini, tidak ada naungan, tidak ada tempat teduh, selain panas yang begitu membakar, seolah ada api  yang menari-nari menggerus setiap jiwa.

Matahari, yang teramat dekat, sejengkal di atas kepala, menggantung dengan begitu kejam. Begitu terik, seakan tak ada ruang untuk bernapas. Seakan tak membiarkan milyaran ruh itu mendapatkan kesejukan barang secuil.

Semua yang ada di sana--ratusan juta manusia, dari sejak bumi diciptakan, dari sejak kelahiran anak cucu Adam--semuanya dikumpulkan menjadi satu, membanjiri tanah tandus dengan berbagai wujud yang tak masuk akal.

Seakan mereka dikumpulkan untuk merasakan penantian yang panjang, tanpa batas waktu.

Terpaku, terendam dalam peluhnya sendiri, tubuh-tubuh yang lelah, wajah-wajah yang pucat, raut putus asa, pasrah, gelisah, menyesal... semua itu tercetak jelas.

Mereka sibuk mengingat dosa, mereka sibuk berputus asa, mereka sibuk meraung meminta ampun, mereka sibuk memohon dihidupkan kembali--mereka semua sibuk.

Sibuk dengan masalahnya sendiri, sibuk menangis dan menyesal, sibuk berharap kepada Tuhan untuk datangnya kesempatan kedua.

Namun, tidak semuanya merasakan hal yang sama. Yang berdosa, yang penuh maksiat, benar-benar merasakan panas yang membakar daging dan jiwa, seolah tubuh mereka dipanggang hidup-hidup oleh api yang tak terlihat.

Keringat menetes deras, tak henti-hentinya, membenamkan tubuh mereka dalam kubangan keringat itu sendiri. Wajah mereka seakan meleleh oleh panas, kulitnya serasa terkelupas, bibirnya pecah-pecah.

Ada yang perutnya membesar, berdenyut-denyut tak terkendali, dengan belasan kelabang menggerogoti.

Ada yang wujudnya aneh, seolah tak lagi manusia, berubah menjadi bentuk yang sangat menyeramkan--wajahnya seperti binatang buas, tangan dan kakinya terbelah tak beraturan.

Begitu menjijikkan.

Namun, ada juga yang bercahaya. Ada yang bersinar terang, begitu cemerlang, seperti bintang di langit malam, tanpa celah yang mampu menyembunyikan cahaya mereka yang bersumber dari ketakwaan mereka pada Tuhan-Nya.

Mereka semua berdiri rapi, berjajar tanpa gerakan selain kicau mulut yang mencecar tanpa kenal lelah, menunggu giliran untuk maju dan dipertontonkan segala amal perbuatan, dari yang terkecil hingga yang terbesar, dari saat mereka lahir hingga wafat.

SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang