Ceritanya, mau maraton nulis tiga bab sekaligus. Tapi ternyata, otakku udah panas minta di charge.
Baru pagi ini bisa update lagi. Kalian jangan bosen-bosen ya, baca cerita ini. Xixixi...
°°°
| SELAMAT MEMBACA |
Bulan memilih pergi, digantikan Matahari yang tersenyum cerah pada pagi hari ini. Embun menetes membasahi rerumputan, angin sepoi-sepoi mengintip dari celah jendela.
Didepan cermin kamar, Gala memandang puas pantulan dirinya. Jika dimulai dari puncak kepala, terlihat rambut Gala yang acak-acakan. Mengingat hari ini dirinya dan Teresa akan sekolah, seragam khas Greenland sudah melekat apik di tubuhnya menambah kesan wow.
Kemeja hitam lengan panjang dipadu celana berwarna senada membalut tubuh Gala, dengan dasi maroon bergaris hitam dan vest (rompi) cokelat jenis jas yang memberi kesan mahal, dilengkapi tiga pasang kancing asli emas di bagian depan.
Lalu untuk aksesories, sekolah menyediakan lapel pin bross lambang Rajawali yang menempel cantik di antara kerah, sebuah ikat pinggang, dan ID Card yang menyelip di saku celana. Untuk masalah sepatu, Gala memilih mengenakan keats putih dan kaos kaki hitam semata kaki.
Sentuhan terakhir, Gala menyemprotkan parfum di beberapa titik nadi lantas menyambar blazer diatas kursi dan melangkah keluar kamar ditemani ransel yang bertengger manis di bahu kiri.
Melirik sekilas arloji perak di pergelangan kanan, kaki jenjang Gala berbelok ke kiri menuju kamar Teresa. Sudah dua jam lamanya mahluk itu tidak terlihat. Mungkin saja sedang simulasi mati.
"You're crazy? " Gala melangkah masuk. "Dua jam berlalu, dan lo masih di tahap make up? Berapa lama lagi gue harus nunggu, fucking bitch Teresa?" Gala frustasi, matanya naik turun mengamati penampilan mahluk di depannya.
Tidak jauh berbeda sebenarnya dengan seragam yang ia pakai. Hanya saja, sebagai siswi, Teresa diharuskan memakai rok yang bahkan panjangnya tak mampu menutupi paha mulus si empu.
Jangan lupa Combat Boots hitam bergerigi dengan hak setinggi 3 cm yang membalut kaki jenjang gadis itu.
"Kamu itu nggak tau seribet apa cewek. Jadi mending diem." Bukannya mencoba paham, Gala justru mengacak surai Teresa yang sebagian diikat menggunakan pita.
"Babu sialan." Gala keburu dongkol jika harus menunggu.
Ini sudah jam berapa, hah?! Sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi dan Teresa--
Argh!Shit.
"Rambut aku, Gala!Dasar majikan babi!" Pada akhirnya Teresa mengumpat. Hal itu menyulut emosi Gala yang memang sudah bergerumul di kerongkongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBATAS FIGURAN
FanfictionBagaimana rasanya membuka mata di dalam liang lahat? Dengan tubuh dibungkus rapat oleh lembaran kain kafan, dengan hidung dan telinga yang disumbat butiran bola kapas. Harley Titanic, duda tampan 45 tahun dengan catatan kriminal terbanyak semasa hid...